A.Pengertian belajar,
ciri-ciri belajar dan mengapa belajar
Belajar merupakan sebuah
proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup,
sejak masih bayi hingga liang lahat.
Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya
perubahan tingkah laku dalam dirinya. Yang menyangkut perubahan kognitif,
afektif dan psikomotor.
H.C. Witherington
menjelaskan pengertian belajar sebagai suatu perubahan didalam kepribadian yang
menaytakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian.
Gagne mengatakan belajar
adalah suatu perubahan perilaku yang relative menetap yang dihasilkan dari
pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang bertujuan atau direncanakan.
Belajar adalah sebuah proses
yang kompleks yang didalamnya tekrandung beberapa aspek yaitu :
a. Bertambahnya pengetahuan
b. Adanya kemampuan
mengingat dan mereproduksi
c. Adanya penerapan
pengetahuan
d. Menyimpulkan makna
e. Menafsirkan dan mengaitkannya
dengan realitas, dan
f. Adanya perubahan sebagau
pribadi
Dengan memahami kesimpulan
tersebut, belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut
a. Adanya kemampuan baru
atau perubahan
b. Perubahan itu tidak
berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau dapat disimpan
c. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja
melainkan harus dengan usaha
d. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh
pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau
pengaruh obat-obatan.
Ada delapan kecenderungan mengapa manusia mau
belajar
a. Ada semacam dorongan rasa ingin tahu yang
kuat
b. Ada keinginan untuk
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai tuntutan zaman dan lingkunga
ndi sekitarnya
c. Untuk memenuhi kebutuhan
d. Untuk melalukan
penyempurnaan dari apa yang sudah diketahuinya.
e. Untuk mampu
bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya.
f. Untuk meningkatkan
intelektualitas dan mengembangkan potensi diri.
g. Untuk mencapai cita-cita.
h. Untuk mengisi waktu
luang.
B. Jenis Belajar menurut Gagne
a. Belajar isyarat
b. Belajar Stimulus respons
c. Belajar merantaikan
d. Belajar Asosiasi Verbal
e. Belajar membedakan
f. Belajar konsep
g. Belajar dalil
h. Belajar memecahkan
masalah
Selain delapan Jenis belajar
Gagne membuat semacam sistimatika belajar yakni
a. Keterampilan intelektual
b. Informasi verbal
c. Strategi kognitif
d. Keterampilan motorik
e. Sikap
C. Jenis belajar Menurut Bloom
Ia terkenal sebagai pencetus
konsep taksonomi belajar. Taksonomi belajar adalah pengelompokkan tujuan
belajar berdasarkan domain atua kawasan belajar. Menurut Bloom ada tiga domain
belajar yaitu :
1. Cognitive Domain
Merupakan proses berpikir
atau perilaku yang temrasuk hasil kerja otak
2. Affective Domain
Perilaku yang dimunculkan
seseorang sebagai pertanda kecenderungannya untuk membuat pilihan atau
keputusan untuk bereaksi dalam lingkungan tertentu.
3. Psychomotor Domain
Perilaku yang dimunculkan
oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia.
D. Pengertian dan Ciri-ciri Pembelajaran
Pembelajaran adalah
seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa,
dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap
kejadian-kejadian intern yang beralngsung dialami siswa.
Menurut Gagne : Pembelajaran
adalah seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung
beberapa proses belajar yang sifatnya internal.
Dari pengertian tersebut
dapat disimpulkan ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut
a. Merupakan upaya sadar
darn disengaja
b. Pembelajaran harus
membuat siswa belajar
c. Tujuan harus ditetapkan
terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan
d. Pelaksanaannya
terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasilnya.
E. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Beberapa prinsip
pembelajaran dikemukakan oleh Atwi Suparman dengan mengadaptasi pemikiran
Fillbeck, Sebagai berikut
a. Respons-respons baru
diulang sebagai akibat dari respon sebelumnya
b. Perilaku tidak hanya
dikontrol oleh akibat dari respons, tetapi juga di bawah pengaruh kondisi atau
tanda-tanda di lingkungan siswa.
c. Perilaku yang ditimbulkan
oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang frekuensinya bila tidak
diperkuat dengan akibat yang menyenangkan implikasinya adalah pemberian isi
pembelajran yang berguna pada siswa di duia luar ruangan kelas dan memberikan
balikan berupa penghargaan terhadap keberhasilan mahasiswa.
d. belajar yang berbentuk
respons terhadap tanda-tanda yang terbatas akan ditransfer kepada situasi lain
yang terbatas pula.
e. Belajar
menggeneralisasikan dan memebadakan adalah dasar untuk bealajr sesuatu yang
kompleks seperti berkenaan dengan pemecahan masalah.
f. Situasi mental siswa
untuk menghadapi pelajaran akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan siswa
selama proses siswa belajar
g. kegiatan belajar yang
dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan disertai umpan balik menyelesaikan
tiap langkah, akan membantu siswa.
h. Kebutuhan memecah materi
yang kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil dapat dikurangi dengan
mewujudkannya dalam suatu model.
i. Keterampilan tingkat
tinggi terbentuk dari keterampilan dasar yang lebih sederhana.
j. Belajar akan lebih cepat,
efisien dan menyenangkan bila siswa diberi informasi tentang kualitas
penampilannya dan cara meningkatkannya.
k. Perkembangan dan
kecepatan belajar siswa sangat bervariasi, ada yag maju dengan cepat ada yang
lebih lambat.
l. Dengan persiapan, siswa
mengembangkan kemampuan mengorganisasikan kegiatan belajarnya sendiri dan
menimbulkan umpan balik bagi dirinya untuk membaut respons yang benar.
A. Pengertian teori Deskpriptif
dan Preskriptif
Bruner mengemukakan bahwa
teori pembelajaran adalah preskriptif dan teori belajar adalah deskriptif.
Preskriptif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah menetapkan metode
pembelajaran yang optimal, sedangkan deskriptif karena tujuan utama teori
belajar adalah menjelaskan proses belajar.
B. Teori belajar behavioristik
Menurut teori belajar
behavioristik atau aliran tingkah laku, belajar diartikan sebagai proses perubahan
tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons.
Edwin Guthrie
Teori conditioning Pavlov
dikembangkan oleh Guthrie. Ia berpendapat bahwa tingkah laku manusia dapat
diubah, tingkah laku baik dapat diubah menjadi buruk dan sebaliknya, tingkah
laku buruk dapat diubah menjadi baik.
Watson
Ia menyimpulkan bahwa
pengubahan tingkah laku dapat dilakukan melalui latihan/ membiasakan mereaksi
terhadap stimulus-stimulus yang diterima.
Skinner
Menurut Skinner suatu
respons sesungguhnya juga menghasilkan sejumlah konsekuensi yang nantinya akan
mempengaruhi tingkah laku manusia.
Thorndike
Thorndike mengemukakan bahwa
belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respons
Thorndike juga mengemukakan
beberapa hukum tentang belajar sebagai berikut.
a. Hukum Kesiapan
b. Hukum Latihan
c. Hukum Akibat
Clark Hull
Stimulusnnya selalu
dikaitkan dengan kebutuhan biologis, meskipun respons mungkin akan
bermacam-macam bentuknya.
C. Teori Belajar Kognitivistik
Teori ini lebih menekankan
proses belajar daripada hasil belajar.
Robert M. Gagne
Menurut teori ini, belajar
dipandanga sebagai proses pengolahan data informasi dalam otak manusia.
sedangkan pengolahan otak manusia sendiri dapat dijelaskan sebagai berikut
a. Receptor, menerima
rangsangan dari lingkungan dan mengubahnya menjadi neural, memberikan
simbol-simbol informasi yang diterimanya dan kemudian diteruskan kepada
b. Sensory Register, yang
terdapat pada syaraf pusat, fungsinya untuk menampung kesan-kesan sensoris dan
mengadakan seleksi, sehingga berbentuk kebulatan perceptual.
c. Short term memory,
menampung hasil pengolahan perceptual dan menyimpannya. Informasi dalam memori
ini dapat ditransformasi dalam bentuk kode-kode dan selanjutnya diteruskan ke
memori jangka panjang
d. Long term memory,
menampung hasil pengolahan yang ada di memori jangka pendek. Informasi disimpan
dalam jangka panjang dan bertahan lama, siap dipakai bila diperlukan.
e. Respons Generator,
menampung informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang dan mengubahnya
menjadi reaksi jawaban
Jean Piaget
Menurut Piaget proses
belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan yakni asimilasi, akomodasi, dan
equilibrasi
Ausubel
Menurut Ausubel, siswa akan
belajar dengan baik jika isi pelajaran sebelumnya didefinisikan dan kemudia
ndipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa dengan demikian, akan
mempengaruhi pengaturan kemajuan belajar siswa.
Bruner
Bruner mengusulkan teori
yang disebutnya free discovery learning, teori ini menjelaskan bahwa belajar
akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menemukan aturan melalui contoh-contoh yang menggambarkan aturan
yang menjadi sumbernya.
D. Teori belajar Humanistik
Proses belajar harus berhulu
dan bermuara pada manusia.
Artinya teori apapun dapat
dimanfaatkan asal tujuannya untuk “ memanusiakan manusia” dapat tercapai.
Bloom dan Krathwohl
Blomm dan Krathwohl
menunjukkan apa yang mungkin dikuasai oleh siswa tercakup dalam tiga kawasan
yaitu kognitif, afektif, psikomotor.
Kolb
Kolb membagi tahapan belaajr
dalam empat tahap, yaitu
a. Pengalaman Konkret
b. Pengamatan aktif
c. Konseptualisasi
d. Eksperimentasi aktif
Honey dan Mumford
Honey dan Mumford
menggolongkan siswa atas empat tipe, yaitu sebagai berikut.
a. Siswa tipe aktivis
b. Siswa tipe reflector
c. Siswa tipe teoris
d. Siswa tipe pragmatis
Habermas
Belajar sangat dipenagruhi
oleh interaksi, baik dengan lingkungan maupun dengan sesama
Habermas membagi tiga macam
tipe belajar yaitu
a. Technical learning
b. Practical learning
c. Emancipatory learning
Carl Rogers
Carl Rogers mengemukakan
bahwa siswa yang belajar hendaknya tidak dipaksa melainkan dibiarkan belajar
bebas, siswa diharapkan dapat mengambil keputusan sendiri dan berani
bertanggung jawab atas keputusan-keputusan yang diambilnya.
Rogers mengemukakan lima hal
penting dalam proses belajar humanistic yaitu
a. Hasrat untuk belajar
b. Belajar bermakna
c. Belajar tanpa hukuman
d. Belajar dengan inisiatif
e. Belajar dan perubahan
Abraham Maslow
Teori Maslow yang sangat
terkenal adalah teori kebutuhan. Kebutuhan pada diri manusia selalu menuntut
pemenuhan, dimulai dari tahapan yang paling dasar secara hierarkis menuju
kepada kebutuhan yang paling tinggi.
Tahapan-tahapan kebutuhan
tersebut sebagai berikut
a. Kebutuhan fisiologis
b. Kebutuhan akan rasa aman
secara fisik dan psikis
c. Kebutuhan sosial
d. Kebutuhan ego termasuk
keinginan untuk berprestasi
e. Kebutuhan aktualisasi
E. Teori Belajar Konstruktivistik
Teori ini memahami belajar
sebagai proses pembentukan pengetahuan oleh si belajar itu sendiri.
Glaserferld, Bettencourt dan
Matthews mengemukakan bahwap engetahuan yang dimiliki seseorang merupakan hasil
konstruksi orang itu sendiri.
Piaget mengemukakan bahwa
pengetahuan merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman,
proses pembentukannya berjalan terus menerus dan setiap kali terjadi
rekonstruksi karena adanya pemahaman yang baru.
Untuk memahami lebih dalam
tentang aliran konstruktivistik ini ada ciri-ciri belajar konstruktivistik yang dikemukakan oleh Driver dan Oldham yaitu
a. Orientasi
b. Elisitasi
c. Restrukturisasi
d. Penggunaan ide
e. Review
dalam aliran konstruktivistik
pengetahuan dipahami sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseoang
yang setiap saat mengalami reorganisasi
karena adanya pemahaman-pemahaman baru.
Faktor-faktor yang membatais
proses konstruksi pengetahuan adalah sebagai berikut
a. Hasil konstruksi yang
telah dimiliki seseorang
b. Domain pengalaman
seseorang
c. Jaringan kognitif
seseorang
Peranan guru pada pendekatan konstruktivisme ini lebih
sebagai mediator dan fasilitator bagi siswa yang meliputi kegiatan-kegiatan
berikut ini
a. Menyediakan pengalaman
belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab, mengajar atau berceramah
bukanlah tugas utama seorang guru.
b. Menyediakan atau
memberikan kegiatan-kegiatan yang
merangsang keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan
gagasannya.
c. Memonitor, mengevaluasi
dan menunjukkan apakah pemikiran siswa berjalan atau tidak.
Dalam hal saran belajar,
pendekatan konstruktivistik menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan
belajar adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri,
melalui bahan, media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya yang
disediakan untuk membantu pembentukan tersebut.
Beberapa hal penting tentang
evaluasi dalam aliran konstruktivistik, adalah :
a. Diarahkan pada
tugas-tugas autentik
b. Mengkonstruksi
pengetahuan yang menggambarkan proses berpikir yang lebih tinggi
c. Mengkonstruksi pengalaman
siswa, dan
d. Mengarahkan evaluasi pada
konteks yang luas dengan berbagai perspektif.
MOTIVASI
A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa
latin “ movere” yang berarti menggerakan.
Motivasi juga dapat
dijelaskan sebagai tujuan yang ingin dicapai, melalui perilaku tertentu (
Cropley, 1985 ). Pengertian ini bermakan jika seseorang melihat suatu manfaat
dan keuntungan yang akan diperoleh, maka ia akan berusaha kerasa untuk mencapai
tujuan tersebut.
B. Jenis dan Sumber Motivasi
Motivasi dapat dibedakan
menjadi motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsic berasal
dari dalam diri individu tanpa adanya rangsangan dari luar, sedangkan motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar.
Menurut Maslow ada lima
kebutuhan dasar manusia
a. kebutuhan fisiologis
b. Kebutuhan kemanaan dan
rasa terjamin
c. Kebuthan sosial
d. Kebutuhan ego
e. Kebutuhan aktualisasi
Kebutuhan-kebutuhan tersebut
menurut Maslow harus terpenuhi. Jika kebutuhan tersebut terblokade dan tidak
dapat menjadi active motivator maka usaha manusia hanya bertahan pada level
sebelumnya, dan tidak ada peningkatan
C. Peran Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran
Secara umum terdapat dua
peranan penting motivasi dalam belajar
1. Motivasi merupakan daya
penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
kelangsungan belajar demi mencapai satu tujuan
2. Motivasi memegang peranan
pentingdalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar,
sehingga siswa yang mempunyai motivai yang tinggi mempunyai energy yang bayak
untuk melaksanakan kegiatan belajar.
Ada tiga faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar
a. Latar belakang keluarga
b. kondisi atau konteks
sekolah
c. motivasi
D. Model Motivasi ARCS
Keller menyusun seperangkat
prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yang
disebut ARCS model.
Attention yaitu dorongan
rasa ingin tahu
Relevance yaitu adanya hubungan
yang ditunjukkan atara mater pembelajaran, kebutuhan dan kondisi siswa.
Confidence yaitu merasa diri
kompeten atau mampu merupakan potensi untuk dapat berinteraksi dengan
lingkungan
Satisfaction merupakan
keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan, siswa
temotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa.
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
a. Cita-cita/ aspirasi
pembelajar
b. Kemampuan pembelajar
c. Kondisi pembelajar
d. Kondisi lingkungan
Pembelajar
e. Unsur-unsur dinamis
belajar/ pembelajar
f. Upaya guru dalam
membelajarkan pembelajar
F. Upaya-upaya memotivasi dalam belajar
a. Mengoptimalkan penerapan
prinsip-prinsip belajar
b. Mengoptimalkan
unsur-unsur dinamis belajar
c. Mengoptimalkan
pemanfaatan upaya guru dalam membelajarkan pembelajar juga menjadi faktor yang
mempengaruhi motivasi
d. Mengembangkan aspirasi
dalam belajar
KURIKULUM
A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis kurikulum
merupakan terjemahan dari kata curriculum yang berarti rencana pelajaran. Curriculum
berasal dari kata “ curere” yang berarti berlari cepat, maju dengan cepat,
merambat, tergesa-gesa dan berusahan. Curriculum juga diartikan sebagai jarak
yang harus ditempuh oleh seorang pelari, mulai dari start hingga finish
Kurikulum dapat dibagi
menjadi dua pemahaman
a. kelompok yang memandang
kurikulum sebagai suatu rencan atau bahan tertulis yang dapat dijadikan pedoman
bagi para guru di sekolah
b. kelompok yang memandang
kurikulum sebagi program yang direncanakan dan dilaksanakan dalam situasi yang
nyata di kelas.
Kurikulum dibagi dalam tiga
aspek
a. fungsi kurikulum bagi
sekolah yang bersangkutan, yaitu sebagai alat untuk mencapai seperangkat tujuan
pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan
sehari-hari
b. fungsi kurikulum bagi
tatanan sekolah, yaitu sebagai pemeliharaan proses pendidikan dan penyiapan
tenaga kerja
c. fungsi bagi konsumen,
yaitu sebagai keikutsertaan dalam memperlancar pelaksanaan program pendidikan
dan kritik yang membangun dalam penyempurnaan program yang serasi.
B. Landasan Kurikulum
A. Landasan Filosofis/
Yuridis
Sistem nilai atau pandangan
hidup adalah dasar kehidupan yang dianut oleh suatu masyarakat
B. Psikologis
Landasan psikologis
dimaksudkan agar dalam penyusunan
kurikulum patut diperhatikan hal-hal yang berkenaan dengan karakteristik
peserta didik
C. Sosiologis
Dengan menjadikan
karakteristik masyarakat Indonesia sebagai landasan dalam pengembangan
kurikulum, maka pembelajar yang diajar nantinya tidak akan teralienasi dari
lingkungan sosialnya.
D. Organisatoris
Dalam perumusan kurikulum,
perlu disusun suatu desain yang tepat dan fungsional.
C. Prinsip pengembangan Kurikulum
1. Prinsip relevansi
Ada tiga segi menyangkut
masalah relevansi
a. Relevansi dengan
lingkungan hidup para murid
b. Relevansi dengan
perkembangan kehidupan masa kin dan masa yang akan datang
c. Relevansi dengan tuntutan
dalam dunia pekerjaan
2. Prinsip efektivitas
Prinsip efektivitas
dikaitkan dengan efektivitias guru ketika mengajar dan efektivitas para murid
yang belajar.
3. Prinsip Efisiensi
Implikasi prinsip ini
mengusahakan agar kegiatan kurikuler dapat mendayagunakan waktu, tenaga, biaya
dan sumber-sumber lain secara cermat dan tepat, sehingga hasil kegiatan
kurikuler itu mewadahi dan memenuhi harapan
4. Prinsip Fleksibilitas
Fleksibilitas artinya
lentur, tidak kaku dalam memberikan kebebasan bertindak
5. Prinsip kesinambungan
Implikasi ini mengusahakan
agar antara berbagai tingkat dari jenis program pendidikan saling berhubungan,
maka dapat dijelaskan sebagai berikut
a. Kesinambungan antara
berbagai tingkat sekol.
b. Kesinambungan antara
berbagai tingkat bidang studi.
6. Prinsip Objektivitas
Implikasi prinsip ini
mengusahakan agar semua kegiatan kurikulum dilakukan dengan kegiatan catatan
kebenaran ilmiah dengan mengeyampingkan pengaruh-pengaruh emosional dan
irasional
7. Prinsip Demokrasi
Implikasi ini ialah
mengusahakan agar penyelenggaraan pendidikan dikelola dan dilaksanakan secara
demokratis.
D. Pendekatan Kurikulum
Ada tiga pendekatan yang
dikemukakan yakni
a. Pendekatan yang
berorientasi pada bahan
b. Pendekatan yang
berorientasi pada tujuan
c. Pendekatan yang
berorientasi pada kmpetensi
E. Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum yang berbasis
kompetensi adlaah suatu kurikulum yang ditujukan untuk menciptakan tamtan yang
kompeten dan cerdas dalam membangun identitas budaya bangsanya. Kompetensi yang
dikembangkan berupa keterampinal dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan,
pertentangan, ketidak menentuan, ketidakpastian dan kerumitan-kerumitan dalam
kehidupan.
Prinsip-prinsip kurikulum
berbasis kompetensi
a. Keseimbangan etika
b. Kesamaan memperoleh
kesempatan
c. Memperkuata identitas
nasional
d. Menghadapi abad
pengetahuan
e. Menyongsong tantangan
teknologi informasi dan komunikasi
f. Mengintegrasikan unsur-unsur
penting ke dalam kurikuler
h. Pendidikan alternative
i. Berpusat pada anak
sebagai pusat pengetahuan
j. Pendidikan multicultural
dan multi bahasa
k. Penilaian berkelanjutan
dan komprehensif
l. Pendidikan sepanjang
hayat
F. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP merupakan strategi
pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah efektif, produktif dan
berprestasi.
G. Faktor-faktor penyebab perubahan Kurikulum
a. Keluasan dan pemerataan
kesempatan belajar
b. Upaya peningkatan mutu
pendidikan
c. Memperhatikan relevansi
pendidikan
d. Persoalan efektivitas dan
efisiensi pendidikan
e. Perubahan paradigma
pendidikan
PENDEKATAN PEMBELAJARAN
A. Pengertian pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran
W. Gulo mengemukakan bahwa
pendekatan pembelajaran adala suatu pandangan dalam mengupayakan cara siswa
berinteraksi dengan lingkungan. Sementara Perceival dan Ellington mengemukakan
dua kategori pendekatan pembelajaran, kedua kategori pendekataan tersebut
adalah pendekatan pembelajaran berorientasi guru dan pendekatan pembelajaran
berorientasi siswa.
Pendekatan inovatif dalam
strategi pembelajaran diperlukan untuk mengaktifkan keterlibatan siswa secara
mandiri dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang akan dipilh dan
digunakan oleh guru bertitik tolak dari tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dari awal.
Walter Dick menyebutkan
bahwa terdapat lima komponen strategi pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
1. Kegiatan pembelajaran
pendahuluan
2. Penyampaian informasi
3. Partisipasi peserta didik
4. Tes
B. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran dan penerapannya
a. Metode proyek, yaitu
metode yang bertitik tolah dari suatu masalah kemudian dibahas dari berbagai
sgi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara komprehensif dan bermakna
b. Metode eksperimen,
mengedepankan aktivitas percobaan
c. Metode tugas, yaitu guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar
d. Metode diskusi, yaitu
siswa dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan
yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama
e. Metode sosiodrama yaitu
siswa mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial
C. Pendekatan Quantum Teaching
Quantum teaching adalah
menciptakan lingkungan belajar yang efektif dengan cara menggunakan unsur yang
ada pada siswa dan lingkungan belaajrnya melalui interaksi yang terjadi didalam
kelas.
1. Asas utama quantum
teaching
Quantum teaching bersandar
pada konsep bahwa “ bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita
ke dunia mereka”, maksudnya mengingatkan ktia pada pentingnya memasuki dunia
murid sebagai langkah pertama.
2.Prinsip quantum teaching
a. segalanya berbicara
b. Segalanya bertujuan
c. pengalaman sebelum
pemberian nama
d. akui setiap usaha
e. jika layak dipelajari,
layak pula dirayakan
3. Model quantum teaching
Model quantum teaching
hampir sama dengan sebuah simfoni
Unsur-unsur tersebut dapat
dibagi menjadi dua kelompok
a. konteks
1. suasana
2. landasan
3. Lingkungan
4. Rancangan
b. Isi ( Content )
1. presentasi
2. Arahkan focus
3. Ingklusif
4. Spesifik
4. Penerapan quantum teaching dalam pembelajaran
Penerapan quantum teaching
yaitu melibatkan seluruh aspek kejiwaan suswa dan guru, bukan hanya fisik,
pikiran, perasaan, pengalaman, bahasa tubuh dan emosipun terlibat. Setelah
kaitan emosi terjalin, ketika seorang guru membawa siswa ke dalam dunia guru,
apapun materi yang disajikan dan dieksplorasi lebih mudah dipahami siswa. Siswa
tidak diliputi rasa takut dalam menyampaikan pertanyaan.dalam suasana santai,
proses pengendapan berlangsung lebih lama karena materi yang diterima akan
bersentuhan dengan pengetahuan sehimpun yang berseliweran dalam otak siswa.
Dengan terciptanya kaitan
emosi, antara siswa dan siswa akan guru dan siswa, maka hasil pembelajaran akan
lebih mendalam dan bermakna.
Pakem
Model Pakem pertama kali
diperkenalkan oleh program manajemen berbbasi sekolah, yang dikembangkan atas
kerjasam pemerintah RI, UNICEF dan UNESCO, yang dikembangkan dalam proyek MBE (
Managing, Basic Education ). PAKEM
bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kaya, dan mengembangkan
keterampilan, pengetahuan dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan
sehari-hari.
Menurut Lynne Hill, Pakem
itu memiliki ciri-ciri sbb.
1. Pembelajaran direncanakan
dengan baik
2. Pembelajaran menarik dan
menantang
3. Pembelajaran mengaktifkan
siswa
4. Suatu rencana
Pembelajaran PAKEM mencakup hal berikut
a. fokus belajar dan
pembelajaraan
b. apa yang dibutuhkan dalam
pembelajaran ( bahan dan sumber )
c. urutan pembelajaran
d. Proses dan produk pembelajaran
Model PAKEM ini dilandaskan
pada teori belajar konstruktivistik dimana para pemelajara diharapkan dapat
membangun pengetahuan, sikap dan keterampilan sendiri sesuai dengan
karakteristik masing-masing.
D. Pendekatan Multiple Inteligences
Menurut Gardner suatu
kemampuan disebut intelegensia jika
a. menunjukkan suatu
kemahiran dan keterampilan seseorang dalam memecahkan persoalan dan kesulitan
yang ditemukan dalam hidupnya
b. adanya unsur pengetahuan
dan keahlian
c. bersifat universal harus
berlaku bagi banyak orang
d. kemampuan itu dasarnya
adalah unsur biologis, yaitu karena otak seseorang bukan sesuatu yang terjadi
karena latihan
e. kemampuan itu sudah ada
sejak lahir, meski di dalam pendidikan dapat dikembangkan
Pokok-pokok pikiran yang
dikemukakan Gardner adalah.
1. Manusia memiliki
kemampuan meningkatkan dan memperkuat kecerdasannya
2. Kecerdasan selain dapat
berubah dapat juga diajarkan kepada orang lain
3. Kecerdasan merupakan
realitas majemuk yang muncul dibagian-bagian yang berbeda pada sistem otak atau
pikiran manusia
4. Pada tingkat tertentu,
kecerdasan ini merupakan suatu kesatuan yang utuh, maknanya, dalam memecahkan
masalah atau tugas tertentu, seluruh macam kecerdasan manusia bekerja secara
bersama-sama.
Kesembilan kecerdasan itu
adalah
1. Kecerdasan linguistic
2. Kecerdasan
logis-matematis
3. Kecerdasan spasial
4. Kecerdasan musical
5. Kecerdasan naturalis
6. Kecerdasan kinestetik
7. Kecerdasan antarpribadi
8. Kecerdasan Intrapribadi (
dalam diri sendiri )
9. Kecerdasan eksistensialis
Gardner menetapkan syarat
khusus yang harus dipenuhi oleh setiap kecerdasan agar dimasukan ke dalam
teorinya
Empat diantaranya adalah
sebagai berikut
1. Setiap kecerdasan dapat
dilambangkan
2. Setiap kecerdasan
mempunyai riwayat perkembangan
3. Setiap kecerdasan rawan
terhadap cacat akibat kerusakan atau cedera pada wilayah otak tertentu
4. Setiap kecerdasan
mempunyai keadaan akhir berdasar nilai budaya.
E. Pendekatan E-Learning
Pendekatan E-Learning
merupakan salah satu pendekatan pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan
perangkat elektronik, khususnya perangkat computer.
F. Pendekatan Belajar Aktif ( Active Learning )
Pendekatan belajar aktif adalah pendekatan
dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif
menuju belajara yang mandiri.
Pembelajaran aktif
dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh
anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belaajr yang
memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.
Strategi yang dapat
digunakan guru untuk mencapai tujuan tersebut antara lain
a. Refleksi
b. Pertanyaan siswa
c. Rangkuman
d. Pemetaan kognitif
G. Pendekatan Belajar Kooperatif
Oxford Dictionary
mendefinisikan kooperasi “ bersedia membantu”. Kooperatif juga berarti bekerja
sama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Cooperative learning juga
meruakan model pembelajaran yang menekankan aktivitas kolaboratif siswa dalam
belajar yang berbentuk kelompok, mempelajari materi pelajaran, dan memecahkan
masalah secara kolektif kooperatif. Pendekatan belajar kooperatif menuntut
adanya modifikasi tujuan pembelajaran dari sekedar penyampaian informasi
menjadi konstruktif pengetahuan oleh individu melalui belajar berkelompok.
H. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
Ada delapan komponen yang
tersusun dalam proses pembelajaran kontekstual
1. Membangun hubungan untuk
menemukan makna, dengan mengaitkan apa yang dipelajari di sekolah dengan
pengalamannya sendiri.
2. Melakukan sesuatu yang
bermakna
3. Belajar secara mandiri
4. Kolaborasi
5. Berpikir kritis dan kreatif
6. Mengembangkan potensi
individu
7. Standar pencapaian yang
tinggi
8. Asesmen yang autentik
I. Pendekatan belajar berbasis masalah
Belajar berbasis masalah
adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berlandaskan pada paradigma
konstruktivisme, yang berorientasi pada proses belajar siswa.
PBL mempunyai banyak
variasi, diantaranya terdapat lima bentuk belajar berbasis masalah, sebagai
berikut
a. Permasalahan sebagai
pemandu
b. Permasalahan sebagai
kesatuan dan alat evaluasi
c. Permasalahan sebagai contoh
d. Permasalahan sebagai
fasilitasi proses belajar
e. Permasalahan sebagi
stimulus belajar
Definisi pendekatan berbasis
masalah adalah suatu lingkungan belajar dimana masalah mengendalikan proses
belajar mengajar.
Pendekatan ini juga mencakup
keduanya yaitu sebagai kurikulum dan sebuah proses.
SUMBER BELAJAR
A. Pengertian Sumber Belajar
Terdapat beberapa pengertian
mengenai sumber belajar yang dikemukakan oleh para praktisi pendidikan, yaitu
sebagai berikut
·
Sumber belajar adalah sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan
dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar sendiri secara
individual
·
Semua sumber yang dapat digunakan oleh pelajar baik secara terpisah
maupun dalam bentuk gabungan untuk memberikan fasilitas belajar.
B. Macam-macam Sumber belajar
a. Pesan
b. Manusia
c. Bahan media
d. Peralatan
e. Teknik
f. Latar
C. Manfaat sumber belajar dalam belajar dan pembelajaran
a. Dapat memberikan
pengalaman yang lebih konkret dan langsung
b. Dapat menyajikan sesuatu
yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi dan dilihat secara langsung
c. Dapat menambah dan
memperluas cakrawala sains yang ada di dalam kealas
d. Dapat memberikan
infomrasi yang akurat dan terbaru
e. Dapat membantu memecahkan
masalah pendidikan baik makro maupun dalam lingkup mikro
f. Dapat memberikan motivasi
positif
g. Dapat merangsang untuk
berpikir lebih kritis
Adapun Ciri-ciri sumber
belajar adalah sebagai berikut
a. Mempunyai daya atau
kekuatan yang dapat memberikan sesuatu yang kita perlukan dalam proses
pengajaran
b. Sumber belajar dapat
merubah tingkah laku yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan
c. Sumber belajar dapat
dipergunakan secara sendiri-sendiri
d. Sumber belajar dibedakan
menjadi dua, yaitu, sumber belajar yang dirancang dan sumber belajar yang
tinggal pakai.
Ada empat faktor yang
berpengaruh terhadap sumber belajar yaitu
1. Tujuan yang ingin dicapai
2. Ekonomis
3. Praktis dan sederhana
4. Mudah didapat
5. Fleksibel atau luwes
D. Pendekatan Belajar berbasis Aneka Sumber ( BEBAS )
Belajar berbasis aneka
sumber mencakup berbagai cara dan saran
Dalam pendekaan ini siswa
dapat belajra dengan berbagai cara mulai dari bantuan guru sampai belajar
secara mandiri
Belajar berbasis aneka
sumber terkait dengan beberapa pengertian dan sistem pembelajaran diantaranya
a. Open Learning, adalah
prinsip belajar terbuka untuk semua orang
b. Distance Learning,
Pendidikan jarak jauh adalah sistem atau proses yang langsung menghubungkan
pembelajar dengan sumber-sumber yang jauh.
c. Flexible learning adalah
jenis belajar yang dapat menggunakan berbagai sumber dalam semua bentuk
d. Learning resources adalah
sumber belajar, termasuk didalamnya pembelajaran seperti video, buku, kaset,
audio CBT, IV, dan paket pembelajaran yang mengkombinasikan lebih dari satu
media
e. Resource based learning
yang berorientasi pada siswa yang menggunakan aneka sumber dalam proses
pembelajarannya.
Ada 3 hal pokok yang harus
diperhatikan dalam proses perencanaan kegiatan pembelajaran yaitu
a. Belajar aneka sumber
memungkinkan setiap pembelajar melakukan kegiatan belajar sesuai dengan
sumber-sumber yang dimilikinya.
b. Kesempatan belajar yang
dimiliki
c. Kemampuan dorongan dari
dalam
Manfaat dari Belajar
berbasis aneka sumber yaitu
a. Memupuk bakat yang
terpendam
b. Mengusahakan
sumber-sumber belajar yang memungkinkan pembelajaran berlangsung sepanjang
tahun dan dapat menyeimbangkan antara keterampilan dan pengetahuan
c. Seorang dapat belajar
sesuai dengan kondisinya tanpa merasa cemas dan merasakan suasana persaingan
Implementasi belajar
berbasis aneka sumber
a. Proses pendidikan
berpusat pada siswa atau mahasiswa
b. Teknologi pendidikan
harus terlebih dahulu digerakkan pada visi tentang pendidikan dan pelatihan
abad 21, terkait dengan peranan institusi pendidikan “ elektronik” dengan
semakin majunya teknologi.
c. Prinsip paedagogik dan
desain antarbudaya serta sumber pembelajaran untuk siswa merupakan perhatian
utama di seluruh dunia, karena berada dalam arena pendidikan tanpa batas yang
dipenuhi melalui world wid web ( www ).
EVALUASI HASIL BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
A. Pengertian pengukuran, penilaian ( Asesmen ) dan Evaluasi
1. Pengukuran
Pengukuran dapat diartikan
sebagai pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakteristik atu
karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang, hal atau objek tertentu
menurut aturan formulasi yang jelas.
2. Penilaian
Penilaian adalah suatu
proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh
melalui pengukuran hasil belajar, yang menggunakan instrument tes atau non tes.
3. Evaluasi
Kata evaluasi merupakan
penyaduran bahasa dari kata evaluation dalam bahasa inggris, yang lazim
diartikan dengan penaksiran atau penilaian
B. Penilaian Hasil belajar dan kegunaannya
Penilaian hasil belajar
adalah segama macam prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
mengenai unjuk kerja siswa atau seberapa jauh siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.
Alasan guru melakukan penilaian adalah
a. Mempengaruhi persepsi
public tentang keefektifan pendidikan
b. Membantu mengevaluasi
guru
c. Meningkatkan kualitas
instruksional
Tujuan atau fungsi dari
evaluasi belajar adalah sebagai berikut
a. Diagnostik
b. Seleksi
c. Kenaikan kelas
d. Penempatan
Cara-cara yang digunakan
untuk mengumpulkan bukti-bukti kemajuan belajar siswa, yaitu sebagai berikut
a. Penilaian portofolio
b. Penilaian melalui unjuk
kerja
c.Penilaian melalui
penugasan
d. Penilaian melalui hasil
kerja
e. Penilaian melalui tes
tertulis
C. Macam-macam Instrumen Penilaian Hasil Belajar ( Tes dan Non Tes )
1. Instrumen Tes
Instrumen penilaian hasil
belajar dalam bentuk tes dapat diklasifikasikan menjadi tes esai dan tes
objektif
2. Instrumen Non Tes
Alat untuk memperoleh
informasi hasil belajar non tes terutama digunakan untuk mengukur perubahan tingkah laku yang
berkenaan dengan ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Alat ukur keberhasilan
belajar non tes yang umum digunakan yaitu
a. Bagan partisipasi
Tujuannya ialah
keikutsertaan peserta didik secara sukarela dalam kegiatan belajar mengajar
tersebut.
b. Daftar cek
untuk menyatakan ada at
tidanya suatu unsur, komponen, sifat, karakteristik atau kejadian dalam suatu
peristiwa, tuga atau satu kesatuan yang kompleks.
c. Skala lajuan
Alat pengukuran non tes yang
menggunakan suatu prosedur terstruktur untuk memperoleh informasi tentang
sesuatu yang diobservasi, yang menyatakan posisi sesuatu dalam hubungannya
dengan yang lain
d. Skala Sikap
sebagai suatu konstruk psikologi, sikap harus
memenuhi dua criteria, yaitu dapat diamati dan dapat diukur.
D. Jenis Penilaian dan hasil
belajar
1. Penilaian formatif dan sumatif
a. Penilaian Formatif adalah
ingin memantau sejauh manakah suatu proses pendidikan telah berjalan
sebagaimana yang telah direncanakan. Biasanya diberikan secara periodic selama
pembelajaran untuk memantau kemajuan belajar siswa dan memperoleh balikan untuk
guru dan siswa.
b. Penilaian sumatif
dilakukan untuk mengetahui sejauh manakah peserta didik dapat berpindah dari
satu unit pembelajaran ke unit berikutnya
2. Penilaian Acuan Patokan ( PAP ) dan Penilaian Acuan Norma ( PAN )
Penilaian acuan patokan
mengukur tingkat pencapaian belajar siswa dengan patokan tertentu. Dalam hal
ini pencapaian terhadap tujuan pembelajaran khusus atau indikator pembelajaran.
Penilaian acuan norma
disusun untuk menentukan keadaan atau posisi seorang peserta tes diantara
kelompoknya, bukan untuk menentukan tingkat penguasaan setiap peserta tes
terhadap perilaku yang ada dalam tujuan pembelajaran khusus.
3. Prosedur Penyusunan tes acuan patokan
a. Langkah pertama,
menentukan maksud tes : ada dua maksud utama yaitu memberikan balikan bagi
siswa dalam setiap proses belajarnya dan menilai efektivitas sistem
pembelajaran secara keseluruhan
b. Langkah kedua, membuat
tabel spesifikasi
c. Langkah ketiga adalah
menuliskan butir-butir soal
d. Langkah Keempat merakit
tes
e. Langkah kelima menulis
petunjuk untuk setiap jenis tes
f. Langkah Keenam menulis
kunci jawaban
g. Langkah ketujuh adalah
mengujicobakan tes.
h. Langkah kedelapan adalah
menganalisis hasil uji coba
i. Langkah terakhir adalah
merevisi tes
E. Evaluasi Pembelajaran dan Fungsinya
1. Pengertian evaluasi pembelajaran ( Proses )
Evaluasi proses mencakup
usaha-usaha yang terarah, terencana dan sistematik, untuk meneliti proses
belajar mengajar yang telah menghasilkan suatu produk, baik terhadap fase
perencanaan maupun terhadap fase pelaksanaan.
2. Objek-objek evaluasi pembelajaran
Evalusia proses disini
terutama yang menyangkut kecocokan atau kesesuaian antara tujuan-tujuan
instruksional yang ditetapkan dan yang dalam kenyataan yang dituju, antara keadaan
awal siswa yang diperkirakan selama fase perencanaan, dan keadaan awal siswa
yang actual yang nyata pada saat proses belajar mengajar berlangsung antara
proses perencanaan porses belajar mengajar dan pelaksanaannya.
F. Macam-macam Instrumen Evaluasi Pembelajaran
a. Daftar-daftar pertanyaan
b. Metode observasi
c. Wawancara.
d. Laporan tertulis oleh
para siswa setelah suatu program pengajaran selesai
G. Penilaian alternative
Penilaian alternative
diartikan sebagai pemanfaatan pendekatan non-tradisional untuk memberi
penilaian kinerja atau hasil belajar siswa.
Penilaian kinerja diwujudkan
berdasarkan empat asumsi yaitu
a. Didasarkan pada
partisipasi aktif siswa
b. tugas-tugas yang
diberikan/ dikerjakan oleh siswa merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
keseluruhan proses pembelajarna
c. penilaian tidak hanya
untuk mengetahui posisi siswa dalam proses pembelajaran, juga untuk memperbaiki
proses pembelajaran.
d. Dengan mengetahui lebih
dulu criteria yang digunakan, siswa akan terbuka dan aktif/ berupaya untuk
mencapai tujuan pembelajaran
Tugas-tugas penilaian
alternative atau kinerja dapat diwujudkan dalam berbagai bentuka
a. Computer adaptive testing
b. Tes pilihan ganda
diperluas
c.Extended response
d. Group performance
assessment
e. Individual performance
assessment
f. Interview
g. Non traditional test item
h. Observasi
i. Portfolio
j. Project, exhibition,
demonstration
k. short answer, open ended
Langkah-langkah yang
dilakukan dalam penyusunan asesmen alternative sebagai berikut
a. Mengindentifikasi pengetahuan
dan keterampilan
b. merancang tugas-tugas
c. Menetapkan criteria
keberhasilan
KONDISI BELAJAR DAN
MASALAH-MASALAH BELAJAR
A.
Pengertian kondisi belajar
Kondisi belajar adalah suatu keadaan yang dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
Definisi lain tentang kondisi belajar adalah suatu
keadaan yang terjadi pada aktivitas pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai
proses pengolahan mental. Kondisi belajar juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang harus dialami siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar.
Gagne dalam bukunya “ Condition of learning (1977)
menyatakan, terjadinya belajar dapat disimpulkan bila terdapat perbedaan dalam
penampilan atau kinerja manusia sebelum dan sesudah ia ditempatkan pada situasi
belajar. Dengan kata lain, ia menyatakan bahwa kondisi belajar adalah suatu
situasi belajar pada seseorang setelah ia ditempatkan pada situasi tersebut.
Gagne membagi kondisi belajar atas dua kategori, yaitu sebagai berikut :
Kondisi internal
Kondisi internal adalah kemampuan yang telah ada
pada diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru.
Kondisi eksternal
Kondisi eksternal adalah situasi perangsang dai luar
diri si belajar.
B.
Kondisi belajar untuk berbagai jenis belajar
Gagne menyatakan bahwa dibutuhkan kondisi belajar
yang efektif untuk berbagai jenis/kategori
kemampuan belajar.
Kondisi belajar dibagi dalam lima kategori
a. Keterampilan intelektual.
b. Informasi verbal
c. Strategi kognitif
d. Sikap
e. Keterampilan
C.
Masalah-masalah belajar internal dan eskternal
Secara umum kondisi belajar internal dan eksternal
akan mempengaruhi belajar. kondisi itu pertama, lingkungan fisik. Lingkungan
fisik yang dalam proses belajar memberi pengaruh bagi proses belajar. Kedua,
suasana emosional siswa. Suasana emosional siswa akan memberi pengaruh dalam
proses pembelajaran siswa. Ketiga lingkungan sosial. Lingkungan sosial yang
berada disekitar siswa juga turut mempengaruhi bagaimana siswa belajar.
Dalam hal pembelajaran, maka problematika dalam
pembelajaran dikategorikan ke dalam dua hal berdasarkan sifatnya yaitu internal
dan eksternal, masalah belajar internal adalah masalah-masalah yang timbul dari
dalam diri siswa atau faktor-faktor internal yag menimbulkan ketidak beresan
siswa dalam belajar. faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri anak itu sendiri, seperti :
a. Kesehatan
b. Rasa aman
c. Faktor kemampuan intelektual
d. Faktor afektif seperti perasaan dan percaya diri
e. Motivasi
f. Kematangan belajar
g. Usia
h. Jenis kelamin
i. Latar belakang sosial
j. Kebiasaan belajar
k. Kemampuan mengingat
l. Kemampuan penginderaan, seperti.
Melihat,mendengar, atau merasakan
Dengan pemahaman tersebut, maka dapat dikemukakan
bahwa masalah-masalah belajar internal dapat bersifat biologis dan psikologis. Masalah yang bersifat
biologis artinya menyangkut masalah yag bersifat kejasmanian, sementara yang
bersifat psikologis adalah masalah yang bersifat psikis.
1. Faktor internal
Factor internal adalah
factor yang timbul dari dlam diri siswa baik kondisi jasmani maupun rohani
siswa.
Adapun factor internal
dibedakan menjadi factor fisiologis dan factor psikologis
a. factor fisiologis adalah
sesuatu kondisi yang berhubungan dengan keadaan jasmani seseorang.
Factor fisiologis yang dapat
mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua macam
1. Tonus (kondisi ) badan
2. Keadaan fungsi-fungsi
fisiologis tertentu.
b. Faktor Psikologis
Factor Psikologis adalah
suatu kondisi yang berhubungan dengan keadan kejiwaan siswa.
Factor psikologis dapat
ditinjau dari aspek bakat, minat, intelegensi dan motivasi
2. Faktor Eksternal
Factor eksternal adalah
factor yang timbul dari luar diri siswa. Factor eksternal dibagi menjadi dua
macam yaitu :
a. Faktor social
Faktor social
dispesifikasikan dalam beberapa kategori lingkungan yaitu :
1. Lingkungan keluarga
-. Orang tua
-. Suasana Rumah
-. Kemampuan ekonomi
keluarga
-. Latar belakang kebudayaan
2. Lingkungan guru
-. Interaksi guru dan murid
-. Hubungan antar murid
-. Cara Penyajian bahan
pelajaran
3. Lingkungan Masyarakat
-. Teman bergaul
-. Pola hidup lingkungan
-. Kegiatan dalam masyarakat
-. Mass media
b. Faktor non social
Faktor non social dibedakan
menjadi
1. Saran dan prasarana
Sekolah
-. Kurikulum
-. Media pendidikan
-. Keadaan gedung
-. Sarana belajar
2. Waktu belajar
3. Rumah
4. Alam
D. Cara mendiagnosa Masalah belajar dan mengatasinya
Hal yang dimaksud dengan
proses mendiagnosis adalah proses pemeriksaan terhadap suatu gejala yang tidak
beres.
Diagnosis masalah belajar
dilakukan secara sistimatis dan terarah dengan langkah-langkah sperti berikut
1. Mengindentifikasi adanya
masalah
2. Menelaah atau menetapkan
status siswa.
3. Memperkirakan sebab
terjadinya masalah.