Minggu, 02 Maret 2014

Menyusun Kurikulum Sekolah Minggu

Kurikulum Sekolah Minggu sebuah gereja adalah faktor penting yang mempengaruhi kualitas Sekolah Minggunya, Komisi Sekolah Minggu adalah sebuah jemaat maka sekurang-kurangnya seorang Gembala harus turut menuntut kurikulum yang rapi berarti ada pedoman yang pasti bagi guru. Sesudah menyelesaikan pelajaran yang satu ia segera dapat mengetahui pelajaran berikutnya. Dengan adanya kurikulum yang rapi maka ia juga menguntungkan pihak murid karena mereka akan mendapatkan pelajaran yang teratur dan intensif, hal ini akan mengurangi kemungkinan sebuah cerita didengar berulangkali. Banyak program dapat disusun, direncanakan dalam penyusunan kurikulum.
Berikut ini akan kita lihat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam hal menyusun kurikulum untuk sekolah minggu, hal yang pertama yang tidak boleh terlupakan ialah tujuan Sekolah Minggu.
1. Tujuan kita mengajar Sekolah Minggu ialah :
a. Membimbing anak untuk diselamatkan
Dalam injil Yohanes 18 dikatakan bahwa tidak ada seorangpun yang melihat Allah.
Sedangkan dalam Yohanes 17 : 3 dikatakan bahwa hidup kekal itu diperoleh dari mengenal Allah dalam Yesus Kristus artinya manusia tidak dapat mengenal Allah diluar Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah wujud Allah bagi manusia, Ia adalah Allah sendiri yang menjelma menjadi manusia. Manusia tidak mungkin mengenal Allah tanpa mengenal Yesus lalu bagaimanakah makna kematian dan kuasa kebangkitan-Nya.
b. Membimbing anak untuk mengenal Alkitab
Alkitab adalah firman Allah dan kita dapat menuntun anak-anak untuk mengenal sifat-sifat Allah, mengenal perbuatan-perbuatan Allah, tindakan Allah, bahkan Allah sendiri dalam Yesus Kristus, juga banyak sekali terdapat kebenaran di dalam Alkitab yang perlu diajarkan kepada anak-anak pada kondisi yang sedini mungkin. Contoh yang sangat sederhana ialah menghormati orang tua, guru, Gembala jemaat serta hidup sopan dalam masyarakat. Sering sekali kita temukan adanya guru Sekolah Minggu yang suka menyampaikan cerita dongeng dan lain sebagainya, maka perlu dipertanyakan apakah tujuan guru tersebut bercerita kepada anak-anak tentang dongeng itu.
Gereja tidak mempunyai tujuan agar Sekolah Minggu mengenal cerita tokoh dongeng, namun tujuan kita adalah mengenal Allah dan menerima keselamatan dari-Nya dan sumbernya adalah Alkitab.
c. Menanamkan pengajaran dalam diri anak tentang Tuhan.
Hamba Tuhan, Guru sekolah Minggu, dan orang tua murid mengharapkan agar anak sekolahnya itu menerima pengajaran yang baik dan benar. Agar program Sekolah Minggu tidak mengecewakan, ketua Sekolah Minggu harus berhati-hati dalam membuat program, harus mempertimbangkan tujuan kurikulum yang akan diterapkan. Tujuan Kurikulum harus sesuai dengan tujuan Alkitab.
2. Keadaan Murid
Dalam penyusunan kurikulum faktor anak atau murid jangan sampai diabaikan, faktor-faktor yang harus diperhatikan  adalah sebagai berikut :
a. Umur Murid
Kemampuan anak menerima makanan jasmani dan rohani berbeda sesuai umur mereka, untuk anak yang masih kecil, daya serap dan kosentrasi mereka juga kecil, mereka membutuhkan cara penyampaian cerita sesuai dengan kondisi mereka, sedangkan bagi anak yang sudah besar, membutuhkan cerita yang padat dan cerita yang padat untuk memenuhi kebutuhan murid, ada 3 cara perbuatan kurikulum.
-. Tiap kurikulum untuk tiap-tiap kelompok umur
-. Satu kurikulum untuk semua murid
-. Penggabungan dengan cara yang pertama dan cara yang kedua.
b. Tingkat Pengetahuan rohani Murid
Sebagian murid Sekolah Minggu ada yang betul-betul tidak pernah mendengar cerita sebelumnya namun juga yang sudah berulangkali mendengar cerita yang sama. Dalam keadaan demikian, agar tidak membosankan Sekolah Minggu harus menyusun kurikulum yang lebih berkualitas dan menekankan hal yang tidak terjangkau dan Sekolah umum.

3. Keadaan Guru
Pada umumnya manusia lebih tertarik, lebih cepat menghafal, lebih senang cerita yang lucu. seram, atau yang mendebarkan mungkin sebagian guru akan mengomel saat ia melihat tidak ada dalam kurikulum tidak terdapat cerita favoritnya, guru demikian biasanya tidak mementingkan anak Sekolah minggu secara keseluruhan untuk keadaan yang demikian ketua Guru Sekolah Minggu perlu mempertimbangkan bimbingan kepada guru sekolah Minggu karena sebelum menyuguhkan kepada murid, maka guru harus terlebih dahulu merasakannya.
4. Fasilitas dan keuangan
Ruangan kelas yang cukup menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun kurikulum. Jangan membuat kurikulum yang tidak terjangkau oleh fasilitas yang tersedia, jangan juga sampai masalah kemampuan terabaikan, karena faktor ini sering membawa pengaruh yang cukup berarti jangan menyusun kurikulum yang terlalu boros kalau keuangan tidak mencukupi.













CARA MENGHIDUPKAN CERITA
Alkitab adalah fakta bukan cerita, namun Alkitab banyak berisikan cerita karena Allah berkenan memakai cerita untuk penyampaian firmanNya. Alkitab tidak menekankan aspek keindahan dan kelengkapan cerita yang terkandung didalamnya melainkan makna yang dipesankan melaluinya menjadi nyata dalam benak murid-murid yang perlu dilakukan adalah hal-hal berikut
1. Jangan mengubah makna dan jalan cerita.
Guru harus memahami makna cerita dari bagian Alkitab agar dia tidak mengubahnya. Guru harus ingat bahwa tugasnya hanya menjadikan cerita itu lebih hidup dan menarik sama sekali tidak berusaha menciptakan cerita guru.
2. Harus Faktual
Supaya cerita sesuai dengan fakta maka seorang guru Sekolah Minggu memerlukan data dan catatan-catatan yang di tulis dalam Alkitab. Guru harus menceritakan dan merekonstruksikan sebuah cerita Alkitab agar cerita itu sedekat mungkin dengan keadaan sebenarnya.
3. Harus Logis
Menghidupkan cerita dengan menambahkan segala sesuatu yang logis membutuhkan kata dan akal budi yaitu berusaha mengetahui kejadian sebuah peristiwa setepat-tepatnya dengan kata yang seringkali tidak lengkap
Persiapan guru
Urutan langkah-langkah yang ditempuh :
1. Berdoa memohon yang ditempuh
2. Membaca cerita minimal dua kali
3. Berusaha meringkas dan menyusun urutan-urutan cerita dan mencatat bagian-bagian pentingnya.


4. Mencatat hal-hal  penting yang perlu dihafalkan
a. Nama orang
b. Nama tempat
c. Nama benda, dll
5. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan
6. Mempersiapkan kalimat-kalimat pembuka cerita ( ilustrasi )
7. Mencari puncak klimaks cerita
8. Mempersiapkan pengajaran-pengajaran yang ingin ditekankan
9. Mempersiapkan kalimat-kalimat penutup cerita
10. Menghafal ayat emas yang berhubungan dengan pengajaran













TEKNIK BERCERITA
Teknik menyampaikan cerita adalah hal terpenting yang harus diperhatikan oleh guru Sekolah Minggu, jika cara menyampaikannya bagus dan guru Sekolah Minggu memiliki pengetahuan yang luas serta pintar menyimak isi Alkitab, maka guru demikian tinggal satu hal lagi dipakai Tuhan, bersandarlah pada Tuhan dan jangan sekali-kali menyombongkan diri.
Teknik menyampaikan cerita adalah sebuah keterampilan memadukan suara dengan gerakan anggota tubuh bersama semua panca indera yang Tuhan berikan, untuk meningkatkan keterampilan demi mendapatkan hasil yang lebih baik dapat ditambahkan berbagai alat bantu lain, misalnya : alat peraga
1. Suara
Pada hakekatnya  semua orang dapat bercerita namun tidak semua orang dapat bercerita dengan menarik, maka guru pun perlu variasi suara sebagai berikut :
a. Variasi bunyi suara, jenis suara yang dapat ditirukan dalam sebuah cerita itu akan membuat cerita lebih menarik dan hidup misalnya : bunyi binatang, bunyi senjata, angin, gelombang suara menangis, tertawa, dll
jikalau dalam cerita terdapat beberapa tokoh yang berbincang-bincang sangat baik kalau kita dapat menirukan suara untuk membedakan satu dengan yang lain.
Sesuatu yang sangat menyenangkan bagi anak-anak ketika mendengarkan cerita dari guru yang dapat mengganti-ganti suara sesuai dengan tokoh ceritanya.
b. Tinggi rendah suara
Guru harus dapat membedakan suara panggilan terhadap seseorang yang berjarak dekat dengan yang berada di tempat jauh, suara seseorang yang ketika berbicara biasanya juga berbeda ketika orang tersebut tidak marah.



c. Frekuensi kata-kata
cepat lambatnya seseorang berkata-kata, sebagian memang merupakan pembawaan dan sebagian lagi merupakan kebiasaan, namun pembawaan maupun kebiasaan kedua-duanya masih dapat diatur oleh pemilik suara tersebut, jadi frekuensi mengucapkan kata-kata itu sangat penting untuk menciptakan suasana, sehingga dapat dihanyutkan kedalam suasana cerita kita.
2. Gerakan tangan
Salah satu alat bantu yang efektif dalam menyampaikan cerita ialah tangan, gerakan tangan membawa pengaruh yang sangat besar terhadap cerita yang disampaikan seseorang, gerakan tangan harus sesuai dengan cerita yang kita sampaikann.
a. Untuk mempertegas ucapan
Tangan sangat bermanfaat, untuk mempertegas ucapan kita ketika kita berkata puji Tuhan, Yosua telah menang oleh pertolongan Tuhan, ketika kalimat ini kita ucapkan dengan tangan terkulai tentu tidak semenarik dibandingkan dengan diucapkan sambil mengancungkan tangan tergenggam untuk mendapatkan gerakan tangan yang sesuai dengan perkataan diperlukan latihan agar gerakan tangan dan perkataan harmonis dan tidak kelihatan lucu dan menggelikan
b. Sebagai Penunjuk
Tangan sangat efektif untuk memberikan gambaran pada anak tentang ukuran benda yang kita ceritakan atau tentang menunjukkan tinggi rendahnya suatu tempat yang kita maksudkan dalam cerita yang kita sampaikan.
c. Menciptakan sesuatu
Guru memakai tangan untuk menciptakan mulut burung yang mengap-mengap, suara kaki kuda dllnya
d. Hal-hal yang diperlukan

sesuatu yang bergerak lebih menarik perhatian daripada yang diam untuk mengatasi kecanggunga pupuklah rasa percaya diri, karena rasa percaya diri itu mutlak dibutuhkan agar gerakan tangan kelihatan luwes dan cocok dengan kata-kata.

2 komentar:

  1. Trima kasih buat masukannya dlm cara penyampaian firman pada anak skolah minnggu
    Teknik ini sangat brmanfaat dan manarik
    GBU

    BalasHapus