Sy ketemu situs yg bagus buat teman2 yg lagi sulit punya uang. Coba cek di sini: http://komisifb.com/?id=simsondundu. Bantu sebarkan yah, mudah2an berguna buat teman2 yg lain"
Catatanku
Selasa, 22 April 2014
Minggu, 02 Maret 2014
Permulaan Kehidupan Kristen bag.2
ANUGERAH ALLAH
Dalam bagian terdahulu kita telah membahas bagaiman seseorang yang konsisten atas pertobatan dan iman dari pihak manusia dan jaminan pengampunan dari pihak Allah. Pengampunan merupakan suatu karya anugerah, tetapi peranan apa yang dimainkan anugrah dalam pertobatan dan iman…? Perdebatan tentang hal ini berkaitan erat dengan masalah-masalah predistinasi, pemilihan, ketekunan dan kemurtadan .
Istilah kharis ( “ Anugerah” ) dalam TB diterjemahkan “ kasih Karunia” dalam PB dipakai dengan beberapa arti, tetapi yang paling khas ialah “ Kemurahan hati Allah yang tidak pantas diterima oleh orang yang layak dihukum”. Istilah itu dipakai untuk mengungkapkan sikap Allah yang menyediakan keselamatan bagi manusia, teristimewa dalam misi Yesus.
1. Kitab-kitab Injil Sinoptik
a. Konsep Anugerah
Istilah Kharis ( “ Anugerah” ). Tidak muncul dalam Matius dan Markus. Dan tidak seberapa dalam Injil Lukas dalam pemakaiannya, dalam Lukas 1 : 30 dikatakan kepada Maria bahwa ia telah beroleh anugerah dihadapan Allah. Dalam Bahasa Yunani hukum itu merupakan keadaan yang berkesinambungan ( Lukas 1 : 28 ).
Pengertian umum dari Istilah Kharis yaitu kerumahan hati Luka 2 : 40, 52 dimana kharis diterapkan kepada Yesus.
Kitab-kitab injil sinoptik penuh dengan nasihat-nasihat etis yang menyodorkan banyak tuntutan kepada warga kerajaan Allah, seperti dalam Khotbah di bukit, sekalipun tuntutan itu bukanlah syarat masuk, melainkan norma-norma di dalam kerajaan itu.
b. Petunjuk dari perumpamaan.
Apa yang kita pelajari dari perumpamaan-perumpamaan itu untuk maksud ini jelas bergantung kepada permohonan kita tentang arti “ kerajaan” itu. Bila kita berpikir tentang suatu kerajaan yang belum dimulai, maka titik masuk kerajaan tentu ditempatkan dimasa depan juga.
Bila kita berpikir tentang suatu kerajaan yang sudah ada sekarang artinya,( pengharapan untuk masa depan sudah dimajukan), maka menjadi warga kerajaan itu sekarang harus diikatkan kepada hal masuk kedalam kerajaan yang masih akan datang dimasa depan.
Perumpamaan tentang penabur ( Mat 13 : 1-9, 18-23; Mrk 4 ; 3-9,14-20; Lukas 8 : 4-8, 11-15 ), bahwa semua pertumbuhan bergantung kepada benih dan tanah. Dalam tafsiran perumpamaan tentang lalang dalam Matius 13 : 36-43, yang dimaksud dengan lalang ialah dunia, bukan kerajaan.
Perumpamaan tentang ragi dalam Matius 13 : 33 memusatkan perhatian pada karya anugerah yang tidak terlihat namun pasti.
Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggru dengan jelas menunjukkan apa yang anugerah perbuyat (Mat 20 : 1-16).
Dalam perumpamaan tentang anak yang hilang ( Lukas 15 : 11-32, kesediaan sang ayah untuk menerima kembali anak yang bersalah itu melukiskan anugerah.
c. Petunjuk-petunjuk lain tentang anugerah.
Sifat Allah yang penuh anugerah dan rela memberi itu dilukiskan dalam nats-nats seperti matius 7: 7-12 dan Lukas 11 : 9-13.
Nasihat yang menuntut usaha dari pihak murid-murid serta menyiratkan akibat-akibat yang mencelakakan bila usaha-usaha itu tidak dijalankan. Misalnya dalam maitus 3 : 7-12. Keharusan untuk menghasilkan buah ditekankan Yohanes pembaptis peringatan bahwa pohon yang tidak menghasilkan buah akan ditebang dan dibuang ke dalam api ( bnd gagasan Yesus, Mat 7 ; 15-20).
Tentang orang-orang pilihan, dalam kitab-kitab injil sinoptik ada acuan-acuan lain kepada mereka yang membantu kita menetapkan artinya dalam Markus 13 : 20,22,27 orang-orang pilihan diperkenalkan tanpa informasi yang jelas tentang mereka. Namun jelas merekalah sasaran pemeliharaan Allah, dan mereka akan dihimpun dari segala penjuru pada saat kedatangan Anak manusia didalam kemuliaan-Nya.
2. Tulisan-tulisan Yohanes
a. Karya Allah yang penuh anugerah
Terang yang sesungguhnya itulah ( Firman ) yang menerangi setiap orang ( Yoh 1: 19). Firman yang di dalamnya ada hidup, yang menjadi terang bagi manusia ( Yoh 1 : 5 ). Karya berpusat dari rencana Allah bagi penebusan, yaitu inkarnasi, sepenuhnya terjadi karena prakarsa Ilahi ( Yoh 1 : 14 ).
Mereka yang percaya didalam nama-Nya diberi kuasa menjadi anak-anak Allah ( Yoh 1 :12). yang terjadi bukan kehendak manusia tetapi kehendak Allah ( Yoh 1 : 13 ).
Jadi Yohanes mengungkapkan dengan kuat keyakinannya bahwa percaya kepada Yesus dan menjadi warga keluarga Allah adalah hasil karya anugerah.
b. Pilihan Allah yang penuh anugerah.
Prakarsa Allah dalam anugerah-Nya, membuat kita cenderung mengharapkan dari injil Yohanes petunjuk-petunjuk bahwa Allah tidak membiarkan manusia untuk memilih sendiri apakah ia akan mengambil bagian manusia untuk memilih sendiri apakah ia akan mengambil bagian di dalam keselamatan atau tidak.
Petunjuk-petunjuk itu terdapat dalam beberapa nats, kita mulai dari percakapan tentang roti dalam Yohanes 6 “ semua yang datang kepadaku tidak akan kubuang” ( Yoh 6 : 37), yang datang kepadaKu ( Yoh 6: 44). Tidak seorangpun datang kepadaKu kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya ( Yoh 6 : 65). Ketiga nats ini “ datang” kepada Allah yang berarti datang dengan iman, tidak mungkin terjadi tanpa karya dari pihak Allah.
Yang lebih penting bagi tujuan kita ialah Yohanes 10 : 26-30. Yesus mengemukakan lima penegasan.
1. Para pengecam-Nya tidka percaya kepada-Nya karena mereka tidak termasuk domba-domba-Nya.
2. Ia memberi domba-domba-Nya. Hidup yang kekal, yang berarti bahwa mereka tidak akan binasa.
3. Bapa-Nya telah memberikan mereka kepada-Nya.
4. Tak seorangpun mampu merebut mereka dari tangan-Nya atau tangan Bapa, dan
5. Bapa dan Anak mempunyai kesatuan yang sempurna
Yohanes 15 : 16 memusatkan perhatian pada hal pemilihan “ bukan kamu yang memilhi aku, tetapi Akulah yang memilih kamu”. Tujuan pemilihan ialah “ supaya kamu pergi dan menghasilkan buah”. Dan gagasan bahwa Yesus telah membuat pilihan diulangi dalam Yohanes 15 : 19 .
c. Tanggung jawab manusia dan kemungkinan murtad
Dalam Yohanes 5 : 40, Yesus mendakwa orang Yahudi yang menolak datang kepada-Nya untuk memperoleh hidup. Penolakan ini menunjukkan kepada tanggung jawab manusia, Yesus menghormati kebebasan manusia ( Yoh 8 ; 32-36). Yang dimaksud-Nya ialah kebebasan yang dikaitkan dengan iman kepada Kristus, yang mencakup penyerahan penuh kepada firman-Nya.
Soal Yudas harus dipertimbangkan dalam Yohanes 6 : 70 bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini..? namun seseorang diantaramu adalah Iblis.
Dalam Yohanes 13 : 27 Yohanes berkata bahwa Yudas kerasukan Iblis. Persoalannya mengapa Yesus memilih seorang “Iblis” jawabnya ialah bahwa dalam injil Yohanes tak ada saran bahwa Yudas pernah menjadi seorang murid Yesus yang sejati yang sudah berserah kepada-Nya dalam iman.
Ini merupakan suatu rahasia pilihan ilahi, yang menunjukkan bahwa pilihan Allah tidak mesti menghasilkan iman yang benar, ketika Yesus berbicara bahwa pengajaran-Nya dimaksudkan supaya mereka jangan kecewa dan menolak Dia ( Yoh 16 : 1 ).
d. Konsep yang Serupa dalam surat-surat Yohanes
Dalam surat-surat inilah “ Anugerah” hanya muncul sekali dalam salam akrab II Yoh. 3. Gagasan tentang anugerah itu merupakan dasar I Yohanes di situ ditandaskan bahwa Allah telah menyediakan pengampunan bagi mereka yang berbuat dosa. Asalkan mereka mengaku dosanya ( I Yoh 1 ; 6-10 ).
Anugerah ini tidak dibatasi melainkan tersedia “Untuk dosa seluruh dunia” ( I Yoh 2 : 2)
Orang percaya tidak diharapkan hidup menurut kekuatannya sendiri Ia lahir dari Allah ( I Yoh 3 ; 9; 4 : 17 ), ditolong Roh Allah ( I Yoh 3 : 24 ).
Surat ini seperti Injil Yohanes, sanagt menekankan bahwa orang percaya dilindungi oleh kuasa Ilahi. Mereka “Berasal dari Allah” dibedakan dari “ yang berasal dari dunia” ( I Yoh 4 : 5-6 ). Yohanes menganggap bahwa semua orang Kristen “ berasal dari Allah” ( I Yoh 4 : 4 ), Anak-anak Allah ( I Yoh 3 : 10 ). Dapat mengenal Allah ( I Yoh 2 : 3 ). Mengasihi-Nya ( I Yoh 2 : 5; 4: 7 ). Menaati-Nya. ( I Yoh 2 : 5; 5: 3 ).
3. Kisah Para Rasul
1. Konsep anugerah lebih banyak terdapat dalm Kisah Para Rasul dari pada kitab-kitab Injil
2. Anugerah dilihat sebagai hadiah istimewa yang dapat dikenali dalam diri mereka yang memilikinya ( Kis 4 : 33 ; 11 : 23 ).
3. Bukti Kisah Para Rasul mengenai Predistinasi. Mula-mula pembaca diingatkan kembali tentang pemilihan Yesus atas murid-murid-Nya ( Kis 1 : 2 ). Melalui undian itu Allah berkenan menyatakan pilihan-Nya. ( Kis 1 : 24 ); pesannya kepada jemaat di Antiokhia Pisidia, Paulus mengingatkan pendengarnya tentang pilihan Allah dalam sejarah Israel 9 Kis 13 : 7 ).
Allah memilih Petrus memberitakan injil kepada orang bukan Yahudi ( Kis 15 : 7 ).
Dalam sidang di Yerusalem, Petrus menyimpulkan pernyataaannya dengan berkata “ Kita percaya, Bahwa oleh anugerah Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga ( Kis 15 : 11 ).
4. Paulus
A. Uraian Paulus tentang anugerah
Ajaran tentang anugerah menjadi lebih jelas alam surat-surat Paulus daripada di tempat lain dalam PB.
Tinjauan Paulus tentang anugerah Allah. Bukanlah tanpa makna bahwa dalam semua suratnya ia mencantumkan istilah “ Anugerah” pada salam pembukaan dan penutupnya. Anugerah Allah merupakan ciri yang utama dalam teologi Paulus. “ Oleh anugerah telah dibenarkan dengan Cuma-Cuma’ ( Rm 3 : 24 ). Yang disediakan anugerah, diterima oleh iman ( bnd Rm 4 : 16 ). Paulus menyimpulkan keselamatan sebagai “ Karena anugerah… oleh iman” ( Ef 2 : 8).
Karya anugerah juga muncul dalam surat-surat Korintus dalam I Kor 1 : 4. Anugerah Allah dianugerahkan dalam Kristus, Paulus sadar pengalamannya adalah berkat anugerah Allah ( I Kor 15 : 10 ), Yesus Kristus yang menjadi miskin demi kita dalam anugerah_Nya ( 2 Kor 8 : 9). Kelimpahan anugerah Allah bagi kebutuhan manusia ( 2 Kor 9 : 14, 12 : 9). Penerimaan anugerah Allah disebut hanya satu kali saja dalam surat-surat Korintus Yaitu dalam II Kor 6 : 1 Paulus menghimbau para pembacanya supaya kamu jangan membuat sia-sia anugerah Allah.
b. Pilihan Allah yang penuh anugerah.
Tema predistinasi diuraikan secara rinci dalam surat Roma ( Rm 8 : 28-30 ). Dengan ringkas menyimpulkan tentang predistinasi.
1. Paulus yakin atas pemeliharaan Allah bagi orang yang mengasihi-Nya yang telah dipanggil oleh-Nya ( Rm 8 ; 28 ).
2. Allah mengetahui dari semula dan hal ini melengkapi predistinasi ( Rm 8 : 29 ).
3. Predistinasi secara khas terjadi dengan maksud mencapai keserupaan dengan citra Allah
4. Urutannya yaitu ditentukan dari semula, dipanggil, dibenarkan, serta dimuliakan, mendukung pandangan ini
Pernyataan Paulus dalam Efesus 1 : 3-14, ia menyapa “ orang-orang kudus, orang-orang percaya” ( Pistoi, Ef 1 : 1 ) didalam Dia ( Kristo ) Allah telah memilh kita sebelum dunia dijadikan ( Ef 1 : 4 ).
Dalam surat-surat tesalonika yang berbicara tentang pilihan Allah.
Paulus berkata dalam I Tesalonika 1 : 4 “ Ia telah memilih kamu”. Injil ini disampaikan ( 1 Tes 1 : 5 ). Hasilnya mereka “ menerima firman itu” ( I Tes 1 : 6 ). Paulus menekankan prakarsa Ilahi ( Bnd. I Tes 2 : 13 ). I Tesalonika 3 : 11 ) dst. Paulus meminat agar Tuhan menjadikan mereka bertambah-tambah dalam kasih, supaya tidak bercacat dan kudus.
Paulus tidak berkata apa-apa tentang pilihan Allah dalam surat Filipi, tetapi dalam filipi 1 : 6 Ia yang memulia pekerjaan yang baik diantara kamu, akan meneruskannya sampai pada hari Kristus Yesus.
c. Kemungkinan Murtad
Kita perlu mempertimbangkan apakah Paulus membuat pernyataan khas yang mendukung pandangan bahwa orang-orang percaya pada akhirnya bisa gagal mewarisi kerajaan Allah, yang melakukan perbuatan-perbuatan daging yang tidak akan dapat bagian dalam kerajaan itu ( Gal 5 : 21 , Gal 5 : 24 ).
Rasanya tak mungkin bahwa Paulus berpikir tentang kemungkinan kehilangan keselamatannya yang kekal. Tetapi bila ia menasehati jemaat Korintus “ Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetapi tegak dalam iman” ( 2 Kor 13 : 5 ).
5. Surat Ibrani
a. Tinjaun umum
Penulis surat Ibrani dalam membicarakan tema keselamatan manusia sangat menekankan prakarsa Allah. Allah yang telah berbicara pada zaman akhir ini dengan perantaraan Anak-Nya ( Ibr. 1 : 2 ).
Sebelum mempertimbangkan nats-nats peringatan itu kita perlu memperhatikan beberapa jaminan yang kuat yang diberikan kepada orang-orang Kristen untuk menolong mereka bertekun dalam iman. Jaminan itu termauk kesetiaan Allah kepada janji-Nya ( Ibr 6 : 13 dst ). Ketida berubahan Yesus Kristus ( Ibr 13 : 8). Karya Pembelaan Kristus ( Ibr 12 : 1 dst ). Terutama Kristus sendiri sebagai perintis dan penyempurna iman kita.
Segi teladan Kristus yang ditekankan ialah kemenangan-Nya atas pencobaan. Dengan pertolongan seperti ini orang Kristen sudah terdorong untuk bertekun.
b. Nats-nats peringatan
Pertama : Dalam Ibr 2 : 1-4 disebutkan tentang bahwa dibawa arus,
Kedua : Ibrani 3 : 7 dst. Dengan peringatan kunci “ Waspadalah hai saudara-saudaraku supaya diantara kamu jangan terdapat seorang yang harinya jahat dan tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup” ( Ibrani 3 : 12 )
Ketiga : Ibrani 6 : 4-8 kemustahilan untuk memulihkan lagi hingga bertobat mereka yang sesudah diterangi menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum (Ibr 6 : 6 ).
Keempat : yang sangat mirip dengan nats ketiga Ibrani 10 : 26-31
Diperkirakan keadaaan orang yang telah dengan sengaja berdosa setelah percaya kepada Kristus : Dosa yang bersangkutan disebut menginjak-injak Annak Allah menganggap najis darah Perjanjian dan menghina Roh Anugerah ( Ibr 10 : 29 ).
Nats peringatan terakhir Ibrani 12 : 12 dst, “ jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari anugerah Allah” ( ay 15 ).
6. Bagian-bagian lain dari Perjanjian Baru
a. Surat Yakobus
Yakobus 4 : 6 secara khusus menjelaskan anugerah karena kerendahan hati merupakan tnada anugerah, maka bila Yakobus berkata bahwa anugerah yang dianugerahkan-Nya kepada kita leih besar dari pada itu tidak ada tempat bagi kebanggaan atas prestasi manusia, segala sesuatu berasal dari anugerah.
b. Surat I Petrus
Dari kata-kata pembuka I Petrus bahwa orang-orang percaya dianggap sebagai “ orang-orang yang dipilih sesuai dengan rencana Allah, bapa kita” ( I Ptr 1 : 2 ).
Mengingat penghambatan yang akan datang, orang-orang percaya sering dihimbau agar bertahan ( I Petrus 2 : 21; 4 : 1 ), Pertolongan dalam bertekun meliputi keteladanan Kristus ( I Petrus 2 : 21; 4 : 1 ), Janji Allah tentang pemulihan ( I Ptr 5 : 10 ), jaminan Perlindungan Allah ( I Ptr 1 : 5; 4 : 19 ) dan Pemberian anugerah Allah ( I Ptr 4 : 10 dst ).
c. Surat-surat II Petrus
Dalam II Petrus Nampak bahwa titik berat yang sama terletak pada prakarsa ilahi seperti dalam I Petrus. Kuasa Allahlah yang telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh “ dan” memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib ( 2 Ptr 1 : 3).
Dalam ( ayat 4 ) suatu gagasan yang pernah dianggap berasal dari pemikiran yunani. Maksud Petrus tentu seperti halnya pemikiran yunani yaitu terserapnya manusia kedalam keilahian maksud Petrus sebenarnya “ berada” di dalam kristus” atau “ tinggal didalam Kristus” ( Lihat ps 27 : 4.6 ).
d. Surat Yudas
Dalam Surat Yudas hampir sama dengan II Petrus, hal kutukan terhadap guru-guru palsu dialamtkan kepada mereka “ yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus ( Yud 1 ) guru-guru Palsu itu dilihat sebagai “hidup tanpa roh Kudus” ( Yudas 19 ). Allah secara khusus memeliharakan umat-Nya tetapi mengutuk orang-orang yang memang layak dikutuk karena hidupnya yang tak bermoral.
Guru-guru palsu itu menyalahgunakan anugerah Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan menyangkal satu-satunya penguasa dan Tuhan kita Yesus Kristus ( Yudas 4 ).
e. Kitab Wahyu
Kitab Wahyu dialamatkan khusus kepada orang-orang Kristen yang sedang di cobai dan dimaksudkan membesarkan hati mereka agar bertekun.
Dalam ketujuh surat jemaat-jemaat ( Why 1-3 ) terdapat penilaian tentang keadaan jemaat-jemaat itu.
Jemaat Efesus telah meninggalkan kasihnya yang semula, dinasehati agar bertobat kalau tidak kaki diannya akan diambil ( Why 2 : 5 ).
Dalam surat kepada Jemaat Sardis, kepada pemenang dijanjikan bahwa namanya tidak akan dihapus dari kitab kehidupan ( Why 3 : 5 ).
HIDUP BARU DALAM KRISTUS
1. Kitab-kitab Injil Sinoptik
Ada bagian kitab-kitab Injil Sinoptik yang secara tidak langsung berkaitan dengan tema ini, yaitu ayat-ayat yang memperlihatkan hubungan erat murid-murid Yesus dengan Yesus sendiri. Ucapan-ucapan dalam ayat-ayat tersebut pernah dipakai sebagai bukti bagi pandangan bahwa mistisisme Paulus didasarkan pada pengajaran Yesus. Buktinya : Penganiayaan ( Mat. 5 : 11 ). Dan Kesyahidan ( Mrk 8 : 35 ). Akan menimpa para murid oleh karena Kristus, yaitu karena mereka dianggap satu dengan Dia.
2. Tulisan-tulisan Yohanes
Injil Yohanes mencatat beberapa ucapan Yesus yang menyebut suatu hubungan mistis orang-orang Percaya dan diri-Nya, atau orang-orang percaya dan Allah.
Dalam Yohanes 6. Yaitu ajaran Yesus tentang Roti Hidup, orang yang memakan daging Kristus dan meminum darah-Nya dikatakan “ Tinggal didalam Aku dan Aku didalam dia” ( Yoh 6 : 56 ). Gagasan “ Tinggal” ucapan perpisahan dan Bapa didalam Aku. Ia berjanji bahwa murid-murid-Nya akan tahu bahwa ia didalam Bapa dan Bapa didalam Dia ( ay 20 ).
3. Kisah Para Rasul
Dalam Kisah Para Rasul ini tak ada petunjuk tentang perintah mengenai hidup baru yang disampaikan kepada orang-orang yang bertobat, dan sangat sedikit menyinggung cara hidup baru, kecuali panggilan kepada pertobatan dan iman. Aktivitas Roh begitu sering ditekankan sehingga peranan-Nya dalam hiudp baru itu tak dapat dibantah. Ungkapan “ Didalam Kristus” atau “ Didalam Roh” tidak muncul, tetapi banyak tunjukkan kepada “ Dipenuhi Roh”
4. Paulus
Paulus menggunakan ungkapan “ Hidup yang kekal” dalam tulisannya ungkapan ini terutama menunjuk kepada sesuatu yang akan diwarisi dimasa depan ( Rm 2 : 7; 5: 21; 6 : 22; Gal 6 : 8).
5. Surat Ibrani
Dalam surat Ibrani pendekatannya hampir seluruhnya bersifat objektif, yaitu menekankan apa yang Kristus telah lakukan dan masih sedang lakukan bagi kita, bukan “ didalam” kita.
6. Bagian-bagian Lain dari Perjanjian Baru
Dalam bagian-bagian PB yang lain, kita dapat melihat jejak-jejak gagasan Paulus tentang menanggalkan yang lama. Surat Ibrani menetapkan hal-hal yang harus dihindari, “ Ibr 12 : 1 “Seorang atlit Rohanik harus menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi”
Gagasan yang sama dalam Yakobus 1 : 21 “ Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak.
Petrus memperingatkan bahwa Orang Kristen tidak boleh lagi hidup menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah ( I Ptr 4 : 2 ). Dalam Why 6 : 11 diberi sehelai jubah putih, satu hal yang juga diberlakukan kepada sang pengantin dalam Wahyu 19 : 8.
PENGUDUSAN DAN KESEMPURNAAN
1. Kitab-kitab Injil Sinoptik
Yesus mengharapkan agar para pengikut-Nya memiliki sifat-sifat seperti kelemahlembutan, kerendahan hati, kemurahan dan kesucian ( Mat 5 : 5-8 ), semangat mengampuni, kasih kepada musuh ( Mat 18 : 21 dst; 5 :44 ), menuntut terjadinya suatu perubahan yang radikal dan pihak lain Ia menetapkan suatu daftar sifat-sifat buruk yang harus disingkirkan seperti : Kemunafikan, pembalasan dendam dan penghakiman ( Mat 6 : 5 dst : 23 :2 dst; Luk 6 : 29 dst; Mat 7 : 1 dst ).
2. Tulisan-tulisan Yohanes
Yesus mengharapkan murid-murid-Nya untuk menuruti perintah-Nya ( Yoh 14 : 15 ) ini adalah syarat menjadi sahabat-Nya ( Yoh 15 : 14 )
Yesus menyimpulkan tuntutan-tuntutan-Nya dengan satu perintah “ Suatu perintah baru “ agar saling mengasihi sebagaimana ia mengasihi mereka ( Yoh 13 : 34;15 : 12 ).
Tema kasih terutama adalah khas tulisan Yohanes, sebagai suatu kebajikan kristiani, kasih itu berakar dalam kasih Allah kepada anak-Nya.
3. Paulus
Bagi Paulus pengudusan merupakan hasil pelaksanaan dalam praktek dari apa yang Allah kerjakan dalam diri manusia, suatu gabungan dari karya ilahi dan upaya manusia.
Ada tiga contoh dimana pengudusan secara khas dikaitkan dengan karya Roh yaitu Roma 15 : 16; I Tesalonika 4 : 7-8; II Tesalonika 2 : 13.
4. Bagian-bagian lain dari Perjanjian Baru
Surat Ibrani menekankan tema kesempurnaan
Surat Yakobus yang bersifat praktis itu penuh dengan nasihat moral
Wawasan pengudusan ditemukan pada pembuka surat I Petrus diman pembaga digambarkan sebagai “ Yang dikuduskan oleh Roh” ( I Ptr 1 : 2 )
Daftar sifat-sifat yang diinginkan terdapat dalam II Ptr 1 : 5-11, yang memuat kebajikan pribadi maupun sosial.
Kitab Wahyu tak banyak menemukan mengeni pengudusan, tinjauan tentang jemaat-jemaat Wahyu 2-3 memuat suatu janji pada kesimpulan setiap pesan kepada orang-orang yang menang.
HUKUM TAURAT DAN KEHIDUPAN KRISTEN
Pandangan Yesus mengenai hukum Taurat menurut kitab-kitab injil sinoptik dengan memakai butir-butir berikut :
1. Yesus menganggap hukum taurat sebagai ketetapan Allah yang berisfat berwibawa dalam hal-hal agama, yang membuatnya lebih dari sekedar tuntutan hukum lahiriah
2. Ia melihat kebutuhan untuk menebus kepada arti batiniahnya yang membuatnya lebih dari sekedar tuntutan hukum lahiriah
3. Ia tidak pernah menganggap bahwa hubungan manusia dengan Allah sekarang dapat didasarkan pada pemeliharaan hukum Taurat karena ini digantikan oeh kerelaan Allah mengampuni manusia berlandaskan misi Yesus; dan
4. Perjanjian yang lama digantikan oleh perjanjian yang baru ( Mat 26 : 26 ) dan yang baru menggenapi yang lama.
Fungsi Hukum Taurat
Fungsi Taurat masa kini, Paulus membuat beberapa penegasan tentang bagaimana hukum Taurat itu kena mengenai dengan manusia sebagai pribadi.
1. Hukum Taurat membawa pengenalan akan dosa ( Rm 3 : 20; 4 : 15; 7:7 ).
2. Taurat merangsang dosa
3. Taurat itu bersifat Rohani
4. Taurat itu memberatkan
5. Taurat menjatuhkan kutuk
6. Melalui perbuatan-perbuatan melakukan taurat orang tidak dapat memperoleh kebenaran
7. Taurat adalah penuntun sampai Kristus datang
8. Taurat berakhir didalam Kristus
Kesimpulan
Manusia alamiah, yang berada dibawah penghukuman Taurat, namun diberi kemungkinan baru jika ia bertobat dan percaya kepada Kristus. Kemudian ia memperoleh pengampunan dan melalui kelahiran kembali menjadi manusia rohani. Sebagai manusia rohani ia berada “ didalam Kristus” atau “ didalam Roh” atau dengan kata lain, Kristus berdiam di dalam dia.
PERMULAAN KEHIDUPAN KRISTEN
Sasaran kita sekarang ialah membahas tanggapan manusia terhadap apa
yang telah Allah perbuat bagi manusia
Tanggapan ini mempunyai dua aspek :
1.
Berhubungan dengan manusia
sebagai pribadi
2.
Manusia yang bersekutu
Bagian tentang kehidupan Kristen ini akan dibagi menjadi lima bab
yaitu
1.
Tahap-tahap awal (
Pertobatan, iman, pengampunan)
2.
Anugerah, ( sarana-sarana ,
pemilihan, predistinasi, ketekunan
3.
Hidup baru dalam Kristus (
wawasan kemanusiaan baru )
4.
Pengudusan
5.
Hukum
1. Kitab-kitab Injil Sinoptik
a. Pertobatan
Dalam semua kitab injil sinoptik pelayanan
Yesus disajikan sebagai suatu kelanjutan dari misi Yohanes pembaptis. Dalam
memperkenalkan misi Yesus, Yohanes menyerukan kepada orang banyak agar “
bertobat” dan seruan ini diulangi oleh Yesus pada permulaan pelayanan-Nya. (
Mrk 1 : 14 dst; Mat 4 : 17 )
Tentang pertobatan pandangan Yesus berbeda
dengan pandangan Yahudi, orang Yahudi menghubungkan pertobatan dengan taurat,
sehingga berarti mendobrak ketidaktaatan seraya menganut ketaatan, sementara
pandangan Yesus sama sekali lain, menurut Yesus pertobatan mencakup suatu
perubahan arah yang radikal, bukan hanya dalam perilaku melainkan juga dalam
pemikiran.
Yohanes Pembaptis menghubungkan baptisan yang
dilakukannya dengan pertobatan ( Mat
3 : 1 dst, Mrk 1 : 4; Luk 3 : 3 ).
Ketika Yesus mengutus keduabelas murid-Nya
mereka menyampaikan amanat pertobatan yang sama ( Mrk 6 : 22 ).
Yesus menyatakan bahwa Ia datang bukan
memanggil orang yang benar, tetapi orang yang berdosa, supaya mereka bertobat (
Luk 5 : 32 )
Ia memperingatkan pendengar-Nya bahwa kalau
mereka tidak bertobat maka akan mengalami nasib yang sama dengan orang-orang
Galilea yang disembelih Pilatus dan orang-orang mati tertimpa menara dekat
siloam ( Luk 13 : 1 dst ).
Dalam perumpamaan-perumpamaan pada Lukas 15
peristiwa pertobatan merupakan sukacita di sorga ( Luk 15 ; 7,10 ).
Orang kaya dan Lazarus yang miskin, bahwa
manusia akan bertobat sekiranya seseorang dari antara orang mati datang
meyakinkan dia ( Lukas 16 : 30 ).
Tuntutan Yesus bahwa murid-murid-Nya harus
bersedia mengampuni setiap kali seseorang yang menyesali kesalahannya ( Luk 17
: 1-4 ).
Dalam amanat terakhir Yesus, berita pertobatan
dan pengampunan dosa haruslah disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari
Yerusalem ( Luk 24: 46-47).
Dari bukti diatas, jelas bahwa pertobatan
dianggap sebagai suatu prasayarat hakiki bagi mereka yang ingin menjadi
pengikut-pengikut Yesus, dan merupakan suatu kewajiban bagi seluruh orang.
Sebelum seseorang bertobat, ia tidak akan menyadari jika ia membutuhkan
keselamatan.
Ada dua aspek dari pertobatan, yaitu berbalik menjauhi dosa, lalu
berpaling kepada Allah.
b. Iman
Dalam semua bagian PB tempat utama diberi
kepada iman, atau kepada tindakan percaya, penggunaan kata “ Iman” yang khas
Kristen, yaitu dengan pengertian “menyerahkan diri kepada Kristus”
Iman dilihat-Nya sebagai alat untuk melihat
hal-hal yang tidak mungkin ( Mrk 9 : 23 ). Misi Yesus didasarkan pada keyakinan
bahwa apa yang Allah harapkan dari manusia adalah tidak mungkin terwujud
melalui upaya manusia, tetapi dapat mungkin bila iman menghubungkan manusia
dengan rencana penebusan ilahi, ajran mengenai hal-hal yang “ tidak mungkin”
ini hanya bisa terpahami bila kita mengerti bahwa ia berpusat pada tokoh yang
dikenal “ Yesus Kristus” di dalam Kristuslah Allah melakukan hal-hal yang tidak
mungkin.
Pengampunan
Dosa yang merupakan hal penghalang bagi manusia
dalam persekutuannya dengan Allah adalah hal yang cukup mendasar dalam ajaran
PB tentang manusia. langkah-langkah awal kearah pemulihan persekutuannya dengan
Allah harus memberi tempat pada pengampunan dosa.
Menurut Yesus sendiri, Ia sebagai Anak Manusia
mempunyai hak untuk mengampuni dosa, walaupun ini dianggap orang yahudi hanya
hak Allah ( mrk 2 : 10 ).
1.
Kesimpulan pengajaran
Sinoptik tentang pengampunan dalam empat pernyataan pokok 1. Tersirat kesediaan
Allah untuk mengampuni, walaupun lebih banyak diakatakan tentang tugas manusia
untuk saling mengampuni
2.
Dipandang bahwa pertobatan
mendahului pengampunan dan pengampunan itu harus dibarengi dengan semangat
mengampuni.
3.
Terdapat hubungan antara
karya Kristus dan pengampunan walaupun hanya sekali dikatakan bahwa kematian
Kristus terjadi demi pengampunan dosa.
4.
Pengampunan kelihatan selalu
berhubungan dengan dosa, atau dosa-dosa, atau hutang bukan kepada pembaharuan
walaupun banyak yang terakhir ini berasal daripadanya.
2. Tulisan-tulisan Yohanes
a. Iman
Injil Yohanes lebih memperlihatkan tuntutan
Yesus kepada murid-murid-Nya agar beriman kepada-Nya. Iman itu sama jenisya
dengan iman kepada Allah. ( Yoh 14: 1; 14:10).
Hal memulai kehidupan Kristen kadang-kadang
diungkapkan dalam istilah-istilah seperti menerima Dia ( Yoh 1 : 12) atau
mendengar suara-Nya secara efektif ( yoh 5 : 24; 6: 45; 8: 43;12: 47;18: 37
), melihat Dia ( Yoh 6 : 40;12:45)
belajar kenal akan Dia ( Yoh 14 : 7,9;17:23 ).
b. Pengampunan
Hanya ada satu pernyataan dalam Injil Yohanes
tentang pengampunan ( yoh 20 : 22;20 : 23).
Surat I Yohanes menjelaskan bahwa pengampunan ilahi
merupakan kebutuhan yang terus menerus
bagi orang percaya ( I Yohanes 1: 9).
c. Kelahiran Kembali
Ciri Khusus dari pengajaran dalam injil Yohanes
berkenaan dengan kelahiran baru dalam Yohanes 3. Dalam arti rohani, maksud-Nya
tidak segera dimengerti ( Yoh 3 : 4). Kelahiran “ baru” karya Roh Kudus ( Yoh 3
: 5 ).
Wawasan kelahiran baru pertama kali
diisyaratkan dalam Yohanes 1 : 12;1: 13). Dan juga dalam surat 1 Yohanes ( 1
Yoh2: 29:3:9;4: 7;5: 4;5:18), kelahiran baru membuat orang mengenal Allah ( 1
Yoh 4 : 7), mengalahkan dunia melalui iman ( 1 Yoh 5:4).
Kelahiran baru disebut juga dalam tiga kitab
yang lain dalam PB, yaitu dalam Titus 3 ; 5, 1 Ptr 1: 23,Ykabus 1: 18).
Tidak ada tempat dalam teologia PB bagi
pandangan bahwa manusia dapat melahirkan kembali dirinya sendiri dengan cara
mengembangkan kemampuannya yang terpendam.
3.Kisah Para Rasul
a. Pertobatan
Pada hari pentakosta “hati mereka sangat
terharu” Petrus menasehati mereka agar “bertobat dan memberi diri dibaptis
untuk pengampunan dosa” Kis 2: 38 hubungan pertobatan dengan pengampunan Kis 3:
19). Kis 5: 31 dalam Kisah 11: 18 Petrus menyatakan bahwa Allah telah
mengaruniakan “ pertobatan yang memimpin kepada hidup”.
b.Iman
Dalam Kisah Para Rasul hal memperlihatkan iman
sebagai berdampingan dengan pertobatan, persekutuan Kristen itu disebut “ semua
orang yang telah menjadi percaya” ( Yun, Hoi Pisteuontes, Kis 2 : 44
bnd 4: 4,32; 9:42; 11: 21; 14: 23). tentang objek iman, kadang-kadang itu
disebut Tuhan Yesus Kristus atau Tuhan ( Kis 11 :
7;,14,23;23:16:31;19:4;20:21;24:24). kadang-kadang Firman yang diberitakan ( kis 4;4;17: 11-12) dan kadang-kadang tidak disebut ( Kis 4: 32: 19:
18). Seseorang “penuh iman” ( Kis 6: 5;11: 24). “Membuka pintu kepada iman” penerimaan
orang-orang bukan Yahudi ke dalam persekutuan Kristen ( Kis 14 : 27).
c. Pengampunan
Hubungan antara iman dan pengampunan terdapat
dalam Kisah 10 : 43 pengampunan sebagai penghapusan dosa terlihat sebagai suatu
pengantar kepada “ waktu kelegaan” ( Kis 3 : 19). pengampunan datang melalui
Yesus Kristus ( Kis 13 :38).
4. Paulus
a. Pertobatan
Dalam II Korintus 12 ; 21 Paulus prihatin bahwa
beberapa warga Jemaat Korintus belum bertobat. dalam Roma 2 : 4 dia menantang
pembaca-pembacanya untuk mengingat bahwa kemurahan Allah dimaksudkan untuk
menuntun kepada pertobatan. pernyataan yang paling jelas tentang pertobatan
muncul dalam II Korintus 7: 9-10.
Paulus memandang pertobatan sebagai syarat
mutlak jika seseorang ingin hidup secara berkesinambungan dalam persekutuan
umat yang ditebus.
b. Iman
Iman merupakan pusat pengalaman Paulus maupun
teologinya. perolehan keselamatan baginya semata-mata dihasilkan “ oleh iman”
kadang-kadang Paulus menggunakan istilah pistis dalam arti kesetiaan Allah ( Rm
3: 3; I Kor 1: 9; 2 Kor 1: 18; 2 Tim 2 ; 13. “ Ia yang memanggil kamu adalah
setia, dan Ia juga akan menggenapinya” ( I Tes 5 : 24 ). berdasarkan kesetiaan
Allah ini, dalam surat-surat penggembalaan terdapat ucapan-ucapan yang dapat
dilukiskan sebagai “ benar dan patut diterima” ( I Tim 1: 15;3:1;4:9; 2 Tim 2: 11; Tit. 3: 8).
Berdasarkan latar belakang kesetiaan Allah inilah
penggunaan kata pistis oleh paulus bagi iman manusia kepada Allah harus
ditelaah.
Iman pada hakikatnya berarti menerima amanat
Allah, yaitu tanggapan manusia kepada pemberitaan injil. ( I Kor. 1 : 21; ef 1
: 13). iman timbul dari pendengaran ddan pendengaran oleh firman Kristus ( Rm
10: 17 ). dan bukti adanya tanggapan berdasarkan iman terletak pada pengakuan
dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan ( Rm 10 : 8 ).
c. Pengampunan
Kata benda afesis ( Pengampunan ). hanya dua
kali muncul dalam surat Paulus dalam bentuk ucapan yang sejajar.
1.
Efesus 1 : 17 “ Didalam Dia
dan oleh Darah-Nya kita beroleh penubsan yaitu pengampunan dosa.
2.
Kolose 1 : 4. Didalam Dia
kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa”.
5. Surat Ibrani
a. Pertobatan
Gagasan ini muncul tiga kali
I.
Yang Pertama ditemukan dalam
Ibrani 12 : 17 berhubungan dengan penolakan terhadap Esau yang walaupun ia
bertobat tidak menemukan peluang untuk melakukannya ( secara harafiah, tidak
ada tempat pertobatan. artinya bahwa Ia tidak mendapat kesempatan untuk
membalikkan suasana yang telah diciptakan oleh dosanya sendiri.
II.
Yang kedua, terdapat dalam
Ibrani 6. Soal kemurtadan, pada Ibrani 6 : 1 para pembacanya dinasehati agar
jangan meletakkan lagi “ dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia.
( bnd Ibr 9: 14).
III.
Yang Ketiga Ibrani 6 : 4, Merupakan pernyataan yang lebih
sulit tentang pertobatan.
b. Iman
Penulis Ibrani memahami iman sebagai dasar dari
segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita
lihat ( Ibrani 11 ; 1 ).
Penulis menuliskan daftar perbuatan-perbuatan
yang luar biasa dari orang-orang beriman, penulis mengakui bahwa tanpa kita
orang-orang ini tak dapat sampai kepada kesempurnaan ( Ibr 11: 40 ). dan Yesus
adalah perintis dan penyempurna iman kita ( Ibr 12 : 2 ).
Orang-orang Ibrani diimbau menjadi “ pencontoh
mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan
Allah” ( Ibrani 6 : 12 ). Tema “ Mencontoh iman” ( Ibrani 13 : 7 ). Nasehat
untuk berpegang teguh ( bnd Ibrani 3 : 6; 10: 23 ).
terdapat gambaran yang mencolok tentang akibat-akibat dari ketidak
percayaan dalam ibrani 3 dan 4 ketidak percayaan menghalangi orang Israel masuk
kedalam perhentian yang dijanjikan.
c. Pengampunan
Surat Ibrani ini memusatkan pada pendekatan manusia terhadap Allah.
Pengampunan disebut dua kali
( Ibrani 9 : 22; 10 : 18 ).
I.
Menghubungkan dosa dengan
pencurahan darah, sistem kurban
II.
Bahwa dimana dosa diampuni (
Seperti dalam PB, bnd Yer 31 : 33-34). Tidak diperlukan kurban apapun bagi
dosa.
6. Surat-surat lain
Bukti dari surat-surat Yakobus, Yudas, dan Petrus akan
dikelompokkan menjadi satu.
a. Pertobatan
Tema ini muncul dam II Ptr 3 : 9, yang
menekankan kerinduan Allah bahwa semua orang akan mencapai pertobatan
Walaupun pertobatan tidak disebut Yakobus,
namun ia memuji mereka yang membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang
sesat ( Yak 5 : 20 ). yang menyinggung soal pertobatan.
b. Iman
Yakobus mengakui bahwa para pembacanya “
beriman kepada Yesus Kristus, ( Yak 2 : 1 ), Perlu diuji ( Yak 1 : 3), meminta
didalam iman jangan bimbang ( Yak 1: 6 ). Doa yang lahir dari iman dapat
menghasilkan penyembuhan ( Yak 5 : 15 ).
Yakobus 2 ; 14-26. Karena menyorotkan perbedaan
gagasan Yakobus dan Paulus tentang iman. banyak orang menganggap dua penulis
tersebut bertentangan, karena Yakobus disangka mendasarkan keselamatan atas
perbuatan dan bukan atas iman.
Jenis perbuatan yang diperbincangkan Yakobus
ialah perbuatan yang berasal dari iman yang sejati. Kata kunci dalam nats ini
adalah Yoh 2 : 24 .
c. Pengampunan
Dalam surat-surat ini hanya ada satu acuan khas
kepada pengampunan, Yakobus 5 : 15.
Dalam I Ptr terdapat gagasan belas kasihan ( I
Ptr 2 : 10 ), baik II Ptr maupun yudas tidak menyebut pengampunan ataupun belas
kasihan, tetapi Yudas berbicara tentang kuasa Allah untuk membawa umat-Nya
dengan tak bernoda dihadapan kemuliaan-Nya ( Yudas 1 : 24 ).
7. Kitab Wahyu
a. Pertobatan
Dalam kitab wahyu gagasan pertobatan muncul tak
kurang dari sepuluh kali. Enam dari antaranya dalam pesan-pesan kepada
jemaat-jemaat dalam Wahyu 2 dan 3 hany dua jemaat yang luput dari nasihat agar
bertobat yaitu Smirna dan Filadelfia.
b. Iman
Iman kitab Wahyu kata pistis berarti “
Kesetiaan” Kristus sendirilah “ saksi yang setia” ( Why 1 : 4;3: 14). Ia
disebut “ yang Setia dan yang benar”. ( Why 19 : 10 ). Firman-Nya seluruhnya
tepat dan benar ( Why 21: 5; 22 : 6 ). Jemaat dinasehati agar setia ( Why 2 ;
10 ) atau digambarkan sebagai yang setia ( Why 2 : 13, Bnd 17 : 14 ). Ia
dikaitkan dengan kasih ( Why 2 : 19 ), dan dengan ketabahan ( Why 13 : 10; 14:
12 ). Ia digambarkan sebagai Iman kepadaKu ( Why 2 : 13) dan Iman kepada Yesus
( Why 14 : 12 ).
c. Pengampunan
Wawasan ini tidak muncul dalam kitab Wahyu,
tetapi boleh jadi tersirat dalam gagasan tentang jubah orang-orang kudus yang
dicuci dalam darah Anak Domba ( Why 7: 14 ). Umat Allah pastilah mereka yang
sudah. Dibebaskan dari dosa-dosa mereka ( Why 1 : 15).
Kitab ini lebih memantulkan tema penghakiman
atas kejahatan daripada rencana Allah bagi manusia berdosa.
Langganan:
Postingan (Atom)