Kurikulum
Sekolah Minggu sebuah gereja adalah faktor penting yang mempengaruhi kualitas
Sekolah Minggunya, Komisi Sekolah Minggu adalah sebuah jemaat maka
sekurang-kurangnya seorang Gembala harus turut menuntut kurikulum yang rapi
berarti ada pedoman yang pasti bagi guru. Sesudah menyelesaikan pelajaran yang
satu ia segera dapat mengetahui pelajaran berikutnya. Dengan adanya kurikulum
yang rapi maka ia juga menguntungkan pihak murid karena mereka akan mendapatkan
pelajaran yang teratur dan intensif, hal ini akan mengurangi kemungkinan sebuah
cerita didengar berulangkali. Banyak program dapat disusun, direncanakan dalam
penyusunan kurikulum.
Berikut
ini akan kita lihat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam hal menyusun
kurikulum untuk sekolah minggu, hal yang pertama yang tidak boleh terlupakan
ialah tujuan Sekolah Minggu.
1.
Tujuan kita mengajar Sekolah Minggu ialah :
a.
Membimbing anak untuk diselamatkan
Dalam
injil Yohanes 18 dikatakan bahwa tidak ada seorangpun yang melihat Allah.
Sedangkan
dalam Yohanes 17 : 3 dikatakan bahwa hidup kekal itu diperoleh dari mengenal
Allah dalam Yesus Kristus artinya manusia tidak dapat mengenal Allah diluar
Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah wujud Allah bagi manusia, Ia adalah Allah
sendiri yang menjelma menjadi manusia. Manusia tidak mungkin mengenal Allah
tanpa mengenal Yesus lalu bagaimanakah makna kematian dan kuasa kebangkitan-Nya.
b.
Membimbing anak untuk mengenal Alkitab
Alkitab
adalah firman Allah dan kita dapat menuntun anak-anak untuk mengenal
sifat-sifat Allah, mengenal perbuatan-perbuatan Allah, tindakan Allah, bahkan
Allah sendiri dalam Yesus Kristus, juga banyak sekali terdapat kebenaran di dalam
Alkitab yang perlu diajarkan kepada anak-anak pada kondisi yang sedini mungkin.
Contoh yang sangat sederhana ialah menghormati orang tua, guru, Gembala jemaat
serta hidup sopan dalam masyarakat. Sering sekali kita temukan adanya guru
Sekolah Minggu yang suka menyampaikan cerita dongeng dan lain sebagainya, maka
perlu dipertanyakan apakah tujuan guru tersebut bercerita kepada anak-anak
tentang dongeng itu.
Gereja
tidak mempunyai tujuan agar Sekolah Minggu mengenal cerita tokoh dongeng, namun
tujuan kita adalah mengenal Allah dan menerima keselamatan dari-Nya dan
sumbernya adalah Alkitab.
c.
Menanamkan pengajaran dalam diri anak tentang Tuhan.
Hamba
Tuhan, Guru sekolah Minggu, dan orang tua murid mengharapkan agar anak
sekolahnya itu menerima pengajaran yang baik dan benar. Agar program Sekolah
Minggu tidak mengecewakan, ketua Sekolah Minggu harus berhati-hati dalam membuat
program, harus mempertimbangkan tujuan kurikulum yang akan diterapkan. Tujuan
Kurikulum harus sesuai dengan tujuan Alkitab.
2.
Keadaan Murid
Dalam
penyusunan kurikulum faktor anak atau murid jangan sampai diabaikan,
faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
a.
Umur Murid
Kemampuan
anak menerima makanan jasmani dan rohani berbeda sesuai umur mereka, untuk anak
yang masih kecil, daya serap dan kosentrasi mereka juga kecil, mereka
membutuhkan cara penyampaian cerita sesuai dengan kondisi mereka, sedangkan
bagi anak yang sudah besar, membutuhkan cerita yang padat dan cerita yang padat
untuk memenuhi kebutuhan murid, ada 3 cara perbuatan kurikulum.
-.
Tiap kurikulum untuk tiap-tiap kelompok umur
-.
Satu kurikulum untuk semua murid
-.
Penggabungan dengan cara yang pertama dan cara yang kedua.
b.
Tingkat Pengetahuan rohani Murid
Sebagian
murid Sekolah Minggu ada yang betul-betul tidak pernah mendengar cerita
sebelumnya namun juga yang sudah berulangkali mendengar cerita yang sama. Dalam
keadaan demikian, agar tidak membosankan Sekolah Minggu harus menyusun kurikulum
yang lebih berkualitas dan menekankan hal yang tidak terjangkau dan Sekolah
umum.
3.
Keadaan Guru
Pada
umumnya manusia lebih tertarik, lebih cepat menghafal, lebih senang cerita yang
lucu. seram, atau yang mendebarkan mungkin sebagian guru akan mengomel saat ia melihat
tidak ada dalam kurikulum tidak terdapat cerita favoritnya, guru demikian
biasanya tidak mementingkan anak Sekolah minggu secara keseluruhan untuk
keadaan yang demikian ketua Guru Sekolah Minggu perlu mempertimbangkan
bimbingan kepada guru sekolah Minggu karena sebelum menyuguhkan kepada murid,
maka guru harus terlebih dahulu merasakannya.
4.
Fasilitas dan keuangan
Ruangan
kelas yang cukup menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun kurikulum. Jangan
membuat kurikulum yang tidak terjangkau oleh fasilitas yang tersedia, jangan
juga sampai masalah kemampuan terabaikan, karena faktor ini sering membawa
pengaruh yang cukup berarti jangan menyusun kurikulum yang terlalu boros kalau
keuangan tidak mencukupi.
CARA MENGHIDUPKAN CERITA
Alkitab
adalah fakta bukan cerita, namun Alkitab banyak berisikan cerita karena Allah
berkenan memakai cerita untuk penyampaian firmanNya. Alkitab tidak menekankan
aspek keindahan dan kelengkapan cerita yang terkandung didalamnya melainkan
makna yang dipesankan melaluinya menjadi nyata dalam benak murid-murid yang
perlu dilakukan adalah hal-hal berikut
1.
Jangan mengubah makna dan jalan cerita.
Guru
harus memahami makna cerita dari bagian Alkitab agar dia tidak mengubahnya.
Guru harus ingat bahwa tugasnya hanya menjadikan cerita itu lebih hidup dan
menarik sama sekali tidak berusaha menciptakan cerita guru.
2.
Harus Faktual
Supaya
cerita sesuai dengan fakta maka seorang guru Sekolah Minggu memerlukan data dan
catatan-catatan yang di tulis dalam Alkitab. Guru harus menceritakan dan
merekonstruksikan sebuah cerita Alkitab agar cerita itu sedekat mungkin dengan
keadaan sebenarnya.
3.
Harus Logis
Menghidupkan
cerita dengan menambahkan segala sesuatu yang logis membutuhkan kata dan akal
budi yaitu berusaha mengetahui kejadian sebuah peristiwa setepat-tepatnya
dengan kata yang seringkali tidak lengkap
Persiapan
guru
Urutan
langkah-langkah yang ditempuh :
1.
Berdoa memohon yang ditempuh
2.
Membaca cerita minimal dua kali
3.
Berusaha meringkas dan menyusun urutan-urutan cerita dan mencatat bagian-bagian
pentingnya.
4.
Mencatat hal-hal penting yang perlu
dihafalkan
a.
Nama orang
b.
Nama tempat
c.
Nama benda, dll
5.
Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan
6.
Mempersiapkan kalimat-kalimat pembuka cerita ( ilustrasi )
7.
Mencari puncak klimaks cerita
8.
Mempersiapkan pengajaran-pengajaran yang ingin ditekankan
9.
Mempersiapkan kalimat-kalimat penutup cerita
10.
Menghafal ayat emas yang berhubungan dengan pengajaran
TEKNIK BERCERITA
Teknik
menyampaikan cerita adalah hal terpenting yang harus diperhatikan oleh guru
Sekolah Minggu, jika cara menyampaikannya bagus dan guru Sekolah Minggu
memiliki pengetahuan yang luas serta pintar menyimak isi Alkitab, maka guru
demikian tinggal satu hal lagi dipakai Tuhan, bersandarlah pada Tuhan dan
jangan sekali-kali menyombongkan diri.
Teknik
menyampaikan cerita adalah sebuah keterampilan memadukan suara dengan gerakan
anggota tubuh bersama semua panca indera yang Tuhan berikan, untuk meningkatkan
keterampilan demi mendapatkan hasil yang lebih baik dapat ditambahkan berbagai
alat bantu lain, misalnya : alat peraga
1.
Suara
Pada
hakekatnya semua orang dapat bercerita
namun tidak semua orang dapat bercerita dengan menarik, maka guru pun perlu
variasi suara sebagai berikut :
a.
Variasi bunyi suara, jenis suara yang dapat ditirukan dalam sebuah cerita itu
akan membuat cerita lebih menarik dan hidup misalnya : bunyi binatang, bunyi
senjata, angin, gelombang suara menangis, tertawa, dll
jikalau
dalam cerita terdapat beberapa tokoh yang berbincang-bincang sangat baik kalau
kita dapat menirukan suara untuk membedakan satu dengan yang lain.
Sesuatu
yang sangat menyenangkan bagi anak-anak ketika mendengarkan cerita dari guru
yang dapat mengganti-ganti suara sesuai dengan tokoh ceritanya.
b.
Tinggi rendah suara
Guru
harus dapat membedakan suara panggilan terhadap seseorang yang berjarak dekat
dengan yang berada di tempat jauh, suara seseorang yang ketika berbicara
biasanya juga berbeda ketika orang tersebut tidak marah.
c.
Frekuensi kata-kata
cepat
lambatnya seseorang berkata-kata, sebagian memang merupakan pembawaan dan sebagian
lagi merupakan kebiasaan, namun pembawaan maupun kebiasaan kedua-duanya masih
dapat diatur oleh pemilik suara tersebut, jadi frekuensi mengucapkan kata-kata
itu sangat penting untuk menciptakan suasana, sehingga dapat dihanyutkan
kedalam suasana cerita kita.
2.
Gerakan tangan
Salah
satu alat bantu yang efektif dalam menyampaikan cerita ialah tangan, gerakan
tangan membawa pengaruh yang sangat besar terhadap cerita yang disampaikan
seseorang, gerakan tangan harus sesuai dengan cerita yang kita sampaikann.
a.
Untuk mempertegas ucapan
Tangan
sangat bermanfaat, untuk mempertegas ucapan kita ketika kita berkata puji
Tuhan, Yosua telah menang oleh pertolongan Tuhan, ketika kalimat ini kita
ucapkan dengan tangan terkulai tentu tidak semenarik dibandingkan dengan
diucapkan sambil mengancungkan tangan tergenggam untuk mendapatkan gerakan
tangan yang sesuai dengan perkataan diperlukan latihan agar gerakan tangan dan
perkataan harmonis dan tidak kelihatan lucu dan menggelikan
b.
Sebagai Penunjuk
Tangan
sangat efektif untuk memberikan gambaran pada anak tentang ukuran benda yang
kita ceritakan atau tentang menunjukkan tinggi rendahnya suatu tempat yang kita
maksudkan dalam cerita yang kita sampaikan.
c.
Menciptakan sesuatu
Guru
memakai tangan untuk menciptakan mulut burung yang mengap-mengap, suara kaki
kuda dllnya
d.
Hal-hal yang diperlukan
sesuatu
yang bergerak lebih menarik perhatian daripada yang diam untuk mengatasi
kecanggunga pupuklah rasa percaya diri, karena rasa percaya diri itu mutlak
dibutuhkan agar gerakan tangan kelihatan luwes dan cocok dengan kata-kata.
Trima kasih buat masukannya dlm cara penyampaian firman pada anak skolah minnggu
BalasHapusTeknik ini sangat brmanfaat dan manarik
GBU
Thanks. GBU
BalasHapus