Rabu, 20 Februari 2013

Teori Pembelajaran


A.Pengertian belajar, ciri-ciri belajar dan mengapa belajar
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak  masih bayi hingga liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Yang menyangkut perubahan kognitif, afektif dan psikomotor.
H.C. Witherington menjelaskan pengertian belajar sebagai suatu perubahan didalam kepribadian yang menaytakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian.
Gagne mengatakan belajar adalah suatu perubahan perilaku yang relative menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang bertujuan atau direncanakan.
Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang didalamnya tekrandung beberapa aspek yaitu :
a. Bertambahnya pengetahuan
b. Adanya kemampuan mengingat dan mereproduksi
c. Adanya penerapan pengetahuan
d. Menyimpulkan makna
e. Menafsirkan dan mengaitkannya dengan realitas, dan
f. Adanya perubahan sebagau pribadi
Dengan memahami kesimpulan tersebut, belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut
a. Adanya kemampuan baru atau perubahan
b. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau dapat disimpan
c.  Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha
d.  Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
 Ada delapan kecenderungan mengapa manusia mau belajar
a.  Ada semacam dorongan rasa ingin tahu yang kuat
b. Ada keinginan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai tuntutan zaman dan lingkunga ndi sekitarnya
c.  Untuk memenuhi kebutuhan
d. Untuk melalukan penyempurnaan dari apa yang sudah diketahuinya.
e. Untuk mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya.
f. Untuk meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi diri.
g. Untuk mencapai cita-cita.
h. Untuk mengisi waktu luang.
B. Jenis Belajar menurut Gagne
a. Belajar isyarat
b. Belajar Stimulus respons
c. Belajar merantaikan
d. Belajar Asosiasi Verbal
e. Belajar membedakan
f. Belajar konsep
g. Belajar dalil
h. Belajar memecahkan masalah
Selain delapan Jenis belajar Gagne membuat semacam sistimatika belajar yakni
a. Keterampilan intelektual
b. Informasi verbal
c. Strategi kognitif
d. Keterampilan motorik
e. Sikap
C. Jenis belajar Menurut Bloom
Ia terkenal sebagai pencetus konsep taksonomi belajar. Taksonomi belajar adalah pengelompokkan tujuan belajar berdasarkan domain atua kawasan belajar. Menurut Bloom ada tiga domain belajar yaitu :
1. Cognitive Domain
Merupakan proses berpikir atau perilaku yang temrasuk hasil kerja otak
2.  Affective Domain
Perilaku yang dimunculkan seseorang sebagai pertanda kecenderungannya untuk membuat pilihan atau keputusan untuk bereaksi dalam lingkungan tertentu.
3. Psychomotor Domain
Perilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia.
D. Pengertian dan Ciri-ciri Pembelajaran
Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap kejadian-kejadian intern yang beralngsung dialami siswa.
Menurut Gagne : Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang sifatnya internal.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut
a. Merupakan upaya sadar darn disengaja
b. Pembelajaran harus membuat siswa belajar
c. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan
d. Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasilnya.
E. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Beberapa prinsip pembelajaran dikemukakan oleh Atwi Suparman dengan mengadaptasi pemikiran Fillbeck, Sebagai berikut
a. Respons-respons baru diulang sebagai akibat dari respon sebelumnya
b. Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respons, tetapi juga di bawah pengaruh kondisi atau tanda-tanda di lingkungan siswa.
c. Perilaku yang ditimbulkan oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang frekuensinya bila tidak diperkuat dengan akibat yang menyenangkan implikasinya adalah pemberian isi pembelajran yang berguna pada siswa di duia luar ruangan kelas dan memberikan balikan berupa penghargaan terhadap keberhasilan mahasiswa.
d. belajar yang berbentuk respons terhadap tanda-tanda yang terbatas akan ditransfer kepada situasi lain yang terbatas pula.
e. Belajar menggeneralisasikan dan memebadakan adalah dasar untuk bealajr sesuatu yang kompleks seperti berkenaan dengan pemecahan masalah.
f. Situasi mental siswa untuk menghadapi pelajaran akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan siswa selama proses siswa belajar
g. kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan disertai umpan balik menyelesaikan tiap langkah, akan membantu siswa.
h. Kebutuhan memecah materi yang kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil dapat dikurangi dengan mewujudkannya dalam suatu model.
i. Keterampilan tingkat tinggi terbentuk dari keterampilan dasar yang lebih sederhana.
j. Belajar akan lebih cepat, efisien dan menyenangkan bila siswa diberi informasi tentang kualitas penampilannya dan cara meningkatkannya.
k. Perkembangan dan kecepatan belajar siswa sangat bervariasi, ada yag maju dengan cepat ada yang lebih lambat.
l. Dengan persiapan, siswa mengembangkan kemampuan mengorganisasikan kegiatan belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya untuk membaut respons yang benar.
A.  Pengertian teori Deskpriptif dan Preskriptif
Bruner mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah preskriptif dan teori belajar adalah deskriptif. Preskriptif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal, sedangkan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan proses belajar.
B. Teori belajar behavioristik
Menurut teori belajar behavioristik atau aliran tingkah laku, belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons.
Edwin Guthrie
Teori conditioning Pavlov dikembangkan oleh Guthrie. Ia berpendapat bahwa tingkah laku manusia dapat diubah, tingkah laku baik dapat diubah menjadi buruk dan sebaliknya, tingkah laku buruk dapat diubah menjadi baik.
Watson
Ia menyimpulkan bahwa pengubahan tingkah laku dapat dilakukan melalui latihan/ membiasakan mereaksi terhadap stimulus-stimulus yang diterima.
Skinner
Menurut Skinner suatu respons sesungguhnya juga menghasilkan sejumlah konsekuensi yang nantinya akan mempengaruhi tingkah laku manusia.
Thorndike
Thorndike mengemukakan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respons
Thorndike juga mengemukakan beberapa hukum tentang belajar sebagai berikut.
a. Hukum Kesiapan
b. Hukum Latihan
c. Hukum Akibat

Clark Hull
Stimulusnnya selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, meskipun respons mungkin akan bermacam-macam bentuknya.
C. Teori Belajar Kognitivistik
Teori ini lebih menekankan proses belajar daripada hasil belajar.
Robert M. Gagne
Menurut teori ini, belajar dipandanga sebagai proses pengolahan data informasi dalam otak manusia. sedangkan pengolahan otak manusia sendiri dapat dijelaskan sebagai berikut
a. Receptor, menerima rangsangan dari lingkungan dan mengubahnya menjadi neural, memberikan simbol-simbol informasi yang diterimanya dan kemudian diteruskan kepada
b. Sensory Register, yang terdapat pada syaraf pusat, fungsinya untuk menampung kesan-kesan sensoris dan mengadakan seleksi, sehingga berbentuk kebulatan perceptual.
c. Short term memory, menampung hasil pengolahan perceptual dan menyimpannya. Informasi dalam memori ini dapat ditransformasi dalam bentuk kode-kode dan selanjutnya diteruskan ke memori jangka panjang
d. Long term memory, menampung hasil pengolahan yang ada di memori jangka pendek. Informasi disimpan dalam jangka panjang dan bertahan lama, siap dipakai bila diperlukan.
e. Respons Generator, menampung informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang dan mengubahnya menjadi reaksi jawaban

Jean Piaget
Menurut Piaget proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan yakni asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi
Ausubel
Menurut Ausubel, siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajaran sebelumnya didefinisikan dan kemudia ndipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa dengan demikian, akan mempengaruhi pengaturan kemajuan belajar siswa.
Bruner
Bruner mengusulkan teori yang disebutnya free discovery learning, teori ini menjelaskan bahwa belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan aturan melalui contoh-contoh yang menggambarkan aturan yang  menjadi sumbernya.
D. Teori belajar Humanistik
Proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia.
Artinya teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuannya untuk “ memanusiakan manusia” dapat tercapai.
Bloom dan Krathwohl
Blomm dan Krathwohl menunjukkan apa yang mungkin dikuasai oleh siswa tercakup dalam tiga kawasan yaitu kognitif, afektif, psikomotor.
Kolb
Kolb membagi tahapan belaajr dalam empat tahap, yaitu
a. Pengalaman Konkret
b. Pengamatan aktif
c. Konseptualisasi
d. Eksperimentasi aktif
Honey dan Mumford
Honey dan Mumford menggolongkan siswa atas empat tipe, yaitu sebagai berikut.
a. Siswa tipe aktivis
b. Siswa tipe reflector
c. Siswa tipe teoris
d. Siswa tipe pragmatis
Habermas
Belajar sangat dipenagruhi oleh interaksi, baik dengan lingkungan maupun dengan sesama
Habermas membagi tiga macam tipe belajar yaitu
a. Technical learning
b. Practical learning
c. Emancipatory learning
Carl Rogers
Carl Rogers mengemukakan bahwa siswa yang belajar hendaknya tidak dipaksa melainkan dibiarkan belajar bebas, siswa diharapkan dapat mengambil keputusan sendiri dan berani bertanggung jawab atas keputusan-keputusan yang diambilnya.
Rogers mengemukakan lima hal penting dalam proses belajar humanistic yaitu
a. Hasrat untuk belajar
b. Belajar bermakna
c. Belajar tanpa hukuman
d. Belajar dengan inisiatif
e. Belajar dan perubahan
Abraham Maslow
Teori Maslow yang sangat terkenal adalah teori kebutuhan. Kebutuhan pada diri manusia selalu menuntut pemenuhan, dimulai dari tahapan yang paling dasar secara hierarkis menuju kepada kebutuhan yang paling tinggi.
Tahapan-tahapan kebutuhan tersebut sebagai berikut
a. Kebutuhan fisiologis
b. Kebutuhan akan rasa aman secara fisik dan psikis
c. Kebutuhan sosial
d. Kebutuhan ego termasuk keinginan untuk berprestasi
e. Kebutuhan aktualisasi
E. Teori Belajar Konstruktivistik
Teori ini memahami belajar sebagai proses pembentukan pengetahuan oleh si belajar itu sendiri.
Glaserferld, Bettencourt dan Matthews mengemukakan bahwap engetahuan yang dimiliki seseorang merupakan hasil konstruksi orang itu sendiri.
Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman, proses pembentukannya berjalan terus menerus dan setiap kali terjadi rekonstruksi karena adanya pemahaman yang baru.
Untuk memahami lebih dalam tentang aliran konstruktivistik ini ada ciri-ciri belajar konstruktivistik  yang dikemukakan oleh Driver dan Oldham yaitu
a. Orientasi
b. Elisitasi
c. Restrukturisasi
d. Penggunaan ide
e. Review
dalam aliran konstruktivistik pengetahuan dipahami sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseoang yang setiap saat  mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru.
Faktor-faktor yang membatais proses konstruksi pengetahuan adalah sebagai berikut
a. Hasil konstruksi yang telah dimiliki seseorang
b. Domain pengalaman seseorang
c. Jaringan kognitif seseorang
Peranan guru  pada pendekatan konstruktivisme ini lebih sebagai mediator dan fasilitator bagi siswa yang meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini
a. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab, mengajar atau berceramah bukanlah tugas utama seorang guru.
b. Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan  yang merangsang keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasannya.
c. Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran siswa berjalan atau tidak.
Dalam hal saran belajar, pendekatan konstruktivistik menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, melalui bahan, media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya yang disediakan untuk membantu pembentukan tersebut.
Beberapa hal penting tentang evaluasi dalam aliran konstruktivistik, adalah :
a. Diarahkan pada tugas-tugas autentik
b. Mengkonstruksi pengetahuan yang menggambarkan proses berpikir yang lebih tinggi
c. Mengkonstruksi pengalaman siswa, dan
d. Mengarahkan evaluasi pada konteks yang luas dengan berbagai perspektif.
MOTIVASI
A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin “ movere” yang berarti menggerakan.
Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai tujuan yang ingin dicapai, melalui perilaku tertentu ( Cropley, 1985 ). Pengertian ini bermakan jika seseorang melihat suatu manfaat dan keuntungan yang akan diperoleh, maka ia akan berusaha kerasa untuk mencapai tujuan tersebut.
B. Jenis dan Sumber Motivasi
Motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsic berasal dari dalam diri individu tanpa adanya rangsangan dari luar, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar.
Menurut Maslow ada lima kebutuhan dasar manusia
a. kebutuhan fisiologis
b. Kebutuhan kemanaan dan rasa terjamin
c. Kebuthan sosial
d. Kebutuhan ego
e. Kebutuhan aktualisasi
Kebutuhan-kebutuhan tersebut menurut Maslow harus terpenuhi. Jika kebutuhan tersebut terblokade dan tidak dapat menjadi active motivator maka usaha manusia hanya bertahan pada level sebelumnya,  dan tidak ada peningkatan
C. Peran Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran
Secara umum terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar
1. Motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai satu tujuan
2. Motivasi memegang peranan pentingdalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivai yang tinggi mempunyai energy yang bayak untuk melaksanakan kegiatan belajar.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
a. Latar belakang keluarga
b. kondisi atau konteks sekolah
c. motivasi
D. Model Motivasi ARCS
Keller menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yang disebut ARCS model.
Attention yaitu dorongan rasa ingin tahu
Relevance yaitu adanya hubungan yang ditunjukkan atara mater pembelajaran, kebutuhan dan kondisi siswa.
Confidence yaitu merasa diri kompeten atau mampu merupakan potensi untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan
Satisfaction merupakan keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan, siswa temotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa.
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
a. Cita-cita/ aspirasi pembelajar
b. Kemampuan pembelajar
c. Kondisi pembelajar
d. Kondisi lingkungan Pembelajar
e. Unsur-unsur dinamis belajar/ pembelajar
f. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar
F. Upaya-upaya memotivasi dalam belajar
a. Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar
b. Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis belajar
c. Mengoptimalkan pemanfaatan upaya guru dalam membelajarkan pembelajar juga menjadi faktor yang mempengaruhi motivasi
d. Mengembangkan aspirasi dalam belajar
KURIKULUM
A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis kurikulum merupakan terjemahan dari kata curriculum yang berarti rencana pelajaran. Curriculum berasal dari kata “ curere” yang berarti berlari cepat, maju dengan cepat, merambat, tergesa-gesa dan berusahan. Curriculum juga diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari, mulai dari start hingga finish
Kurikulum dapat dibagi menjadi dua pemahaman
a. kelompok yang memandang kurikulum sebagai suatu rencan atau bahan tertulis yang dapat dijadikan pedoman bagi para guru di sekolah
b. kelompok yang memandang kurikulum sebagi program yang direncanakan dan dilaksanakan dalam situasi yang nyata di kelas.
Kurikulum dibagi dalam tiga aspek
a. fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan, yaitu sebagai alat untuk mencapai seperangkat tujuan pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan sehari-hari
b. fungsi kurikulum bagi tatanan sekolah, yaitu sebagai pemeliharaan proses pendidikan dan penyiapan tenaga kerja
c. fungsi bagi konsumen, yaitu sebagai keikutsertaan dalam memperlancar pelaksanaan program pendidikan dan kritik yang membangun dalam penyempurnaan program yang serasi.
B. Landasan Kurikulum
A. Landasan Filosofis/ Yuridis
Sistem nilai atau pandangan hidup adalah dasar kehidupan yang dianut oleh suatu masyarakat
B. Psikologis
Landasan psikologis dimaksudkan agar  dalam penyusunan kurikulum patut diperhatikan hal-hal yang berkenaan dengan karakteristik peserta didik
C. Sosiologis
Dengan menjadikan karakteristik masyarakat Indonesia sebagai landasan dalam pengembangan kurikulum, maka pembelajar yang diajar nantinya tidak akan teralienasi dari lingkungan sosialnya.
D. Organisatoris
Dalam perumusan kurikulum, perlu disusun suatu desain yang tepat dan fungsional.
C. Prinsip pengembangan Kurikulum
1. Prinsip relevansi
Ada tiga segi menyangkut masalah relevansi
a. Relevansi dengan lingkungan hidup para murid
b. Relevansi dengan perkembangan kehidupan masa kin dan masa yang akan datang
c. Relevansi dengan tuntutan dalam dunia pekerjaan
2. Prinsip efektivitas
Prinsip efektivitas dikaitkan dengan efektivitias guru ketika mengajar dan efektivitas para murid yang belajar.


3. Prinsip Efisiensi
Implikasi prinsip ini mengusahakan agar kegiatan kurikuler dapat mendayagunakan waktu, tenaga, biaya dan sumber-sumber lain secara cermat dan tepat, sehingga hasil kegiatan kurikuler itu mewadahi dan memenuhi harapan
4. Prinsip Fleksibilitas
Fleksibilitas artinya lentur, tidak kaku dalam memberikan kebebasan bertindak
5. Prinsip kesinambungan
Implikasi ini mengusahakan agar antara berbagai tingkat dari jenis program pendidikan saling berhubungan, maka dapat dijelaskan sebagai berikut
a. Kesinambungan antara berbagai tingkat sekol.
b. Kesinambungan antara berbagai tingkat bidang studi.
6. Prinsip Objektivitas
Implikasi prinsip ini mengusahakan agar semua kegiatan kurikulum dilakukan dengan kegiatan catatan kebenaran ilmiah dengan mengeyampingkan pengaruh-pengaruh emosional dan irasional
7. Prinsip Demokrasi
Implikasi ini ialah mengusahakan agar penyelenggaraan pendidikan dikelola dan dilaksanakan secara demokratis.
D. Pendekatan Kurikulum
Ada tiga pendekatan yang dikemukakan yakni
a. Pendekatan yang berorientasi pada bahan
b. Pendekatan yang berorientasi pada tujuan
c. Pendekatan yang berorientasi pada kmpetensi

E. Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum yang berbasis kompetensi adlaah suatu kurikulum yang ditujukan untuk menciptakan tamtan yang kompeten dan cerdas dalam membangun identitas budaya bangsanya. Kompetensi yang dikembangkan berupa keterampinal dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan, pertentangan, ketidak menentuan, ketidakpastian dan kerumitan-kerumitan dalam kehidupan.
Prinsip-prinsip kurikulum berbasis kompetensi
a. Keseimbangan etika
b. Kesamaan memperoleh kesempatan
c. Memperkuata identitas nasional
d. Menghadapi abad pengetahuan
e. Menyongsong tantangan teknologi informasi dan komunikasi
f. Mengintegrasikan unsur-unsur penting ke dalam kurikuler
h. Pendidikan alternative
i. Berpusat pada anak sebagai pusat pengetahuan
j. Pendidikan multicultural dan multi bahasa
k. Penilaian berkelanjutan dan komprehensif
l. Pendidikan sepanjang hayat
F. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah efektif, produktif dan berprestasi.
G. Faktor-faktor penyebab perubahan Kurikulum
a. Keluasan dan pemerataan kesempatan belajar
b. Upaya peningkatan mutu pendidikan
c. Memperhatikan relevansi pendidikan
d. Persoalan efektivitas dan efisiensi pendidikan
e. Perubahan paradigma pendidikan
PENDEKATAN PEMBELAJARAN
A. Pengertian pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran
W. Gulo mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran adala suatu pandangan dalam mengupayakan cara siswa berinteraksi dengan lingkungan. Sementara Perceival dan Ellington mengemukakan dua kategori pendekatan pembelajaran, kedua kategori pendekataan tersebut adalah pendekatan pembelajaran berorientasi guru dan pendekatan pembelajaran berorientasi siswa.
Pendekatan inovatif dalam strategi pembelajaran diperlukan untuk mengaktifkan keterlibatan siswa secara mandiri dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang akan dipilh dan digunakan oleh guru bertitik tolak dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dari awal.
Walter Dick menyebutkan bahwa terdapat lima komponen strategi pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
1. Kegiatan pembelajaran pendahuluan
2. Penyampaian informasi
3. Partisipasi peserta didik
4. Tes
B. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran dan penerapannya
a. Metode proyek, yaitu metode yang bertitik tolah dari suatu masalah kemudian dibahas dari berbagai sgi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara komprehensif dan bermakna
b. Metode eksperimen, mengedepankan aktivitas percobaan
c. Metode tugas, yaitu guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar
d. Metode diskusi, yaitu siswa dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama
e. Metode sosiodrama yaitu siswa mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial
C. Pendekatan Quantum Teaching
Quantum teaching adalah menciptakan lingkungan belajar yang efektif dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belaajrnya melalui interaksi yang terjadi didalam kelas.
1. Asas utama quantum teaching
Quantum teaching bersandar pada konsep bahwa “ bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”, maksudnya mengingatkan ktia pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama.
2.Prinsip quantum teaching
a. segalanya berbicara
b. Segalanya bertujuan
c. pengalaman sebelum pemberian nama
d. akui setiap usaha
e. jika layak dipelajari, layak pula dirayakan
3. Model quantum teaching
Model quantum teaching hampir sama dengan sebuah simfoni


Unsur-unsur tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok

a. konteks
1. suasana
2. landasan
3. Lingkungan
4. Rancangan
b. Isi ( Content )
1. presentasi
2. Arahkan focus
3. Ingklusif
4. Spesifik
4. Penerapan quantum teaching dalam pembelajaran
Penerapan quantum teaching yaitu melibatkan seluruh aspek kejiwaan suswa dan guru, bukan hanya fisik, pikiran, perasaan, pengalaman, bahasa tubuh dan emosipun terlibat. Setelah kaitan emosi terjalin, ketika seorang guru membawa siswa ke dalam dunia guru, apapun materi yang disajikan dan dieksplorasi lebih mudah dipahami siswa. Siswa tidak diliputi rasa takut dalam menyampaikan pertanyaan.dalam suasana santai, proses pengendapan berlangsung lebih lama karena materi yang diterima akan bersentuhan dengan pengetahuan sehimpun yang berseliweran dalam otak siswa.
Dengan terciptanya kaitan emosi, antara siswa dan siswa akan guru dan siswa, maka hasil pembelajaran akan lebih mendalam dan bermakna.


Pakem
Model Pakem pertama kali diperkenalkan oleh program manajemen berbbasi sekolah, yang dikembangkan atas kerjasam pemerintah RI, UNICEF dan UNESCO, yang dikembangkan dalam proyek MBE ( Managing, Basic Education ). PAKEM bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kaya, dan mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari.
Menurut Lynne Hill, Pakem itu memiliki ciri-ciri sbb.
1. Pembelajaran direncanakan dengan baik
2. Pembelajaran menarik dan menantang
3. Pembelajaran mengaktifkan siswa
4. Suatu rencana Pembelajaran PAKEM mencakup hal berikut
a. fokus belajar dan pembelajaraan
b. apa yang dibutuhkan dalam pembelajaran ( bahan dan sumber )
c. urutan pembelajaran
d. Proses dan produk pembelajaran
Model PAKEM ini dilandaskan pada teori belajar konstruktivistik dimana para pemelajara diharapkan dapat membangun pengetahuan, sikap dan keterampilan sendiri sesuai dengan karakteristik masing-masing.
D. Pendekatan Multiple Inteligences
Menurut Gardner suatu kemampuan disebut intelegensia jika
a. menunjukkan suatu kemahiran dan keterampilan seseorang dalam memecahkan persoalan dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya
b. adanya unsur pengetahuan dan keahlian
c. bersifat universal harus berlaku bagi banyak orang
d. kemampuan itu dasarnya adalah unsur biologis, yaitu karena otak seseorang bukan sesuatu yang terjadi karena latihan
e. kemampuan itu sudah ada sejak lahir, meski di dalam pendidikan dapat dikembangkan
Pokok-pokok pikiran yang dikemukakan Gardner adalah.
1. Manusia memiliki kemampuan meningkatkan dan memperkuat kecerdasannya
2. Kecerdasan selain dapat berubah dapat juga diajarkan kepada orang lain
3. Kecerdasan merupakan realitas majemuk yang muncul dibagian-bagian yang berbeda pada sistem otak atau pikiran manusia
4. Pada tingkat tertentu, kecerdasan ini merupakan suatu kesatuan yang utuh, maknanya, dalam memecahkan masalah atau tugas tertentu, seluruh macam kecerdasan manusia bekerja secara bersama-sama.
Kesembilan kecerdasan itu adalah
1. Kecerdasan linguistic
2. Kecerdasan logis-matematis
3. Kecerdasan spasial
4. Kecerdasan musical
5. Kecerdasan naturalis
6. Kecerdasan kinestetik
7. Kecerdasan antarpribadi
8. Kecerdasan Intrapribadi ( dalam diri sendiri )
9. Kecerdasan eksistensialis
Gardner menetapkan syarat khusus yang harus dipenuhi oleh setiap kecerdasan agar dimasukan ke dalam teorinya
Empat diantaranya adalah sebagai berikut
1. Setiap kecerdasan dapat dilambangkan
2. Setiap kecerdasan mempunyai riwayat perkembangan
3. Setiap kecerdasan rawan terhadap cacat akibat kerusakan atau cedera pada wilayah otak tertentu
4. Setiap kecerdasan mempunyai keadaan akhir berdasar nilai budaya.
E. Pendekatan E-Learning
Pendekatan E-Learning merupakan salah satu pendekatan pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronik, khususnya perangkat computer.
F. Pendekatan Belajar Aktif ( Active Learning )
 Pendekatan belajar aktif adalah pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajara yang mandiri.
Pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belaajr yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.
Strategi yang dapat digunakan guru untuk mencapai tujuan tersebut antara lain
a. Refleksi
b. Pertanyaan siswa
c. Rangkuman
d. Pemetaan kognitif
G. Pendekatan Belajar Kooperatif
Oxford Dictionary mendefinisikan kooperasi “ bersedia membantu”. Kooperatif juga berarti bekerja sama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Cooperative learning juga meruakan model pembelajaran yang menekankan aktivitas kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk kelompok, mempelajari materi pelajaran, dan memecahkan masalah secara kolektif kooperatif. Pendekatan belajar kooperatif menuntut adanya modifikasi tujuan pembelajaran dari sekedar penyampaian informasi menjadi konstruktif pengetahuan oleh individu melalui belajar berkelompok.
H. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
Ada delapan komponen yang tersusun dalam proses pembelajaran kontekstual
1. Membangun hubungan untuk menemukan makna, dengan mengaitkan apa yang dipelajari di sekolah dengan pengalamannya sendiri.
2. Melakukan sesuatu yang bermakna
3. Belajar secara mandiri
4. Kolaborasi
5. Berpikir kritis dan kreatif
6. Mengembangkan potensi individu
7. Standar pencapaian yang tinggi
8. Asesmen yang autentik
I. Pendekatan belajar berbasis masalah
Belajar berbasis masalah adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berlandaskan pada paradigma konstruktivisme, yang berorientasi pada proses belajar siswa.
PBL mempunyai banyak variasi, diantaranya terdapat lima bentuk belajar berbasis masalah, sebagai berikut
a. Permasalahan sebagai pemandu
b. Permasalahan sebagai kesatuan dan alat evaluasi
c. Permasalahan sebagai contoh
d. Permasalahan sebagai fasilitasi proses belajar
e. Permasalahan sebagi stimulus belajar
Definisi pendekatan berbasis masalah adalah suatu lingkungan belajar dimana masalah mengendalikan proses belajar mengajar.
Pendekatan ini juga mencakup keduanya yaitu sebagai kurikulum dan sebuah proses.
SUMBER BELAJAR
A. Pengertian Sumber Belajar
Terdapat beberapa pengertian mengenai sumber belajar yang dikemukakan oleh para praktisi pendidikan, yaitu sebagai berikut
·         Sumber belajar adalah sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar sendiri secara individual
·         Semua sumber yang dapat digunakan oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan untuk memberikan fasilitas belajar.
B. Macam-macam Sumber belajar
a. Pesan
b. Manusia
c. Bahan media
d. Peralatan
e. Teknik
f. Latar
C. Manfaat sumber belajar dalam belajar dan pembelajaran
a. Dapat memberikan pengalaman yang lebih konkret dan langsung
b. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi dan dilihat secara langsung
c. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sains yang ada di dalam kealas
d. Dapat memberikan infomrasi yang akurat dan terbaru
e. Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan baik makro maupun dalam lingkup mikro
f. Dapat memberikan motivasi positif
g. Dapat merangsang untuk berpikir lebih kritis
Adapun Ciri-ciri sumber belajar adalah sebagai berikut
a. Mempunyai daya atau kekuatan yang dapat memberikan sesuatu yang kita perlukan dalam proses pengajaran
b. Sumber belajar dapat merubah tingkah laku yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan
c. Sumber belajar dapat dipergunakan secara sendiri-sendiri
d. Sumber belajar dibedakan menjadi dua, yaitu, sumber belajar yang dirancang dan sumber belajar yang tinggal pakai.
Ada empat faktor yang berpengaruh terhadap sumber belajar yaitu
1. Tujuan yang ingin dicapai
2. Ekonomis
3. Praktis dan sederhana
4. Mudah didapat
5. Fleksibel atau luwes


D. Pendekatan Belajar berbasis Aneka Sumber ( BEBAS )
Belajar berbasis aneka sumber mencakup berbagai cara dan saran
Dalam pendekaan ini siswa dapat belajra dengan berbagai cara mulai dari bantuan guru sampai belajar secara mandiri
Belajar berbasis aneka sumber terkait dengan beberapa pengertian dan sistem pembelajaran diantaranya
a. Open Learning, adalah prinsip belajar terbuka untuk semua orang
b. Distance Learning, Pendidikan jarak jauh adalah sistem atau proses yang langsung menghubungkan pembelajar dengan sumber-sumber yang jauh.
c. Flexible learning adalah jenis belajar yang dapat menggunakan berbagai sumber dalam semua bentuk
d. Learning resources adalah sumber belajar, termasuk didalamnya pembelajaran seperti video, buku, kaset, audio CBT, IV, dan paket pembelajaran yang mengkombinasikan lebih dari satu media
e. Resource based learning yang berorientasi pada siswa yang menggunakan aneka sumber dalam proses pembelajarannya.
Ada 3 hal pokok yang harus diperhatikan dalam proses perencanaan kegiatan pembelajaran yaitu
a. Belajar aneka sumber memungkinkan setiap pembelajar melakukan kegiatan belajar sesuai dengan sumber-sumber yang dimilikinya.
b. Kesempatan belajar yang dimiliki
c. Kemampuan dorongan dari dalam
Manfaat dari Belajar berbasis aneka sumber yaitu
a. Memupuk bakat yang terpendam
b. Mengusahakan sumber-sumber belajar yang memungkinkan pembelajaran berlangsung sepanjang tahun dan dapat menyeimbangkan antara keterampilan dan pengetahuan
c. Seorang dapat belajar sesuai dengan kondisinya tanpa merasa cemas dan merasakan suasana persaingan
Implementasi belajar berbasis aneka sumber
a. Proses pendidikan berpusat pada siswa atau mahasiswa
b. Teknologi pendidikan harus terlebih dahulu digerakkan pada visi tentang pendidikan dan pelatihan abad 21, terkait dengan peranan institusi pendidikan “ elektronik” dengan semakin majunya teknologi.
c. Prinsip paedagogik dan desain antarbudaya serta sumber pembelajaran untuk siswa merupakan perhatian utama di seluruh dunia, karena berada dalam arena pendidikan tanpa batas yang dipenuhi melalui world wid web ( www ).
EVALUASI HASIL BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
A. Pengertian pengukuran, penilaian ( Asesmen ) dan Evaluasi
1. Pengukuran
Pengukuran dapat diartikan sebagai pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakteristik atu karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang, hal atau objek tertentu menurut aturan formulasi yang jelas.
2. Penilaian
Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, yang menggunakan instrument tes atau non tes.
3. Evaluasi
Kata evaluasi merupakan penyaduran bahasa dari kata evaluation dalam bahasa inggris, yang lazim diartikan dengan penaksiran atau penilaian
B. Penilaian Hasil belajar dan kegunaannya
Penilaian hasil belajar adalah segama macam prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai unjuk kerja siswa atau seberapa jauh siswa  dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Alasan guru melakukan  penilaian adalah
a. Mempengaruhi persepsi public tentang keefektifan pendidikan
b. Membantu mengevaluasi guru
c. Meningkatkan kualitas instruksional
Tujuan atau fungsi dari evaluasi belajar adalah sebagai berikut
a. Diagnostik
b. Seleksi
c. Kenaikan kelas
d. Penempatan
Cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan bukti-bukti kemajuan belajar siswa, yaitu sebagai berikut
a. Penilaian portofolio
b. Penilaian melalui unjuk kerja
c.Penilaian melalui penugasan
d. Penilaian melalui hasil kerja
e. Penilaian melalui tes tertulis



C. Macam-macam Instrumen Penilaian Hasil Belajar ( Tes dan Non Tes )
1. Instrumen Tes
Instrumen penilaian hasil belajar dalam bentuk tes dapat diklasifikasikan menjadi tes esai dan tes objektif
2. Instrumen Non Tes
Alat untuk memperoleh informasi hasil belajar non tes terutama digunakan untuk  mengukur perubahan tingkah laku yang berkenaan dengan ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Alat ukur keberhasilan belajar non tes yang umum digunakan yaitu
a. Bagan partisipasi
Tujuannya ialah keikutsertaan peserta didik secara sukarela dalam kegiatan belajar mengajar tersebut.
b. Daftar cek
untuk menyatakan ada at tidanya suatu unsur, komponen, sifat, karakteristik atau kejadian dalam suatu peristiwa, tuga atau satu kesatuan yang kompleks.
c. Skala lajuan
Alat pengukuran non tes yang menggunakan suatu prosedur terstruktur untuk memperoleh informasi tentang sesuatu yang diobservasi, yang menyatakan posisi sesuatu dalam hubungannya dengan yang lain
d. Skala Sikap
 sebagai suatu konstruk psikologi, sikap harus memenuhi dua criteria, yaitu dapat diamati dan dapat diukur.



D.  Jenis Penilaian dan hasil belajar
1. Penilaian formatif  dan sumatif
a. Penilaian Formatif adalah ingin memantau sejauh manakah suatu proses pendidikan telah berjalan sebagaimana yang telah direncanakan. Biasanya diberikan secara periodic selama pembelajaran untuk memantau kemajuan belajar siswa dan memperoleh balikan untuk guru dan siswa.
b. Penilaian sumatif dilakukan untuk mengetahui sejauh manakah peserta didik dapat berpindah dari satu unit pembelajaran ke unit berikutnya
2. Penilaian Acuan Patokan ( PAP ) dan Penilaian Acuan Norma ( PAN )
Penilaian acuan patokan mengukur tingkat pencapaian belajar siswa dengan patokan tertentu. Dalam hal ini pencapaian terhadap tujuan pembelajaran khusus atau indikator pembelajaran.
Penilaian acuan norma disusun untuk menentukan keadaan atau posisi seorang peserta tes diantara kelompoknya, bukan untuk menentukan tingkat penguasaan setiap peserta tes terhadap perilaku yang ada dalam tujuan pembelajaran khusus.
3. Prosedur Penyusunan tes acuan patokan
a. Langkah pertama, menentukan maksud tes : ada dua maksud utama yaitu memberikan balikan bagi siswa dalam setiap proses belajarnya dan menilai efektivitas sistem pembelajaran secara keseluruhan
b. Langkah kedua, membuat tabel spesifikasi
c. Langkah ketiga adalah menuliskan butir-butir soal
d. Langkah Keempat merakit tes
e. Langkah kelima menulis petunjuk untuk setiap jenis tes
f. Langkah Keenam menulis kunci jawaban
g. Langkah ketujuh adalah mengujicobakan tes.
h. Langkah kedelapan adalah menganalisis hasil uji coba
i. Langkah terakhir adalah merevisi tes
E. Evaluasi Pembelajaran dan Fungsinya
1. Pengertian evaluasi pembelajaran ( Proses )
Evaluasi proses mencakup usaha-usaha yang terarah, terencana dan sistematik, untuk meneliti proses belajar mengajar yang telah menghasilkan suatu produk, baik terhadap fase perencanaan maupun terhadap fase pelaksanaan.
2. Objek-objek evaluasi pembelajaran
Evalusia proses disini terutama yang menyangkut kecocokan atau kesesuaian antara tujuan-tujuan instruksional yang ditetapkan dan yang dalam kenyataan yang dituju, antara keadaan awal siswa yang diperkirakan selama fase perencanaan, dan keadaan awal siswa yang actual yang nyata pada saat proses belajar mengajar berlangsung antara proses perencanaan porses belajar mengajar dan pelaksanaannya.
F. Macam-macam Instrumen Evaluasi Pembelajaran
a. Daftar-daftar pertanyaan
b. Metode observasi
c. Wawancara.
d. Laporan tertulis oleh para siswa setelah suatu program pengajaran selesai
G. Penilaian alternative
Penilaian alternative diartikan sebagai pemanfaatan pendekatan non-tradisional untuk memberi penilaian kinerja atau hasil belajar siswa.
Penilaian kinerja diwujudkan berdasarkan empat asumsi yaitu
a. Didasarkan pada partisipasi aktif siswa
b. tugas-tugas yang diberikan/ dikerjakan oleh siswa merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan proses pembelajarna
c. penilaian tidak hanya untuk mengetahui posisi siswa dalam proses pembelajaran, juga untuk memperbaiki proses pembelajaran.
d. Dengan mengetahui lebih dulu criteria yang digunakan, siswa akan terbuka dan aktif/ berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran
Tugas-tugas penilaian alternative atau kinerja dapat diwujudkan dalam berbagai bentuka
a. Computer adaptive testing
b. Tes pilihan ganda diperluas
c.Extended response
d. Group performance assessment
e. Individual performance assessment
f. Interview
g. Non traditional test item
h. Observasi
i. Portfolio
j. Project, exhibition, demonstration
k. short answer, open ended
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan asesmen alternative sebagai berikut
a. Mengindentifikasi pengetahuan dan keterampilan
b. merancang tugas-tugas
c. Menetapkan criteria keberhasilan


KONDISI BELAJAR DAN MASALAH-MASALAH BELAJAR
A. Pengertian kondisi belajar
Kondisi belajar adalah suatu keadaan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
Definisi lain tentang kondisi belajar adalah suatu keadaan yang terjadi pada aktivitas pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai proses pengolahan mental. Kondisi belajar juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang harus dialami siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar.
Gagne dalam bukunya “ Condition of learning (1977) menyatakan, terjadinya belajar dapat disimpulkan bila terdapat perbedaan dalam penampilan atau kinerja manusia sebelum dan sesudah ia ditempatkan pada situasi belajar. Dengan kata lain, ia menyatakan bahwa kondisi belajar adalah suatu situasi belajar pada seseorang setelah ia ditempatkan pada situasi tersebut.
Gagne membagi kondisi belajar  atas dua kategori, yaitu sebagai berikut :
Kondisi internal
Kondisi internal adalah kemampuan yang telah ada pada diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru.
Kondisi eksternal
Kondisi eksternal adalah situasi perangsang dai luar diri si belajar.
B. Kondisi belajar untuk berbagai jenis belajar
Gagne menyatakan bahwa dibutuhkan kondisi belajar yang efektif untuk berbagai jenis/kategori  kemampuan belajar.
Kondisi belajar dibagi dalam lima kategori
a. Keterampilan intelektual.
b. Informasi verbal
c. Strategi kognitif
d. Sikap
e. Keterampilan
C. Masalah-masalah belajar internal dan eskternal
Secara umum kondisi belajar internal dan eksternal akan mempengaruhi belajar. kondisi itu pertama, lingkungan fisik. Lingkungan fisik yang dalam proses belajar memberi pengaruh bagi proses belajar. Kedua, suasana emosional siswa. Suasana emosional siswa akan memberi pengaruh dalam proses pembelajaran siswa. Ketiga lingkungan sosial. Lingkungan sosial yang berada disekitar siswa juga turut mempengaruhi bagaimana siswa belajar.
Dalam hal pembelajaran, maka problematika dalam pembelajaran dikategorikan ke dalam dua hal berdasarkan sifatnya yaitu internal dan eksternal, masalah belajar internal adalah masalah-masalah yang timbul dari dalam diri siswa atau faktor-faktor internal yag menimbulkan ketidak beresan siswa dalam belajar. faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri, seperti :
a. Kesehatan
b. Rasa aman
c. Faktor kemampuan intelektual
d. Faktor afektif seperti perasaan dan percaya diri
e. Motivasi
f. Kematangan belajar
g. Usia
h. Jenis kelamin
i. Latar belakang sosial
j. Kebiasaan belajar
k. Kemampuan mengingat
l. Kemampuan penginderaan, seperti. Melihat,mendengar, atau merasakan
Dengan pemahaman tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa masalah-masalah belajar internal dapat bersifat biologis dan psikologis. Masalah yang bersifat biologis artinya menyangkut masalah yag bersifat kejasmanian, sementara yang bersifat psikologis adalah masalah yang bersifat psikis.
1. Faktor internal
Factor internal adalah factor yang timbul dari dlam diri siswa baik kondisi jasmani maupun rohani siswa.
Adapun factor internal dibedakan menjadi factor fisiologis dan factor psikologis
a. factor fisiologis adalah sesuatu kondisi yang berhubungan dengan keadaan jasmani seseorang.
Factor fisiologis yang dapat mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua macam
1. Tonus (kondisi ) badan
2. Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.
b. Faktor Psikologis
Factor Psikologis adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan keadan kejiwaan siswa.
Factor psikologis dapat ditinjau dari aspek bakat, minat, intelegensi dan motivasi
2. Faktor Eksternal
Factor eksternal adalah factor yang timbul dari luar diri siswa. Factor eksternal dibagi menjadi dua macam yaitu :


a. Faktor social
Faktor social dispesifikasikan dalam beberapa kategori lingkungan yaitu :
1. Lingkungan keluarga
-. Orang tua
-. Suasana Rumah
-. Kemampuan ekonomi keluarga
-. Latar belakang kebudayaan
2. Lingkungan guru
-. Interaksi guru dan murid
-. Hubungan antar murid
-. Cara Penyajian bahan pelajaran
3. Lingkungan Masyarakat
-. Teman bergaul
-. Pola hidup lingkungan
-. Kegiatan dalam masyarakat
-. Mass media
b. Faktor non social
Faktor non social dibedakan menjadi
1. Saran dan prasarana Sekolah
-. Kurikulum
-. Media pendidikan
-. Keadaan gedung
-. Sarana belajar
2. Waktu belajar
3. Rumah
4. Alam
D. Cara mendiagnosa Masalah belajar dan mengatasinya
Hal yang dimaksud dengan proses mendiagnosis adalah proses pemeriksaan terhadap suatu gejala yang tidak beres.
Diagnosis masalah belajar dilakukan secara sistimatis dan terarah dengan langkah-langkah sperti berikut
1. Mengindentifikasi adanya masalah
2. Menelaah atau menetapkan status siswa.
3. Memperkirakan sebab terjadinya masalah.