Pengertian
filsafat pendidikan
Filsafat pendidikan merupakan
bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara speisifik mengkaji
hakikat ilmu pendidikan (pengetahuan ilmiah tentang pendidikan).
Ilmu berasal dari bahasa arab
: “ Alima, ya’alamu’ilman yang berarti mengetahui, memahami dan mengerti
benar-benar. Dalam bahasa inggris disebut Science,
dari bahasa latin yang berasal dari kata scientia ( pengetahuan ) atau scire (
mengetahui). Sedangkan dalam bahasa Yunani adalah episteme ( pengetahuan).
Pendidikan pada dasarnya
merupakan usaha sadar manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi-potensi bawaan yang melekat pada
dirinya, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang dianut,
sehingga terjadi proses pendewasaan dan peningkatan kemampuannya dalam
beradaptasi.
4. Pilar pendidikan:
1. learning to know (Belajar untuk tahu)
2. Learning to do ( belajar untuk berbuat sesuatu).
3. Learning to be ( belajar untuk menjadi sesuatu ) and
4. Learning to live together/with others (belajar untuk hidup
bersama).
Perbedaan antara filsafat dan Ideologi
Filsafat
|
Ideologi
|
Sist. Berpikir
|
Sist. Kepercayaan
|
Berawal dari ragu
|
Berawal dari yakin
|
Landasan logika
|
Landasan mitos
|
Tujuan
|
Tujuan Kesjhtraan klompk
|
Individual
|
Kelompok
|
Filsafat,
Ideologi dan agama
Dimensi keyakinan : Eskatologis

Dimensi Kritis: Dimensi
Mitos
Pemikiran Ind, kolektif,
bangsa
Manfaat Filsafat bagi mahasiswa
Ø Membiasakan diri untuk bersikap kritis
Ø Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional
Ø Opini dan argumentasi
Ø Mengembangkan semangat toleransi dlm perbedaan
pandangan (pluralitas).
Ø Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak
kenal lelah
Manfaat Ideologi Bagi
Mahasiswa
Ø Orientasi bernegara lebih jelas
Ø Aspirasi politik
Ø Memahami bentuk negara ideal
Ø Memahami kepemimpinan ideal.
Perkembangan beberapa aliran
filsafat yang menopang pendidikan
1. Materialisme
Herakleitos
dan Parmenides
Herakleitos berpendapat bahwa
“api” adalah azas pertam yang merupakan dasar (arche) segala sesuatu
yang ada, segala sesuatu bisa berubah menjadi abu. Api adalah lambang
“perubahan” penyebab terdalam dari segala sesuatu adalah perubahan. Ada gerakan
menjadi secara terus menerus. Tidak ada sesuatu yang kekal, definitif, dan
sempurna.
Realitas sesungguhnya dalam keadaan mengalir, sedang mengalami
perubahan, bergerak menjadi, yang disebut pantarei.
Parmenides: terkenal dengan bapak filsafat ada (Philospohy of to
be).
ü Realitas bukan yang berubah dan bergerak
menjadi bermcam-macam tapi yang ada dan bersifat tetap.
ü Konsekuensinya, yang ada itu tidak berawal dan
tidak mengalami akhir
ü Ada itu satu dan tidak mungkin terbagi-bagi.
ü Kebenaran adalah segala sesuatu yang bersifat
tetap.
ü Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan akal
karena bersifat tetap, dan bukan pengetahuan indera
ü Parmenide merupakan pelatak dasar’ metafisika.
2.
Idealisme: Socrates dan Palto
§ Plato adalah murid Socrates, dan pemikiran
Socrates dikembangkan oleh Palto.
§ Socrates: berpendapat dunia sesungguhnya adalah
dunia idea, dunia yang utuh dalam kesatuan yang bersifat tetap.
§ Semua benda yang ada termasuk manusia bersifat
semu dan merupakan bayang-bayang semu dan merupakan bayang-bayang dari dunia
idea, karena itu kebenaran.
§ Socrates menolak pemikiran kaum sofis yang
mengaku sebagai pemilik
§ Manusia hanya mencintai kebijaksanaan dan
kebijaksanaan hanya ada dalam dunia idea.
§ Ketidakmampuan manusia terjadi karena jiwa
(akal) terpenjara dalam badan
§ Badan selalu diselimuti nafsu yang mengotori
jiwa. Jiwa yang kotor mempengaruhi akal.
3.
Realisme: Aristoteles
Pandangan Aristoteles
bertentangan dengan plato (gurunya). Menurutnya dunia yang sesungguhnya adalah
dunia real. Yaitu dunia konkretm yang bermacam-macam bersifat relatif dan
berubah-ubah
Dunia idea adalah dunia
abstrak yang terlepas dari pengalaman
Aristoteles dikenal sebagai
bapak metafisika
Filosofinya memfokuskan pada
persoalan yang ada di balik hal yang konkret dan berubah-ubah.
10
kategori yang lahir dari filosofi Aristoteles
§
Ada
dalam ‘substansi’
§
Ada
dalam kualitas”
§
Ada
dalam kuantitas
§
Ada
dalam relasi
§
Ada
dalam aksi
§
Ada
dalam passi
§
Ada
dalam ruang
§
Ada
dalam tempo
§
Ada
dalam situs
§
Ada
dalam habitus
4. Rasionalis : Rene Descartes
Pengetahuan yang benar bersumber dari dunia rasio. Rasio adalah
realitas sesungguhnya.
Ungkapannya yang terkenal ‘cogito ergo sum’ ( i think therefore i
am/ saya berpikir, sebab dari semua itu adalah saya).
Pengalaman inderawi hanya mampu mengenal dunia empirik (berdasarkan
pengalaman) dan bukan kebenaran.
Substansi ( yang ada) hanya dapat dikenali oleh potensi rasio,
sedang pengalaman empiris hanya mendapatkan kesan fenomenologis tanpa arti.
5. Empirisme : John Lock
Pengetahuan yang benar bersumber dari pengalaman empiris dan dunia
konkret.
Realitas adalah ‘tabularasa’, bagaikan kertas putih yang perlu
diisi dengan tinta yaitu pengalaman.
Semakin banyak pengalaman, semakin banyak pula kebenaran objektif
yang didapat.
Kemampuan rasio hanya.....
6. Kritisisme: Immanuel Kant
Pengetahuan yang benar ada dalam dunia idea, yang merupakan kritik
terhadap kemampuan akal pikiran dan pengalaman.
Sesuatu yang nampak, dapat dialami, dan dipikirkan, hanya gejalan
bukan halnya sendiri dan buakan substansinya.
Secara fenomenologis pengetahuan yang bersumber
Menurut metodenya dibagi menjadi pengetahuan sintetik dan
pengetahuan analitik
Kombinasi antara sumber dan metodenya melahirkan 4 jenis
Thanks ya bro.. buat ngerjakan tgas nih..
BalasHapuskunjung balik ya http://babujur.com