Sasaran kita sekarang ialah membahas tanggapan manusia terhadap apa
yang telah Allah perbuat bagi manusia
Tanggapan ini mempunyai dua aspek :
1.
Berhubungan dengan manusia
sebagai pribadi
2.
Manusia yang bersekutu
Bagian tentang kehidupan Kristen ini akan dibagi menjadi lima bab
yaitu
1.
Tahap-tahap awal (
Pertobatan, iman, pengampunan)
2.
Anugerah, ( sarana-sarana ,
pemilihan, predistinasi, ketekunan
3.
Hidup baru dalam Kristus (
wawasan kemanusiaan baru )
4.
Pengudusan
5.
Hukum
1. Kitab-kitab Injil Sinoptik
a. Pertobatan
Dalam semua kitab injil sinoptik pelayanan
Yesus disajikan sebagai suatu kelanjutan dari misi Yohanes pembaptis. Dalam
memperkenalkan misi Yesus, Yohanes menyerukan kepada orang banyak agar “
bertobat” dan seruan ini diulangi oleh Yesus pada permulaan pelayanan-Nya. (
Mrk 1 : 14 dst; Mat 4 : 17 )
Tentang pertobatan pandangan Yesus berbeda
dengan pandangan Yahudi, orang Yahudi menghubungkan pertobatan dengan taurat,
sehingga berarti mendobrak ketidaktaatan seraya menganut ketaatan, sementara
pandangan Yesus sama sekali lain, menurut Yesus pertobatan mencakup suatu
perubahan arah yang radikal, bukan hanya dalam perilaku melainkan juga dalam
pemikiran.
Yohanes Pembaptis menghubungkan baptisan yang
dilakukannya dengan pertobatan ( Mat
3 : 1 dst, Mrk 1 : 4; Luk 3 : 3 ).
Ketika Yesus mengutus keduabelas murid-Nya
mereka menyampaikan amanat pertobatan yang sama ( Mrk 6 : 22 ).
Yesus menyatakan bahwa Ia datang bukan
memanggil orang yang benar, tetapi orang yang berdosa, supaya mereka bertobat (
Luk 5 : 32 )
Ia memperingatkan pendengar-Nya bahwa kalau
mereka tidak bertobat maka akan mengalami nasib yang sama dengan orang-orang
Galilea yang disembelih Pilatus dan orang-orang mati tertimpa menara dekat
siloam ( Luk 13 : 1 dst ).
Dalam perumpamaan-perumpamaan pada Lukas 15
peristiwa pertobatan merupakan sukacita di sorga ( Luk 15 ; 7,10 ).
Orang kaya dan Lazarus yang miskin, bahwa
manusia akan bertobat sekiranya seseorang dari antara orang mati datang
meyakinkan dia ( Lukas 16 : 30 ).
Tuntutan Yesus bahwa murid-murid-Nya harus
bersedia mengampuni setiap kali seseorang yang menyesali kesalahannya ( Luk 17
: 1-4 ).
Dalam amanat terakhir Yesus, berita pertobatan
dan pengampunan dosa haruslah disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari
Yerusalem ( Luk 24: 46-47).
Dari bukti diatas, jelas bahwa pertobatan
dianggap sebagai suatu prasayarat hakiki bagi mereka yang ingin menjadi
pengikut-pengikut Yesus, dan merupakan suatu kewajiban bagi seluruh orang.
Sebelum seseorang bertobat, ia tidak akan menyadari jika ia membutuhkan
keselamatan.
Ada dua aspek dari pertobatan, yaitu berbalik menjauhi dosa, lalu
berpaling kepada Allah.
b. Iman
Dalam semua bagian PB tempat utama diberi
kepada iman, atau kepada tindakan percaya, penggunaan kata “ Iman” yang khas
Kristen, yaitu dengan pengertian “menyerahkan diri kepada Kristus”
Iman dilihat-Nya sebagai alat untuk melihat
hal-hal yang tidak mungkin ( Mrk 9 : 23 ). Misi Yesus didasarkan pada keyakinan
bahwa apa yang Allah harapkan dari manusia adalah tidak mungkin terwujud
melalui upaya manusia, tetapi dapat mungkin bila iman menghubungkan manusia
dengan rencana penebusan ilahi, ajran mengenai hal-hal yang “ tidak mungkin”
ini hanya bisa terpahami bila kita mengerti bahwa ia berpusat pada tokoh yang
dikenal “ Yesus Kristus” di dalam Kristuslah Allah melakukan hal-hal yang tidak
mungkin.
Pengampunan
Dosa yang merupakan hal penghalang bagi manusia
dalam persekutuannya dengan Allah adalah hal yang cukup mendasar dalam ajaran
PB tentang manusia. langkah-langkah awal kearah pemulihan persekutuannya dengan
Allah harus memberi tempat pada pengampunan dosa.
Menurut Yesus sendiri, Ia sebagai Anak Manusia
mempunyai hak untuk mengampuni dosa, walaupun ini dianggap orang yahudi hanya
hak Allah ( mrk 2 : 10 ).
1.
Kesimpulan pengajaran
Sinoptik tentang pengampunan dalam empat pernyataan pokok 1. Tersirat kesediaan
Allah untuk mengampuni, walaupun lebih banyak diakatakan tentang tugas manusia
untuk saling mengampuni
2.
Dipandang bahwa pertobatan
mendahului pengampunan dan pengampunan itu harus dibarengi dengan semangat
mengampuni.
3.
Terdapat hubungan antara
karya Kristus dan pengampunan walaupun hanya sekali dikatakan bahwa kematian
Kristus terjadi demi pengampunan dosa.
4.
Pengampunan kelihatan selalu
berhubungan dengan dosa, atau dosa-dosa, atau hutang bukan kepada pembaharuan
walaupun banyak yang terakhir ini berasal daripadanya.
2. Tulisan-tulisan Yohanes
a. Iman
Injil Yohanes lebih memperlihatkan tuntutan
Yesus kepada murid-murid-Nya agar beriman kepada-Nya. Iman itu sama jenisya
dengan iman kepada Allah. ( Yoh 14: 1; 14:10).
Hal memulai kehidupan Kristen kadang-kadang
diungkapkan dalam istilah-istilah seperti menerima Dia ( Yoh 1 : 12) atau
mendengar suara-Nya secara efektif ( yoh 5 : 24; 6: 45; 8: 43;12: 47;18: 37
), melihat Dia ( Yoh 6 : 40;12:45)
belajar kenal akan Dia ( Yoh 14 : 7,9;17:23 ).
b. Pengampunan
Hanya ada satu pernyataan dalam Injil Yohanes
tentang pengampunan ( yoh 20 : 22;20 : 23).
Surat I Yohanes menjelaskan bahwa pengampunan ilahi
merupakan kebutuhan yang terus menerus
bagi orang percaya ( I Yohanes 1: 9).
c. Kelahiran Kembali
Ciri Khusus dari pengajaran dalam injil Yohanes
berkenaan dengan kelahiran baru dalam Yohanes 3. Dalam arti rohani, maksud-Nya
tidak segera dimengerti ( Yoh 3 : 4). Kelahiran “ baru” karya Roh Kudus ( Yoh 3
: 5 ).
Wawasan kelahiran baru pertama kali
diisyaratkan dalam Yohanes 1 : 12;1: 13). Dan juga dalam surat 1 Yohanes ( 1
Yoh2: 29:3:9;4: 7;5: 4;5:18), kelahiran baru membuat orang mengenal Allah ( 1
Yoh 4 : 7), mengalahkan dunia melalui iman ( 1 Yoh 5:4).
Kelahiran baru disebut juga dalam tiga kitab
yang lain dalam PB, yaitu dalam Titus 3 ; 5, 1 Ptr 1: 23,Ykabus 1: 18).
Tidak ada tempat dalam teologia PB bagi
pandangan bahwa manusia dapat melahirkan kembali dirinya sendiri dengan cara
mengembangkan kemampuannya yang terpendam.
3.Kisah Para Rasul
a. Pertobatan
Pada hari pentakosta “hati mereka sangat
terharu” Petrus menasehati mereka agar “bertobat dan memberi diri dibaptis
untuk pengampunan dosa” Kis 2: 38 hubungan pertobatan dengan pengampunan Kis 3:
19). Kis 5: 31 dalam Kisah 11: 18 Petrus menyatakan bahwa Allah telah
mengaruniakan “ pertobatan yang memimpin kepada hidup”.
b.Iman
Dalam Kisah Para Rasul hal memperlihatkan iman
sebagai berdampingan dengan pertobatan, persekutuan Kristen itu disebut “ semua
orang yang telah menjadi percaya” ( Yun, Hoi Pisteuontes, Kis 2 : 44
bnd 4: 4,32; 9:42; 11: 21; 14: 23). tentang objek iman, kadang-kadang itu
disebut Tuhan Yesus Kristus atau Tuhan ( Kis 11 :
7;,14,23;23:16:31;19:4;20:21;24:24). kadang-kadang Firman yang diberitakan ( kis 4;4;17: 11-12) dan kadang-kadang tidak disebut ( Kis 4: 32: 19:
18). Seseorang “penuh iman” ( Kis 6: 5;11: 24). “Membuka pintu kepada iman” penerimaan
orang-orang bukan Yahudi ke dalam persekutuan Kristen ( Kis 14 : 27).
c. Pengampunan
Hubungan antara iman dan pengampunan terdapat
dalam Kisah 10 : 43 pengampunan sebagai penghapusan dosa terlihat sebagai suatu
pengantar kepada “ waktu kelegaan” ( Kis 3 : 19). pengampunan datang melalui
Yesus Kristus ( Kis 13 :38).
4. Paulus
a. Pertobatan
Dalam II Korintus 12 ; 21 Paulus prihatin bahwa
beberapa warga Jemaat Korintus belum bertobat. dalam Roma 2 : 4 dia menantang
pembaca-pembacanya untuk mengingat bahwa kemurahan Allah dimaksudkan untuk
menuntun kepada pertobatan. pernyataan yang paling jelas tentang pertobatan
muncul dalam II Korintus 7: 9-10.
Paulus memandang pertobatan sebagai syarat
mutlak jika seseorang ingin hidup secara berkesinambungan dalam persekutuan
umat yang ditebus.
b. Iman
Iman merupakan pusat pengalaman Paulus maupun
teologinya. perolehan keselamatan baginya semata-mata dihasilkan “ oleh iman”
kadang-kadang Paulus menggunakan istilah pistis dalam arti kesetiaan Allah ( Rm
3: 3; I Kor 1: 9; 2 Kor 1: 18; 2 Tim 2 ; 13. “ Ia yang memanggil kamu adalah
setia, dan Ia juga akan menggenapinya” ( I Tes 5 : 24 ). berdasarkan kesetiaan
Allah ini, dalam surat-surat penggembalaan terdapat ucapan-ucapan yang dapat
dilukiskan sebagai “ benar dan patut diterima” ( I Tim 1: 15;3:1;4:9; 2 Tim 2: 11; Tit. 3: 8).
Berdasarkan latar belakang kesetiaan Allah inilah
penggunaan kata pistis oleh paulus bagi iman manusia kepada Allah harus
ditelaah.
Iman pada hakikatnya berarti menerima amanat
Allah, yaitu tanggapan manusia kepada pemberitaan injil. ( I Kor. 1 : 21; ef 1
: 13). iman timbul dari pendengaran ddan pendengaran oleh firman Kristus ( Rm
10: 17 ). dan bukti adanya tanggapan berdasarkan iman terletak pada pengakuan
dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan ( Rm 10 : 8 ).
c. Pengampunan
Kata benda afesis ( Pengampunan ). hanya dua
kali muncul dalam surat Paulus dalam bentuk ucapan yang sejajar.
1.
Efesus 1 : 17 “ Didalam Dia
dan oleh Darah-Nya kita beroleh penubsan yaitu pengampunan dosa.
2.
Kolose 1 : 4. Didalam Dia
kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa”.
5. Surat Ibrani
a. Pertobatan
Gagasan ini muncul tiga kali
I.
Yang Pertama ditemukan dalam
Ibrani 12 : 17 berhubungan dengan penolakan terhadap Esau yang walaupun ia
bertobat tidak menemukan peluang untuk melakukannya ( secara harafiah, tidak
ada tempat pertobatan. artinya bahwa Ia tidak mendapat kesempatan untuk
membalikkan suasana yang telah diciptakan oleh dosanya sendiri.
II.
Yang kedua, terdapat dalam
Ibrani 6. Soal kemurtadan, pada Ibrani 6 : 1 para pembacanya dinasehati agar
jangan meletakkan lagi “ dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia.
( bnd Ibr 9: 14).
III.
Yang Ketiga Ibrani 6 : 4, Merupakan pernyataan yang lebih
sulit tentang pertobatan.
b. Iman
Penulis Ibrani memahami iman sebagai dasar dari
segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita
lihat ( Ibrani 11 ; 1 ).
Penulis menuliskan daftar perbuatan-perbuatan
yang luar biasa dari orang-orang beriman, penulis mengakui bahwa tanpa kita
orang-orang ini tak dapat sampai kepada kesempurnaan ( Ibr 11: 40 ). dan Yesus
adalah perintis dan penyempurna iman kita ( Ibr 12 : 2 ).
Orang-orang Ibrani diimbau menjadi “ pencontoh
mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan
Allah” ( Ibrani 6 : 12 ). Tema “ Mencontoh iman” ( Ibrani 13 : 7 ). Nasehat
untuk berpegang teguh ( bnd Ibrani 3 : 6; 10: 23 ).
terdapat gambaran yang mencolok tentang akibat-akibat dari ketidak
percayaan dalam ibrani 3 dan 4 ketidak percayaan menghalangi orang Israel masuk
kedalam perhentian yang dijanjikan.
c. Pengampunan
Surat Ibrani ini memusatkan pada pendekatan manusia terhadap Allah.
Pengampunan disebut dua kali
( Ibrani 9 : 22; 10 : 18 ).
I.
Menghubungkan dosa dengan
pencurahan darah, sistem kurban
II.
Bahwa dimana dosa diampuni (
Seperti dalam PB, bnd Yer 31 : 33-34). Tidak diperlukan kurban apapun bagi
dosa.
6. Surat-surat lain
Bukti dari surat-surat Yakobus, Yudas, dan Petrus akan
dikelompokkan menjadi satu.
a. Pertobatan
Tema ini muncul dam II Ptr 3 : 9, yang
menekankan kerinduan Allah bahwa semua orang akan mencapai pertobatan
Walaupun pertobatan tidak disebut Yakobus,
namun ia memuji mereka yang membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang
sesat ( Yak 5 : 20 ). yang menyinggung soal pertobatan.
b. Iman
Yakobus mengakui bahwa para pembacanya “
beriman kepada Yesus Kristus, ( Yak 2 : 1 ), Perlu diuji ( Yak 1 : 3), meminta
didalam iman jangan bimbang ( Yak 1: 6 ). Doa yang lahir dari iman dapat
menghasilkan penyembuhan ( Yak 5 : 15 ).
Yakobus 2 ; 14-26. Karena menyorotkan perbedaan
gagasan Yakobus dan Paulus tentang iman. banyak orang menganggap dua penulis
tersebut bertentangan, karena Yakobus disangka mendasarkan keselamatan atas
perbuatan dan bukan atas iman.
Jenis perbuatan yang diperbincangkan Yakobus
ialah perbuatan yang berasal dari iman yang sejati. Kata kunci dalam nats ini
adalah Yoh 2 : 24 .
c. Pengampunan
Dalam surat-surat ini hanya ada satu acuan khas
kepada pengampunan, Yakobus 5 : 15.
Dalam I Ptr terdapat gagasan belas kasihan ( I
Ptr 2 : 10 ), baik II Ptr maupun yudas tidak menyebut pengampunan ataupun belas
kasihan, tetapi Yudas berbicara tentang kuasa Allah untuk membawa umat-Nya
dengan tak bernoda dihadapan kemuliaan-Nya ( Yudas 1 : 24 ).
7. Kitab Wahyu
a. Pertobatan
Dalam kitab wahyu gagasan pertobatan muncul tak
kurang dari sepuluh kali. Enam dari antaranya dalam pesan-pesan kepada
jemaat-jemaat dalam Wahyu 2 dan 3 hany dua jemaat yang luput dari nasihat agar
bertobat yaitu Smirna dan Filadelfia.
b. Iman
Iman kitab Wahyu kata pistis berarti “
Kesetiaan” Kristus sendirilah “ saksi yang setia” ( Why 1 : 4;3: 14). Ia
disebut “ yang Setia dan yang benar”. ( Why 19 : 10 ). Firman-Nya seluruhnya
tepat dan benar ( Why 21: 5; 22 : 6 ). Jemaat dinasehati agar setia ( Why 2 ;
10 ) atau digambarkan sebagai yang setia ( Why 2 : 13, Bnd 17 : 14 ). Ia
dikaitkan dengan kasih ( Why 2 : 19 ), dan dengan ketabahan ( Why 13 : 10; 14:
12 ). Ia digambarkan sebagai Iman kepadaKu ( Why 2 : 13) dan Iman kepada Yesus
( Why 14 : 12 ).
c. Pengampunan
Wawasan ini tidak muncul dalam kitab Wahyu,
tetapi boleh jadi tersirat dalam gagasan tentang jubah orang-orang kudus yang
dicuci dalam darah Anak Domba ( Why 7: 14 ). Umat Allah pastilah mereka yang
sudah. Dibebaskan dari dosa-dosa mereka ( Why 1 : 15).
Kitab ini lebih memantulkan tema penghakiman
atas kejahatan daripada rencana Allah bagi manusia berdosa.
Harap Tinggalkan Komentar Anda
BalasHapus