ANUGERAH ALLAH
Dalam bagian terdahulu kita telah membahas bagaiman seseorang yang konsisten atas pertobatan dan iman dari pihak manusia dan jaminan pengampunan dari pihak Allah. Pengampunan merupakan suatu karya anugerah, tetapi peranan apa yang dimainkan anugrah dalam pertobatan dan iman…? Perdebatan tentang hal ini berkaitan erat dengan masalah-masalah predistinasi, pemilihan, ketekunan dan kemurtadan .
Istilah kharis ( “ Anugerah” ) dalam TB diterjemahkan “ kasih Karunia” dalam PB dipakai dengan beberapa arti, tetapi yang paling khas ialah “ Kemurahan hati Allah yang tidak pantas diterima oleh orang yang layak dihukum”. Istilah itu dipakai untuk mengungkapkan sikap Allah yang menyediakan keselamatan bagi manusia, teristimewa dalam misi Yesus.
1. Kitab-kitab Injil Sinoptik
a. Konsep Anugerah
Istilah Kharis ( “ Anugerah” ). Tidak muncul dalam Matius dan Markus. Dan tidak seberapa dalam Injil Lukas dalam pemakaiannya, dalam Lukas 1 : 30 dikatakan kepada Maria bahwa ia telah beroleh anugerah dihadapan Allah. Dalam Bahasa Yunani hukum itu merupakan keadaan yang berkesinambungan ( Lukas 1 : 28 ).
Pengertian umum dari Istilah Kharis yaitu kerumahan hati Luka 2 : 40, 52 dimana kharis diterapkan kepada Yesus.
Kitab-kitab injil sinoptik penuh dengan nasihat-nasihat etis yang menyodorkan banyak tuntutan kepada warga kerajaan Allah, seperti dalam Khotbah di bukit, sekalipun tuntutan itu bukanlah syarat masuk, melainkan norma-norma di dalam kerajaan itu.
b. Petunjuk dari perumpamaan.
Apa yang kita pelajari dari perumpamaan-perumpamaan itu untuk maksud ini jelas bergantung kepada permohonan kita tentang arti “ kerajaan” itu. Bila kita berpikir tentang suatu kerajaan yang belum dimulai, maka titik masuk kerajaan tentu ditempatkan dimasa depan juga.
Bila kita berpikir tentang suatu kerajaan yang sudah ada sekarang artinya,( pengharapan untuk masa depan sudah dimajukan), maka menjadi warga kerajaan itu sekarang harus diikatkan kepada hal masuk kedalam kerajaan yang masih akan datang dimasa depan.
Perumpamaan tentang penabur ( Mat 13 : 1-9, 18-23; Mrk 4 ; 3-9,14-20; Lukas 8 : 4-8, 11-15 ), bahwa semua pertumbuhan bergantung kepada benih dan tanah. Dalam tafsiran perumpamaan tentang lalang dalam Matius 13 : 36-43, yang dimaksud dengan lalang ialah dunia, bukan kerajaan.
Perumpamaan tentang ragi dalam Matius 13 : 33 memusatkan perhatian pada karya anugerah yang tidak terlihat namun pasti.
Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggru dengan jelas menunjukkan apa yang anugerah perbuyat (Mat 20 : 1-16).
Dalam perumpamaan tentang anak yang hilang ( Lukas 15 : 11-32, kesediaan sang ayah untuk menerima kembali anak yang bersalah itu melukiskan anugerah.
c. Petunjuk-petunjuk lain tentang anugerah.
Sifat Allah yang penuh anugerah dan rela memberi itu dilukiskan dalam nats-nats seperti matius 7: 7-12 dan Lukas 11 : 9-13.
Nasihat yang menuntut usaha dari pihak murid-murid serta menyiratkan akibat-akibat yang mencelakakan bila usaha-usaha itu tidak dijalankan. Misalnya dalam maitus 3 : 7-12. Keharusan untuk menghasilkan buah ditekankan Yohanes pembaptis peringatan bahwa pohon yang tidak menghasilkan buah akan ditebang dan dibuang ke dalam api ( bnd gagasan Yesus, Mat 7 ; 15-20).
Tentang orang-orang pilihan, dalam kitab-kitab injil sinoptik ada acuan-acuan lain kepada mereka yang membantu kita menetapkan artinya dalam Markus 13 : 20,22,27 orang-orang pilihan diperkenalkan tanpa informasi yang jelas tentang mereka. Namun jelas merekalah sasaran pemeliharaan Allah, dan mereka akan dihimpun dari segala penjuru pada saat kedatangan Anak manusia didalam kemuliaan-Nya.
2. Tulisan-tulisan Yohanes
a. Karya Allah yang penuh anugerah
Terang yang sesungguhnya itulah ( Firman ) yang menerangi setiap orang ( Yoh 1: 19). Firman yang di dalamnya ada hidup, yang menjadi terang bagi manusia ( Yoh 1 : 5 ). Karya berpusat dari rencana Allah bagi penebusan, yaitu inkarnasi, sepenuhnya terjadi karena prakarsa Ilahi ( Yoh 1 : 14 ).
Mereka yang percaya didalam nama-Nya diberi kuasa menjadi anak-anak Allah ( Yoh 1 :12). yang terjadi bukan kehendak manusia tetapi kehendak Allah ( Yoh 1 : 13 ).
Jadi Yohanes mengungkapkan dengan kuat keyakinannya bahwa percaya kepada Yesus dan menjadi warga keluarga Allah adalah hasil karya anugerah.
b. Pilihan Allah yang penuh anugerah.
Prakarsa Allah dalam anugerah-Nya, membuat kita cenderung mengharapkan dari injil Yohanes petunjuk-petunjuk bahwa Allah tidak membiarkan manusia untuk memilih sendiri apakah ia akan mengambil bagian manusia untuk memilih sendiri apakah ia akan mengambil bagian di dalam keselamatan atau tidak.
Petunjuk-petunjuk itu terdapat dalam beberapa nats, kita mulai dari percakapan tentang roti dalam Yohanes 6 “ semua yang datang kepadaku tidak akan kubuang” ( Yoh 6 : 37), yang datang kepadaKu ( Yoh 6: 44). Tidak seorangpun datang kepadaKu kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya ( Yoh 6 : 65). Ketiga nats ini “ datang” kepada Allah yang berarti datang dengan iman, tidak mungkin terjadi tanpa karya dari pihak Allah.
Yang lebih penting bagi tujuan kita ialah Yohanes 10 : 26-30. Yesus mengemukakan lima penegasan.
1. Para pengecam-Nya tidka percaya kepada-Nya karena mereka tidak termasuk domba-domba-Nya.
2. Ia memberi domba-domba-Nya. Hidup yang kekal, yang berarti bahwa mereka tidak akan binasa.
3. Bapa-Nya telah memberikan mereka kepada-Nya.
4. Tak seorangpun mampu merebut mereka dari tangan-Nya atau tangan Bapa, dan
5. Bapa dan Anak mempunyai kesatuan yang sempurna
Yohanes 15 : 16 memusatkan perhatian pada hal pemilihan “ bukan kamu yang memilhi aku, tetapi Akulah yang memilih kamu”. Tujuan pemilihan ialah “ supaya kamu pergi dan menghasilkan buah”. Dan gagasan bahwa Yesus telah membuat pilihan diulangi dalam Yohanes 15 : 19 .
c. Tanggung jawab manusia dan kemungkinan murtad
Dalam Yohanes 5 : 40, Yesus mendakwa orang Yahudi yang menolak datang kepada-Nya untuk memperoleh hidup. Penolakan ini menunjukkan kepada tanggung jawab manusia, Yesus menghormati kebebasan manusia ( Yoh 8 ; 32-36). Yang dimaksud-Nya ialah kebebasan yang dikaitkan dengan iman kepada Kristus, yang mencakup penyerahan penuh kepada firman-Nya.
Soal Yudas harus dipertimbangkan dalam Yohanes 6 : 70 bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini..? namun seseorang diantaramu adalah Iblis.
Dalam Yohanes 13 : 27 Yohanes berkata bahwa Yudas kerasukan Iblis. Persoalannya mengapa Yesus memilih seorang “Iblis” jawabnya ialah bahwa dalam injil Yohanes tak ada saran bahwa Yudas pernah menjadi seorang murid Yesus yang sejati yang sudah berserah kepada-Nya dalam iman.
Ini merupakan suatu rahasia pilihan ilahi, yang menunjukkan bahwa pilihan Allah tidak mesti menghasilkan iman yang benar, ketika Yesus berbicara bahwa pengajaran-Nya dimaksudkan supaya mereka jangan kecewa dan menolak Dia ( Yoh 16 : 1 ).
d. Konsep yang Serupa dalam surat-surat Yohanes
Dalam surat-surat inilah “ Anugerah” hanya muncul sekali dalam salam akrab II Yoh. 3. Gagasan tentang anugerah itu merupakan dasar I Yohanes di situ ditandaskan bahwa Allah telah menyediakan pengampunan bagi mereka yang berbuat dosa. Asalkan mereka mengaku dosanya ( I Yoh 1 ; 6-10 ).
Anugerah ini tidak dibatasi melainkan tersedia “Untuk dosa seluruh dunia” ( I Yoh 2 : 2)
Orang percaya tidak diharapkan hidup menurut kekuatannya sendiri Ia lahir dari Allah ( I Yoh 3 ; 9; 4 : 17 ), ditolong Roh Allah ( I Yoh 3 : 24 ).
Surat ini seperti Injil Yohanes, sanagt menekankan bahwa orang percaya dilindungi oleh kuasa Ilahi. Mereka “Berasal dari Allah” dibedakan dari “ yang berasal dari dunia” ( I Yoh 4 : 5-6 ). Yohanes menganggap bahwa semua orang Kristen “ berasal dari Allah” ( I Yoh 4 : 4 ), Anak-anak Allah ( I Yoh 3 : 10 ). Dapat mengenal Allah ( I Yoh 2 : 3 ). Mengasihi-Nya ( I Yoh 2 : 5; 4: 7 ). Menaati-Nya. ( I Yoh 2 : 5; 5: 3 ).
3. Kisah Para Rasul
1. Konsep anugerah lebih banyak terdapat dalm Kisah Para Rasul dari pada kitab-kitab Injil
2. Anugerah dilihat sebagai hadiah istimewa yang dapat dikenali dalam diri mereka yang memilikinya ( Kis 4 : 33 ; 11 : 23 ).
3. Bukti Kisah Para Rasul mengenai Predistinasi. Mula-mula pembaca diingatkan kembali tentang pemilihan Yesus atas murid-murid-Nya ( Kis 1 : 2 ). Melalui undian itu Allah berkenan menyatakan pilihan-Nya. ( Kis 1 : 24 ); pesannya kepada jemaat di Antiokhia Pisidia, Paulus mengingatkan pendengarnya tentang pilihan Allah dalam sejarah Israel 9 Kis 13 : 7 ).
Allah memilih Petrus memberitakan injil kepada orang bukan Yahudi ( Kis 15 : 7 ).
Dalam sidang di Yerusalem, Petrus menyimpulkan pernyataaannya dengan berkata “ Kita percaya, Bahwa oleh anugerah Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga ( Kis 15 : 11 ).
4. Paulus
A. Uraian Paulus tentang anugerah
Ajaran tentang anugerah menjadi lebih jelas alam surat-surat Paulus daripada di tempat lain dalam PB.
Tinjauan Paulus tentang anugerah Allah. Bukanlah tanpa makna bahwa dalam semua suratnya ia mencantumkan istilah “ Anugerah” pada salam pembukaan dan penutupnya. Anugerah Allah merupakan ciri yang utama dalam teologi Paulus. “ Oleh anugerah telah dibenarkan dengan Cuma-Cuma’ ( Rm 3 : 24 ). Yang disediakan anugerah, diterima oleh iman ( bnd Rm 4 : 16 ). Paulus menyimpulkan keselamatan sebagai “ Karena anugerah… oleh iman” ( Ef 2 : 8).
Karya anugerah juga muncul dalam surat-surat Korintus dalam I Kor 1 : 4. Anugerah Allah dianugerahkan dalam Kristus, Paulus sadar pengalamannya adalah berkat anugerah Allah ( I Kor 15 : 10 ), Yesus Kristus yang menjadi miskin demi kita dalam anugerah_Nya ( 2 Kor 8 : 9). Kelimpahan anugerah Allah bagi kebutuhan manusia ( 2 Kor 9 : 14, 12 : 9). Penerimaan anugerah Allah disebut hanya satu kali saja dalam surat-surat Korintus Yaitu dalam II Kor 6 : 1 Paulus menghimbau para pembacanya supaya kamu jangan membuat sia-sia anugerah Allah.
b. Pilihan Allah yang penuh anugerah.
Tema predistinasi diuraikan secara rinci dalam surat Roma ( Rm 8 : 28-30 ). Dengan ringkas menyimpulkan tentang predistinasi.
1. Paulus yakin atas pemeliharaan Allah bagi orang yang mengasihi-Nya yang telah dipanggil oleh-Nya ( Rm 8 ; 28 ).
2. Allah mengetahui dari semula dan hal ini melengkapi predistinasi ( Rm 8 : 29 ).
3. Predistinasi secara khas terjadi dengan maksud mencapai keserupaan dengan citra Allah
4. Urutannya yaitu ditentukan dari semula, dipanggil, dibenarkan, serta dimuliakan, mendukung pandangan ini
Pernyataan Paulus dalam Efesus 1 : 3-14, ia menyapa “ orang-orang kudus, orang-orang percaya” ( Pistoi, Ef 1 : 1 ) didalam Dia ( Kristo ) Allah telah memilh kita sebelum dunia dijadikan ( Ef 1 : 4 ).
Dalam surat-surat tesalonika yang berbicara tentang pilihan Allah.
Paulus berkata dalam I Tesalonika 1 : 4 “ Ia telah memilih kamu”. Injil ini disampaikan ( 1 Tes 1 : 5 ). Hasilnya mereka “ menerima firman itu” ( I Tes 1 : 6 ). Paulus menekankan prakarsa Ilahi ( Bnd. I Tes 2 : 13 ). I Tesalonika 3 : 11 ) dst. Paulus meminat agar Tuhan menjadikan mereka bertambah-tambah dalam kasih, supaya tidak bercacat dan kudus.
Paulus tidak berkata apa-apa tentang pilihan Allah dalam surat Filipi, tetapi dalam filipi 1 : 6 Ia yang memulia pekerjaan yang baik diantara kamu, akan meneruskannya sampai pada hari Kristus Yesus.
c. Kemungkinan Murtad
Kita perlu mempertimbangkan apakah Paulus membuat pernyataan khas yang mendukung pandangan bahwa orang-orang percaya pada akhirnya bisa gagal mewarisi kerajaan Allah, yang melakukan perbuatan-perbuatan daging yang tidak akan dapat bagian dalam kerajaan itu ( Gal 5 : 21 , Gal 5 : 24 ).
Rasanya tak mungkin bahwa Paulus berpikir tentang kemungkinan kehilangan keselamatannya yang kekal. Tetapi bila ia menasehati jemaat Korintus “ Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetapi tegak dalam iman” ( 2 Kor 13 : 5 ).
5. Surat Ibrani
a. Tinjaun umum
Penulis surat Ibrani dalam membicarakan tema keselamatan manusia sangat menekankan prakarsa Allah. Allah yang telah berbicara pada zaman akhir ini dengan perantaraan Anak-Nya ( Ibr. 1 : 2 ).
Sebelum mempertimbangkan nats-nats peringatan itu kita perlu memperhatikan beberapa jaminan yang kuat yang diberikan kepada orang-orang Kristen untuk menolong mereka bertekun dalam iman. Jaminan itu termauk kesetiaan Allah kepada janji-Nya ( Ibr 6 : 13 dst ). Ketida berubahan Yesus Kristus ( Ibr 13 : 8). Karya Pembelaan Kristus ( Ibr 12 : 1 dst ). Terutama Kristus sendiri sebagai perintis dan penyempurna iman kita.
Segi teladan Kristus yang ditekankan ialah kemenangan-Nya atas pencobaan. Dengan pertolongan seperti ini orang Kristen sudah terdorong untuk bertekun.
b. Nats-nats peringatan
Pertama : Dalam Ibr 2 : 1-4 disebutkan tentang bahwa dibawa arus,
Kedua : Ibrani 3 : 7 dst. Dengan peringatan kunci “ Waspadalah hai saudara-saudaraku supaya diantara kamu jangan terdapat seorang yang harinya jahat dan tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup” ( Ibrani 3 : 12 )
Ketiga : Ibrani 6 : 4-8 kemustahilan untuk memulihkan lagi hingga bertobat mereka yang sesudah diterangi menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum (Ibr 6 : 6 ).
Keempat : yang sangat mirip dengan nats ketiga Ibrani 10 : 26-31
Diperkirakan keadaaan orang yang telah dengan sengaja berdosa setelah percaya kepada Kristus : Dosa yang bersangkutan disebut menginjak-injak Annak Allah menganggap najis darah Perjanjian dan menghina Roh Anugerah ( Ibr 10 : 29 ).
Nats peringatan terakhir Ibrani 12 : 12 dst, “ jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari anugerah Allah” ( ay 15 ).
6. Bagian-bagian lain dari Perjanjian Baru
a. Surat Yakobus
Yakobus 4 : 6 secara khusus menjelaskan anugerah karena kerendahan hati merupakan tnada anugerah, maka bila Yakobus berkata bahwa anugerah yang dianugerahkan-Nya kepada kita leih besar dari pada itu tidak ada tempat bagi kebanggaan atas prestasi manusia, segala sesuatu berasal dari anugerah.
b. Surat I Petrus
Dari kata-kata pembuka I Petrus bahwa orang-orang percaya dianggap sebagai “ orang-orang yang dipilih sesuai dengan rencana Allah, bapa kita” ( I Ptr 1 : 2 ).
Mengingat penghambatan yang akan datang, orang-orang percaya sering dihimbau agar bertahan ( I Petrus 2 : 21; 4 : 1 ), Pertolongan dalam bertekun meliputi keteladanan Kristus ( I Petrus 2 : 21; 4 : 1 ), Janji Allah tentang pemulihan ( I Ptr 5 : 10 ), jaminan Perlindungan Allah ( I Ptr 1 : 5; 4 : 19 ) dan Pemberian anugerah Allah ( I Ptr 4 : 10 dst ).
c. Surat-surat II Petrus
Dalam II Petrus Nampak bahwa titik berat yang sama terletak pada prakarsa ilahi seperti dalam I Petrus. Kuasa Allahlah yang telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh “ dan” memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib ( 2 Ptr 1 : 3).
Dalam ( ayat 4 ) suatu gagasan yang pernah dianggap berasal dari pemikiran yunani. Maksud Petrus tentu seperti halnya pemikiran yunani yaitu terserapnya manusia kedalam keilahian maksud Petrus sebenarnya “ berada” di dalam kristus” atau “ tinggal didalam Kristus” ( Lihat ps 27 : 4.6 ).
d. Surat Yudas
Dalam Surat Yudas hampir sama dengan II Petrus, hal kutukan terhadap guru-guru palsu dialamtkan kepada mereka “ yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus ( Yud 1 ) guru-guru Palsu itu dilihat sebagai “hidup tanpa roh Kudus” ( Yudas 19 ). Allah secara khusus memeliharakan umat-Nya tetapi mengutuk orang-orang yang memang layak dikutuk karena hidupnya yang tak bermoral.
Guru-guru palsu itu menyalahgunakan anugerah Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan menyangkal satu-satunya penguasa dan Tuhan kita Yesus Kristus ( Yudas 4 ).
e. Kitab Wahyu
Kitab Wahyu dialamatkan khusus kepada orang-orang Kristen yang sedang di cobai dan dimaksudkan membesarkan hati mereka agar bertekun.
Dalam ketujuh surat jemaat-jemaat ( Why 1-3 ) terdapat penilaian tentang keadaan jemaat-jemaat itu.
Jemaat Efesus telah meninggalkan kasihnya yang semula, dinasehati agar bertobat kalau tidak kaki diannya akan diambil ( Why 2 : 5 ).
Dalam surat kepada Jemaat Sardis, kepada pemenang dijanjikan bahwa namanya tidak akan dihapus dari kitab kehidupan ( Why 3 : 5 ).
HIDUP BARU DALAM KRISTUS
1. Kitab-kitab Injil Sinoptik
Ada bagian kitab-kitab Injil Sinoptik yang secara tidak langsung berkaitan dengan tema ini, yaitu ayat-ayat yang memperlihatkan hubungan erat murid-murid Yesus dengan Yesus sendiri. Ucapan-ucapan dalam ayat-ayat tersebut pernah dipakai sebagai bukti bagi pandangan bahwa mistisisme Paulus didasarkan pada pengajaran Yesus. Buktinya : Penganiayaan ( Mat. 5 : 11 ). Dan Kesyahidan ( Mrk 8 : 35 ). Akan menimpa para murid oleh karena Kristus, yaitu karena mereka dianggap satu dengan Dia.
2. Tulisan-tulisan Yohanes
Injil Yohanes mencatat beberapa ucapan Yesus yang menyebut suatu hubungan mistis orang-orang Percaya dan diri-Nya, atau orang-orang percaya dan Allah.
Dalam Yohanes 6. Yaitu ajaran Yesus tentang Roti Hidup, orang yang memakan daging Kristus dan meminum darah-Nya dikatakan “ Tinggal didalam Aku dan Aku didalam dia” ( Yoh 6 : 56 ). Gagasan “ Tinggal” ucapan perpisahan dan Bapa didalam Aku. Ia berjanji bahwa murid-murid-Nya akan tahu bahwa ia didalam Bapa dan Bapa didalam Dia ( ay 20 ).
3. Kisah Para Rasul
Dalam Kisah Para Rasul ini tak ada petunjuk tentang perintah mengenai hidup baru yang disampaikan kepada orang-orang yang bertobat, dan sangat sedikit menyinggung cara hidup baru, kecuali panggilan kepada pertobatan dan iman. Aktivitas Roh begitu sering ditekankan sehingga peranan-Nya dalam hiudp baru itu tak dapat dibantah. Ungkapan “ Didalam Kristus” atau “ Didalam Roh” tidak muncul, tetapi banyak tunjukkan kepada “ Dipenuhi Roh”
4. Paulus
Paulus menggunakan ungkapan “ Hidup yang kekal” dalam tulisannya ungkapan ini terutama menunjuk kepada sesuatu yang akan diwarisi dimasa depan ( Rm 2 : 7; 5: 21; 6 : 22; Gal 6 : 8).
5. Surat Ibrani
Dalam surat Ibrani pendekatannya hampir seluruhnya bersifat objektif, yaitu menekankan apa yang Kristus telah lakukan dan masih sedang lakukan bagi kita, bukan “ didalam” kita.
6. Bagian-bagian Lain dari Perjanjian Baru
Dalam bagian-bagian PB yang lain, kita dapat melihat jejak-jejak gagasan Paulus tentang menanggalkan yang lama. Surat Ibrani menetapkan hal-hal yang harus dihindari, “ Ibr 12 : 1 “Seorang atlit Rohanik harus menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi”
Gagasan yang sama dalam Yakobus 1 : 21 “ Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak.
Petrus memperingatkan bahwa Orang Kristen tidak boleh lagi hidup menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah ( I Ptr 4 : 2 ). Dalam Why 6 : 11 diberi sehelai jubah putih, satu hal yang juga diberlakukan kepada sang pengantin dalam Wahyu 19 : 8.
PENGUDUSAN DAN KESEMPURNAAN
1. Kitab-kitab Injil Sinoptik
Yesus mengharapkan agar para pengikut-Nya memiliki sifat-sifat seperti kelemahlembutan, kerendahan hati, kemurahan dan kesucian ( Mat 5 : 5-8 ), semangat mengampuni, kasih kepada musuh ( Mat 18 : 21 dst; 5 :44 ), menuntut terjadinya suatu perubahan yang radikal dan pihak lain Ia menetapkan suatu daftar sifat-sifat buruk yang harus disingkirkan seperti : Kemunafikan, pembalasan dendam dan penghakiman ( Mat 6 : 5 dst : 23 :2 dst; Luk 6 : 29 dst; Mat 7 : 1 dst ).
2. Tulisan-tulisan Yohanes
Yesus mengharapkan murid-murid-Nya untuk menuruti perintah-Nya ( Yoh 14 : 15 ) ini adalah syarat menjadi sahabat-Nya ( Yoh 15 : 14 )
Yesus menyimpulkan tuntutan-tuntutan-Nya dengan satu perintah “ Suatu perintah baru “ agar saling mengasihi sebagaimana ia mengasihi mereka ( Yoh 13 : 34;15 : 12 ).
Tema kasih terutama adalah khas tulisan Yohanes, sebagai suatu kebajikan kristiani, kasih itu berakar dalam kasih Allah kepada anak-Nya.
3. Paulus
Bagi Paulus pengudusan merupakan hasil pelaksanaan dalam praktek dari apa yang Allah kerjakan dalam diri manusia, suatu gabungan dari karya ilahi dan upaya manusia.
Ada tiga contoh dimana pengudusan secara khas dikaitkan dengan karya Roh yaitu Roma 15 : 16; I Tesalonika 4 : 7-8; II Tesalonika 2 : 13.
4. Bagian-bagian lain dari Perjanjian Baru
Surat Ibrani menekankan tema kesempurnaan
Surat Yakobus yang bersifat praktis itu penuh dengan nasihat moral
Wawasan pengudusan ditemukan pada pembuka surat I Petrus diman pembaga digambarkan sebagai “ Yang dikuduskan oleh Roh” ( I Ptr 1 : 2 )
Daftar sifat-sifat yang diinginkan terdapat dalam II Ptr 1 : 5-11, yang memuat kebajikan pribadi maupun sosial.
Kitab Wahyu tak banyak menemukan mengeni pengudusan, tinjauan tentang jemaat-jemaat Wahyu 2-3 memuat suatu janji pada kesimpulan setiap pesan kepada orang-orang yang menang.
HUKUM TAURAT DAN KEHIDUPAN KRISTEN
Pandangan Yesus mengenai hukum Taurat menurut kitab-kitab injil sinoptik dengan memakai butir-butir berikut :
1. Yesus menganggap hukum taurat sebagai ketetapan Allah yang berisfat berwibawa dalam hal-hal agama, yang membuatnya lebih dari sekedar tuntutan hukum lahiriah
2. Ia melihat kebutuhan untuk menebus kepada arti batiniahnya yang membuatnya lebih dari sekedar tuntutan hukum lahiriah
3. Ia tidak pernah menganggap bahwa hubungan manusia dengan Allah sekarang dapat didasarkan pada pemeliharaan hukum Taurat karena ini digantikan oeh kerelaan Allah mengampuni manusia berlandaskan misi Yesus; dan
4. Perjanjian yang lama digantikan oleh perjanjian yang baru ( Mat 26 : 26 ) dan yang baru menggenapi yang lama.
Fungsi Hukum Taurat
Fungsi Taurat masa kini, Paulus membuat beberapa penegasan tentang bagaimana hukum Taurat itu kena mengenai dengan manusia sebagai pribadi.
1. Hukum Taurat membawa pengenalan akan dosa ( Rm 3 : 20; 4 : 15; 7:7 ).
2. Taurat merangsang dosa
3. Taurat itu bersifat Rohani
4. Taurat itu memberatkan
5. Taurat menjatuhkan kutuk
6. Melalui perbuatan-perbuatan melakukan taurat orang tidak dapat memperoleh kebenaran
7. Taurat adalah penuntun sampai Kristus datang
8. Taurat berakhir didalam Kristus
Kesimpulan
Manusia alamiah, yang berada dibawah penghukuman Taurat, namun diberi kemungkinan baru jika ia bertobat dan percaya kepada Kristus. Kemudian ia memperoleh pengampunan dan melalui kelahiran kembali menjadi manusia rohani. Sebagai manusia rohani ia berada “ didalam Kristus” atau “ didalam Roh” atau dengan kata lain, Kristus berdiam di dalam dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar